Jumat, 02 Februari 2024

Ibadat Bacaan: Jumat, 02 Februari 2024

Jumat, 02 Februari 2024

Pekan Biasa IV – O Pekan IV

PESTA YESUS DIPERSEMBAHKAN DI BAIT ALLAH (P)

 

IBADAT BACAAN

 

PEMBUKAAN

P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku

U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu

Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus

Seperti pada permulaan, sekarang, selalu  dan sepanjang segala abad. Amin

Alleluya.

 

MADAH

Yang diramalkan oleh para nabi

Penuh Roh Tuhan di zaman bahari

Dipermaklumkan sudah terpenuhi

Dalam perawan

 

Santa Maria sudah melahirkan

Allah Putera penguasa zaman

Tak kena noda tetaplah perawan

Slama-lamanya

 

Semoga kami ya bunda Maria

Dikurniai pancaran cahaya

Yang menerangi seluruh dunia

Rahmat ilahi.

 

PENDARASAN MAZMUR

 

Antifon 1

Roh kudus telah menyatakan kepada Simeon, bahwa ia tidak akan meninggal sebelum melihat Tuhan.

 

Mazmur 2

 

Mengapa bangsa-bangsa bergelora,*

mengapa suku-suku mengerahkan pasukannya?

 

Para raja bumi bersiap-siap,*

para panglima bersekongkol melawan Tuhan dan raja yang diurapiNya:

 

“Marilah kita patahkan belenggunya,*

marilah kita gulingkan penjajahannya!”

 

Tetapi Tuhan tertawa dari takhtaNya di surga,*

Tuhan mengolok-olok mereka.

 

Dalam amarahNya Tuhan menghalau para perwira mereka,*

dan dalam murkaNya Ia mengacau-balaukan mereka.

 

Tetapi aku telah diurapi menjadi rajaNya,*

di Sion, gunungNya yang kudus.

 

Akan kubacakan surat keputusan Tuhan,*

Tuhan bersabda kepadaku:

 

“Engkaulah puteraKu,*

pada hari ini Aku menjadi Bapamu.

 

Mintalah kemakmuran, maka akan Kuberikan,+

para bangsa akan menjadi milik pusakamu,*

dan seluruh bumi akan kaukuasai.

 

Engkau akan menghancurkan musuhmu dengan tongkat besi,*

meremukkan mereka seperti jambangan tanah liat.”

 

Dan sekarang ketahuilah, hai para raja,*

awaslah, hai para panglima!

 

Beribadatlah kepada Tuhan dengan takwa,*

berbaktilah kepadaNya dengan gentar!

 

Jangan sampai Tuhan menjadi marah dan kamu binasa,*

sebab mudah sekali amarahNya menyala.

 

Berbahagialah semua orang *

yang berlindung pada Tuhan.

 

Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

seperti pada permulaan sekarang, selalu  dan sepanjang segala abad. Amin

 

Antifon 1

Roh kudus telah menyatakan kepada Simeon, bahwa ia tidak akan meninggal sebelum melihat Tuhan.

 

Antifon 2

Mereka mempersembahkan kurban kepada Tuhan sesuai dengan aturan hukum.

 

Mazmur 18 (19) A

 

Langit mewartakan kemuliaan Allah, *

Dan cakrawala memasyhurkan karya tanganNya.

 

Hari yang satu mengisahkan kepada hari yang lain,*.

Dan malam yang satu menyampaikan kepada malam yang berikut.

 

Meskipun tidak bicara dan tidak memperdengarkan suara,+

Namun di seluruh dunia bergemalah seruannya,*

Dan pesannya sampai ke perbatasan bumi.

 

Di sanalah Tuhan memasang kemah bagi sang surya,*

Yang meninggalkan peraduannya bagaikan pengantin.

 

Dengan girang sang surya menempuh jalan peredarannya,*

Laksana seorang pahlawan.

 

Dari ujung langit yang satu ia beredar ke ujung yang lain,*

Dan tidak ada yang luput dari panas teriknya.

 

Kemuliaan  kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

 

Antifon 2

Mereka mempersembahkan kurban kepada Tuhan sesuai dengan aturan hukum.

 

Antifon 3

Mataku telah melihat keselamatanMu, yang sudah Kausediakan di hadapan segala bangsa.

 

Mazmur 44 (45)

 

Hatiku meluapkan kata-kata indah,+

aku mempersembahkan laguku kepada raja,*

lidahku bagaikan gerak pena juru tulis.

 

Tereloklah baginda di antara manusia,+

tampanlah wajah baginda,*

terberkati oleh Allah selama-lamanya.

 

Ikatkanlah pedang pada pinggang, hai pahlawan,*

itulah kebanggaan dan kemuliaan baginda.

 

Demi kebenaran dan keadilan majulah dengan megah,*

dan lakukanlah perbuatan yang gagah

 

Anak panah yang tajam menembus jantung musuh baginda,*

bangsa-bangsa rebah dan takluk.

 

Takhta baginda bertahan selama-lamanya,*

tampuk pemerintahan baginda adil dan jujur.

 

Baginda cinta akan keadilan dan benci akan kelaliman,*

sebab itu baginda diurapi oleh Allah.

 

Baginda menjadi yang termulia di antara semua raja,*

pakaian kebesaran baginda harum mewangi.

 

Bunyi kecapi terdengar dari istana permaisuri,*

menggembirakan hati baginda.

 

Para putri raja-raja berarak-arak menghadap baginda,*

permaisuri berdiri di samping baginda, berhiaskan emas

 

Dengarkanlah, hai putri, perhatikanlah dengan baik,*

lupakanlah bangsa dan seisi rumah ayahmu

 

Seri baginda tertarik oleh kecantikkanmu,*

sujudlah kepadanya, sebab dialah tuanmu.

 

Putri kota Tirus datang dengan  persembahan,*

para bangsawan mengharapkan kerelaanmu.

 

Permaisuri diarak masuk, semaraklah semata-mata,*

pakaiannya bersulamkan emas.

 

Berdandanan aneka warna ia diantar mengharap raja,*

para putri raja-raja mengiringinya

 

Dengan gembira dan sorak sorai mereka diantar masuk,*

masuklah mereka ke dalam istana raja.

 

Para putera baginda akan melanjutkan kerajaan,*

baginda mengangkat mereka menjadi penguasa di seluruh bumi

 

Semoga aku memasyhurkan nama baginda turun temurun,*

maka para bangsa akan memuji baginda selama-lamanya.

 

Kemuliaan  kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

 

Antifon 3

Mataku telah melihat keselamatanMu, yang sudah Kausediakan di hadapan segala bangsa.

 

BACAAN

Dikutip dari  http://www.imankatolik.or.id

Kel 13:1-3a,11-16

Kel 13:1                Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:

 

Kel 13:2                "Kuduskanlah bagi-Ku semua anak sulung, semua yang lahir terdahulu dari kandungan pada orang Israel, baik pada manusia maupun pada hewan; Akulah yang empunya mereka."

 

Kel 13:3                Lalu berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Peringatilah hari ini, sebab pada hari ini kamu keluar dari Mesir, dari rumah perbudakan;

 

Kel 13:11              Apabila engkau telah dibawa TUHAN ke negeri orang Kanaan, seperti yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepadamu dan kepada nenek moyangmu, dan negeri itu telah diberikan-Nya kepadamu,

 

Kel 13:12              maka haruslah kaupersembahkan bagi TUHAN segala yang lahir terdahulu dari kandungan; juga setiap kali ada hewan yang kaupunyai beranak pertama kali, anak jantan yang sulung adalah bagi TUHAN.

 

Kel 13:13              Tetapi setiap anak keledai yang lahir terdahulu kautebuslah dengan seekor domba; atau, jika engkau tidak menebusnya, engkau harus mematahkan batang lehernya. Tetapi mengenai manusia, setiap anak sulung di antara anak-anakmu lelaki, haruslah kautebus.

 

Kel 13:14              Dan apabila anakmu akan bertanya kepadamu di kemudian hari: Apakah artinya itu? maka haruslah engkau berkata kepadanya: Dengan kekuatan tangan-Nya TUHAN telah membawa kita keluar dari Mesir, dari rumah perbudakan.

 

Kel 13:15              Sebab ketika Firaun dengan tegar menolak untuk membiarkan kita pergi, maka TUHAN membunuh semua anak sulung di tanah Mesir, dari anak sulung manusia sampai anak sulung hewan. Itulah sebabnya maka aku biasa mempersembahkan kepada TUHAN segala binatang jantan yang lahir terdahulu dari kandungan, sedang semua anak sulung di antara anak-anakku lelaki kutebus.

 

Kel 13:16              Hal itu harus menjadi tanda pada tanganmu dan menjadi lambang di dahimu, sebab dengan kekuatan tangan-Nya TUHAN membawa kita keluar dari Mesir."

 

BACAAN LAIN

Sumber Komsoskom.com

Mengapa Yesus dipersembahkan di Bait Allah, sementara Dia adalah Allah?

Sebagai orang Yahudi, Yusuf, Maria dan Yesus tunduk pada tradisi Yahudi. Pada hari kedelapan sesudah kelahiran-Nya, Yesus pun disunat dan diberi nama di Bait Allah; dan pada hari keempat-puluh, sesuai dengan ketetapan Kitab Imamat, Yesus dipersembahkan di Bait Allah. Dalam tradisi Yahudi, mempersembahkan anak laki-laki sulung kepada Tuhan merupakan suatu tindakan iman. Dasarnya ialah hukum Musa, bahwa setiap anak sulung pria harus dikuduskan bagi Tuhan (Kel 13:2). Anak sulung pria itu diakui sebagai milik Tuhan yang harus dikembalikan kepada-Nya. Berdasarkan budaya, orang Yahudi dahulu melaksanakan upacara-upacara tertentu sehubungan dengan kelahiran seorang anak.

 

Menyunatkan Anak

Dewasa ini banyak orang mempraktikkan penyunatan karena alasan kesehatan. Beberapa suku tradisional menyunat bayi pria, sedangkan suku-suku lain pada saat si anak berusia pubertas atau sudah siap untuk menikah. Sebagian besar di antara tradisi-tradisi itu tidak berubah selama berabad-abad, juga oleh orang Yahudi.

 

Penyunatan dalam tradisi Yahudi menandakan bahwa bayi itu diterima dalam komunitas perjanjian. Dasar perjanjian itu terdapat dalam Kitab Kejadian yakni saat Tuhan berfirman kepada Abraham, “Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat … maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal” (Kej 17:12-13). Oleh karena itu, kebiasaan ini dilaksanakan terus-menerus. Orang yang tidak bersunat dianggap kafir. Ketika kebudayaan Yunani datang ke Palestina dua abad sebelum Kristus, banyak orang Yahudi meninggalkan adat Yahudi. Beberapa orang menjalani operasi yang membuat mereka kelihatan “tidak bersunat” lagi. Hal ini serupa dengan murtad. Hukum Musa tidak menyebutkan siapa yang menyunat seorang bayi. Penyunatan umumnya dilakukan pria dewasa.

 

Hari keempat-puluh, sesudah melahirkan, seorang wanita Yahudi harus datang ke Bait Allah untuk menjalani upacara pentahiran, karena ibu yang melahirkan itu dianggap nazis selama tujuh hari dan harus menunggu masa pentahirannya selama tiga puluh tiga hari. Ritual penyucian ini adalah untuk pembersihan dari darah nafis (bdk. Im 12:7) agar ibu yang telah melahirkan itu dapat kembali beribadat. Jika yang lahir perempuan, masa itu menjadi dua kali lipat. Selama masa pentahiran itu, seorang ibu tidak boleh menyentuh benda-benda kudus, tidak boleh menginjakkan kakinya di tempat kudus, tidak boleh menghadiri perkumpulan di Bait Allah dan tidak boleh melakukan hubungan intim (Im 12:1-5).

 

Upacara penyucian ditempuh dengan cara mempersembahkan kurban yang dilakukan oleh imam. Keluarga kaya biasanya menyediakan seekor domba atau kambing yang berumur setahun. Keluarga miskin cukup menyediakan seekor burung merpati atau tekukur. Maria dan Yusuf termasuk keluarga miskin dan karenanya mereka hanya mempersembahkan dua ekor burung merpati yang diserahkan kepada imam untuk dikurbankan sebagai syarat pentahiran bagi Maria dan kurban penebusan bagi bayi Yesus.

 

Menebus Anak Sulung

Menurut tradisi Yahudi anak sulung manusia maupun hewan adalah kepunyaan Allah, sehingga mereka harus diserahkan kepada-Nya melalui pengudusan. Anak sulung hewan yang tidak nazis dipersembahkan sebagai kurban. Namun pada manusia, anak sulung harus “dikuduskan”, artinya diserahkan untuk pekerjaan dalam tempat kudus, dan suku Lewi secara khusus ditugaskan untuk pekerjaan itu (Bil 3:11-13). Kemudian tradisi penyerahan anak sulung ini diganti atau “ditebus”, artinya dibebaskan dengan bayaran berupa uang atau hewan kurban kepada seorang imam. Dalam Injil Lukas dipakai istilah Yesus dipersembahkan di Bait Allah, tidak ditebus.

 

Injil Lukas tidak bercerita tentang upacara penebusan itu sendiri dan begitu juga dalam Alkitab, tetapi pada masa para Rabi tata cara yang berikut telah ditetapkan. Peristiwa yang gembira ini dirayakan pada hari ke-31 dari hidup sang anak (apabila hari ke-31 itu jatuh pada hari Sabat, upacaranya ditunda satu hari). Perayaannya diselenggarakan di rumah si bayi, dan dihadiri oleh seorang imam dan tamu-tamu lain. Berikut tata cara upacara penebusan yang dilakukan pada masa para Rabi:

 

Upacara itu dimulai ketika sang ayah menyerahkan bayi itu kepada imam. Imam bertanya kepada sang ayah, “Apakah engkau ingin menebus anak ini ataukah engkau mau membiarkan dia tinggal bersamaku?” Sang ayah menjawab bahwa ia mau menebus anak itu, lalu ia menyerahkan lima syikal perak kepada imam. Sewaktu bayi itu dikembalikan, sang ayah mengucap syukur kepada Allah. Imam menanggapinya dengan menyatakan kepada sang ayah tiga kali kalimat berikut, “Anak laki-lakimu telah ditebus!” Setelah imam mengucapkan berkat atas bayi itu, ia bergabung dengan para undangan yang lain di meja perjamuan.

 

Pada peristiwa Yesus dipersembahkan di bait Allah, ditekankan dimensi tradisi dan kerohanian. Saat masih bayi Yesus dibawah ke bait Allah; hal ini berbeda dengan anak sulung yang hanya ditebus di rumah orang tuannya. Pada peristiwa Yesus dipersembahkan di bait Allah, Yesus dibawa ke Yerusalem dan dipersembahkan di bait Allah. Dia dimasukkan dalam tradisi perjanjian bangsa Yahudi dan secara khusus dipersembahkan kepada Allah, sebagai ungkapan ketaatan dan iman kedua orang tua-Nya kepada Allah.

 

Penginjil Lukas dalam peristiwa Yesus dipersembahkan di bait Allah menonjolkan peran Maria dan Yusuf. Maria dan Yusuf sangat setia pada Hukum Taurat. Hal ini dibuktikan dengan mempersembahkan Yesus kepada Allah. Tindakan mereka dalam menjalankan tradisi itu sekaligus ungkapan iman kepada Allah. Mereka yakin bahwa Yesus adalah milik Allah, karena itu harus dipersembahkan kembali kepada Allah. Peran Maria dan Yusuf dalam peristiwa Yesus dipersembahkan di bait Allah adalah menanamkan tradisi keagamaan mereka sejak dini kepada Yesus; dengan menyunatkan, menamai, menguduskan dan mempersembahkan Yesus di bait Allah, Yesus dimaklumkan sebagai anak sah menurut hukum. Di samping menanamkan tradisi, mereka mendidik Yesus agar siap melaksanakan misi-Nya (ay 40).

 

Pada saat Yesus dipersembahkan di bait Allah, di sana ada orang yang bernama Simeon. Nama Simeon di Yerusalem pada saat itu umum di antara orang-orang Yahudi. Simeon adalah seorang saleh, bijaksana, serta mengindahkan perintah-perintah Taurat. Oleh karena itu, dia dihormati. Usia Simeon tidak diketahui, tetapi tradisi Kristen memandangnya sebagai orang yang sudah tua. Simeon ini mengharapkan atau menanti-nantikan “penghiburan bagi Israel”. Kata penghiburan dapat mengandung arti suatu keselamatan yang dalam hal ini merujuk pada Mesias yang akan datang dan yang dinanti-nantikan oleh bangsa Israel.  Kuasa Roh Kudus menentukan dan membimbing hidupnya. Simeon mendapat pengalaman rohani yang memberi keyakinan kepadanya bahwa Allah akan membiarkannya hidup sampai ia melihat Mesias dengan matanya sendiri. Hal itu ia alami ketika melihat bayi Yesus saat dipersembahkan di bait Allah. Simeon melihat dalam diri bayi Yesus yang kecil itu tanda-tanda Mesias. Oleh karena itu, ia bersyukur dengan pujian-pujian yang berisi nubuat tentang hidup dan karya Yesus.

 

Nubuat Simeon ini berisi hal-hal berikut. Pertama, tentang keselamatan “sebab mataku telah melihat keselamatan” (Luk 2:30). Meskipun Yesus berusia 40 hari, Simeon mengenal-Nya sebagai satu-satunya penyelamat umat manusia. Kedua, penggenapan nubuat “yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa” (Luk 2:31). Dalam diri bayi Yesus Simeon melihat bahwa Allah menggenapi janji-Nya seperti dinubuatkan oleh para nabi di Perjanjian Baru. Ketiga, terang bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi “yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain” (Luk 2: 32). Allah ingin menyelamatkan seluruh dunia, karena Dia menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Keempat, kemuliaan Israel “dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu Israel” (Luk 2:32). Israel sungguh dimuliakan, karena merekalah yang akan menerima Putera Allah dan Allah memilih Putera-Nya lahir sebagai teladan manusia sejati di tengah bangsa Israel.

 

Simeon juga sadar bahwa masa depan kehidupan Yesus suram. Kidung kedua “Tanda yang menimbulkan perbantahan” mengantisipasi pengalaman hidup Yesus di masa dewasa. Yesus memang Tuhan, tetapi ke-Tuhan-Nya tidak kelihatan. Di mana-mana orang akan memandang Yesus pertama-tama sebagai manusia. Dalam situasi ini, dapat diduga nasib Yesus. Ia akan dicintai, tetapi juga dibenci bahkan dibinasakan. Hal ini diungkapkan Simeon dengan kalimat “Menjatuhkan dan menghidupkan”.  Sedang nubuat tentang “Pedang yang menembus jiwa” Maria merupakan gambaran pedang penghakiman yang memilah-milah bahkan ikatan darah kekeluargaan. Relasi yang menentukan antara Maria dan Yesus dalam Lukas bukanlah relasi darah ibu-anak, melainkan murid-guru. Maria berperan menjadi murid sejati, “yang mendengar sabda Allah dan melakukannya” (bdk. Luk 8: 19-21; 11:27-28). Kebesaran Maria terletak dalam cara dia mengambil keputusan untuk menjadi murid, yakni mendengar firman Allah dan melaksanakannya. Keputusan ini membuatnya “terberkati di antara wanita” (Luk 1:42).

 

Nubuat Simeon ini mengherankan Yusuf dan Maria, sebab Simeon mengungkapkan suatu hal yang belum mereka sadari. Dari Simeon mereka menyadari bahwa Yesus adalah Mesias, pembawa keselamatan dan terang bagi bangsa Israel. Dengan nubuat Simeon ini, mereka diberi tahu, bahwa keselamatan yang dibawa oleh Yesus meliputi segala bangsa. Dengan demikian manusia mengalami keselamatan dan terang Kristus. Manusia tidak hidup dalam kegelapan, melainkan dalam terang keselamatan yang dibawa oleh Yesus dan menjadi manusia baru.

 

Ada juga nabi wanita yang bernama Hana. Pada saat dia melihat Yesus, ia “mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem” (Luk 2:38). Atas peristiwa di bait Allah itu, Maria dan Yusuf bersukacita, sebab semua itu mengonfirmasi bahwa Yesus adalah Dia yang dijanjikan oleh Allah.

 

MADAH ALLAH TUHAN KAMI

Allah Tuhan kami,*

Engkau kami puji dan kami muliakan.

 

Bapa yang kekal,*

seluruh bumi bersembah sujud padaMu.

 

BagiMu semua malaikat bermadah,*

seluruh isi surga bernyanyi.

 

BagiMu kerubim dan serafim*

tak kunjung putus melambungkan pujian.

 

Kudus, kudus, kuduslah Tuhan,*

Allah segala kuasa.

 

Surga dan bumi*

penuh kemuliaanMu.

 

KepadaMu paduan para rasul bersyukur,*

rombongan para nabi berbakti.

 

KepadaMu barisan para martir berkurban*

dengan mempertaruhkan nyawa.

 

KepadaMu Gereja kudus beriman,*

tersebar di seluruh dunia.

 

Ya Bapa yang mahakuasa,*

pencipta semesta alam.

 

Putera sejati yang terpuji,*

Putera Bapa yang tunggal.

 

Roh kudus, cahaya mulia,*

penghibur umat beriman.

 

Engkaulah raja agung, ya Kristus,*

Engkaulah Putera Allah yang hidup.

 

Engkau sudi dikandung santa perawan,*

menjadi manusia demi keselamatan kami.

 

Engkau mematahkan belenggu maut,*

membuka pintu kerajaan surga bagi kami.

 

Engkau bertakhta mulia di sisi Bapa,*

mengadili umat manusia.

 

Kami mohon, lindungilah hamba-hambaMu,*

yang Kautebus dengan darahMu sendiri.

 

Sambutlah kami bersama para kudus*

dalam kemuliaan abadi. –

 

Selamatkanlah umatMu, ya Tuhan,*

dan berkatilah milik pusakaMu.

 

Bimbinglah kami semua*

dan muliakanlah untuk selamanya.

 

Setiap hari kami meluhurkan Dikau,*

kami memuji namaMu sepanjang masa.

 

Ya Tuhan, sudilah menjaga kami,*

agar senantiasa luput dari dosa.

 

Kasihanilah kami, ya Tuhan,*

kasihanilah kami.

 

Limpahkanlah kasih setiaMu kepada kami,*

sebab kami berharap kepadaMu.

 

KepadaMu kami percaya, ya Tuhan.*

kami takkan kecewa selama-lamanya.

 

DOA PENUTUP

Ya Allah yang kekal dan kuasa, pada hari ini dipersembahkan di kenisah PuteraMu yang tunggal, manusia seperti kami. Sucikanlah kiranya hati kami supaya kamipun dapat dipersembahkan kepadaMu. Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin

 

PENUTUP

P: Marilah memuji Tuhan

U: Syukur kepada Allah 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar