Selasa, 02 Februari 2021
Pekan Biasa
IV – O Pekan IV
PESTA YESUS
DIPERSEMBAHKAN DI BAIT ALLAH (P)
IBADAT
BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah,
bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan,
perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan
kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Seperti pada
permulaan, sekarang, selalu dan
sepanjang segala abad. Amin
Alleluya.
MADAH
Yang
diramalkan oleh para nabi
Penuh Roh
Tuhan di zaman bahari
Dipermaklumkan
sudah terpenuhi
Dalam
perawan
Santa Maria
sudah melahirkan
Allah Putera
penguasa zaman
Tak kena
noda tetaplah perawan
Slama-lamanya
Semoga kami
ya bunda Maria
Dikurniai
pancaran cahaya
Yang
menerangi seluruh dunia
Rahmat
ilahi.
PENDARASAN
MAZMUR
Antifon 1
Roh kudus
telah menyatakan kepada Simeon, bahwa ia tidak akan meninggal sebelum melihat
Tuhan.
Mazmur 2
Mengapa
bangsa-bangsa bergelora,*
mengapa
suku-suku mengerahkan pasukannya?
Para raja
bumi bersiap-siap,*
para
panglima bersekongkol melawan Tuhan dan raja yang diurapiNya:
“Marilah
kita patahkan belenggunya,*
marilah kita
gulingkan penjajahannya!”
Tetapi Tuhan
tertawa dari takhtaNya di surga,*
Tuhan
mengolok-olok mereka.
Dalam
amarahNya Tuhan menghalau para perwira mereka,*
dan dalam
murkaNya Ia mengacau-balaukan mereka.
Tetapi aku
telah diurapi menjadi rajaNya,*
di Sion,
gunungNya yang kudus.
Akan
kubacakan surat keputusan Tuhan,*
Tuhan
bersabda kepadaku:
“Engkaulah
puteraKu,*
pada hari
ini Aku menjadi Bapamu.
Mintalah
kemakmuran, maka akan Kuberikan,+
para bangsa
akan menjadi milik pusakamu,*
dan seluruh
bumi akan kaukuasai.
Engkau akan
menghancurkan musuhmu dengan tongkat besi,*
meremukkan
mereka seperti jambangan tanah liat.”
Dan sekarang
ketahuilah, hai para raja,*
awaslah, hai
para panglima!
Beribadatlah
kepada Tuhan dengan takwa,*
berbaktilah
kepadaNya dengan gentar!
Jangan
sampai Tuhan menjadi marah dan kamu binasa,*
sebab mudah
sekali amarahNya menyala.
Berbahagialah
semua orang *
yang
berlindung pada Tuhan.
Kemuliaan
kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada
permulaan sekarang, selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Antifon 1
Roh kudus
telah menyatakan kepada Simeon, bahwa ia tidak akan meninggal sebelum melihat
Tuhan.
Antifon 2
Mereka
mempersembahkan kurban kepada Tuhan sesuai dengan aturan hukum.
Mazmur 18
(19) A
Langit
mewartakan kemuliaan Allah, *
Dan
cakrawala memasyhurkan karya tanganNya.
Hari yang
satu mengisahkan kepada hari yang lain,*.
Dan malam
yang satu menyampaikan kepada malam yang berikut.
Meskipun
tidak bicara dan tidak memperdengarkan suara,+
Namun di
seluruh dunia bergemalah seruannya,*
Dan pesannya
sampai ke perbatasan bumi.
Di sanalah
Tuhan memasang kemah bagi sang surya,*
Yang
meninggalkan peraduannya bagaikan pengantin.
Dengan girang
sang surya menempuh jalan peredarannya,*
Laksana
seorang pahlawan.
Dari ujung
langit yang satu ia beredar ke ujung yang lain,*
Dan tidak
ada yang luput dari panas teriknya.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada
permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 2
Mereka
mempersembahkan kurban kepada Tuhan sesuai dengan aturan hukum.
Antifon 3
Mataku telah
melihat keselamatanMu, yang sudah Kausediakan di hadapan segala bangsa.
Mazmur 44
(45)
Hatiku
meluapkan kata-kata indah,+
aku
mempersembahkan laguku kepada raja,*
lidahku
bagaikan gerak pena juru tulis.
Tereloklah
baginda di antara manusia,+
tampanlah
wajah baginda,*
terberkati
oleh Allah selama-lamanya.
Ikatkanlah
pedang pada pinggang, hai pahlawan,*
itulah
kebanggaan dan kemuliaan baginda.
Demi
kebenaran dan keadilan majulah dengan megah,*
dan
lakukanlah perbuatan yang gagah
Anak panah
yang tajam menembus jantung musuh baginda,*
bangsa-bangsa
rebah dan takluk.
Takhta
baginda bertahan selama-lamanya,*
tampuk
pemerintahan baginda adil dan jujur.
Baginda
cinta akan keadilan dan benci akan kelaliman,*
sebab itu
baginda diurapi oleh Allah.
Baginda
menjadi yang termulia di antara semua raja,*
pakaian
kebesaran baginda harum mewangi.
Bunyi kecapi
terdengar dari istana permaisuri,*
menggembirakan
hati baginda.
Para putri
raja-raja berarak-arak menghadap baginda,*
permaisuri
berdiri di samping baginda, berhiaskan emas
Dengarkanlah,
hai putri, perhatikanlah dengan baik,*
lupakanlah
bangsa dan seisi rumah ayahmu
Seri baginda
tertarik oleh kecantikkanmu,*
sujudlah
kepadanya, sebab dialah tuanmu.
Putri kota
Tirus datang dengan persembahan,*
para
bangsawan mengharapkan kerelaanmu.
Permaisuri
diarak masuk, semaraklah semata-mata,*
pakaiannya
bersulamkan emas.
Berdandanan
aneka warna ia diantar mengharap raja,*
para putri
raja-raja mengiringinya
Dengan
gembira dan sorak sorai mereka diantar masuk,*
masuklah
mereka ke dalam istana raja.
Para putera
baginda akan melanjutkan kerajaan,*
baginda
mengangkat mereka menjadi penguasa di seluruh bumi
Semoga aku
memasyhurkan nama baginda turun temurun,*
maka para
bangsa akan memuji baginda selama-lamanya.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada
permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 3
Mataku telah
melihat keselamatanMu, yang sudah Kausediakan di hadapan segala bangsa.
BACAAN
Kel
13:1-3a,11-16
Kel
13:1 Berfirmanlah TUHAN
kepada Musa:
Kel
13:2 "Kuduskanlah
bagi-Ku semua anak sulung, semua yang lahir terdahulu dari kandungan pada orang
Israel, baik pada manusia maupun pada hewan; Akulah yang empunya mereka."
Kel
13:3 Lalu berkatalah Musa
kepada bangsa itu: "Peringatilah hari ini, sebab pada hari ini kamu keluar
dari Mesir, dari rumah perbudakan;
Kel
13:11 Apabila engkau telah
dibawa TUHAN ke negeri orang Kanaan, seperti yang telah dijanjikan-Nya dengan
sumpah kepadamu dan kepada nenek moyangmu, dan negeri itu telah diberikan-Nya
kepadamu,
Kel
13:12 maka haruslah
kaupersembahkan bagi TUHAN segala yang lahir terdahulu dari kandungan; juga
setiap kali ada hewan yang kaupunyai beranak pertama kali, anak jantan yang
sulung adalah bagi TUHAN.
Kel
13:13 Tetapi setiap anak
keledai yang lahir terdahulu kautebuslah dengan seekor domba; atau, jika engkau
tidak menebusnya, engkau harus mematahkan batang lehernya. Tetapi mengenai
manusia, setiap anak sulung di antara anak-anakmu lelaki, haruslah kautebus.
Kel
13:14 Dan apabila anakmu
akan bertanya kepadamu di kemudian hari: Apakah artinya itu? maka haruslah
engkau berkata kepadanya: Dengan kekuatan tangan-Nya TUHAN telah membawa kita
keluar dari Mesir, dari rumah perbudakan.
Kel
13:15 Sebab ketika Firaun
dengan tegar menolak untuk membiarkan kita pergi, maka TUHAN membunuh semua
anak sulung di tanah Mesir, dari anak sulung manusia sampai anak sulung hewan.
Itulah sebabnya maka aku biasa mempersembahkan kepada TUHAN segala binatang
jantan yang lahir terdahulu dari kandungan, sedang semua anak sulung di antara
anak-anakku lelaki kutebus.
Kel
13:16 Hal itu harus menjadi
tanda pada tanganmu dan menjadi lambang di dahimu, sebab dengan kekuatan tangan-Nya
TUHAN membawa kita keluar dari Mesir."
BACAAN LAIN
Sumber Komsoskom.com
Mengapa Yesus dipersembahkan di Bait Allah, sementara
Dia adalah Allah?
Sebagai orang Yahudi, Yusuf, Maria dan Yesus tunduk
pada tradisi Yahudi. Pada hari kedelapan sesudah kelahiran-Nya, Yesus pun
disunat dan diberi nama di Bait Allah; dan pada hari keempat-puluh, sesuai
dengan ketetapan Kitab Imamat, Yesus dipersembahkan di Bait Allah. Dalam
tradisi Yahudi, mempersembahkan anak laki-laki sulung kepada Tuhan merupakan
suatu tindakan iman. Dasarnya ialah hukum Musa, bahwa setiap anak sulung pria
harus dikuduskan bagi Tuhan (Kel 13:2). Anak sulung pria itu diakui sebagai
milik Tuhan yang harus dikembalikan kepada-Nya. Berdasarkan budaya, orang
Yahudi dahulu melaksanakan upacara-upacara tertentu sehubungan dengan kelahiran
seorang anak.
Menyunatkan Anak
Dewasa ini banyak orang mempraktikkan penyunatan karena
alasan kesehatan. Beberapa suku tradisional menyunat bayi pria, sedangkan
suku-suku lain pada saat si anak berusia pubertas atau sudah siap untuk
menikah. Sebagian besar di antara tradisi-tradisi itu tidak berubah selama
berabad-abad, juga oleh orang Yahudi.
Penyunatan dalam tradisi Yahudi menandakan bahwa bayi
itu diterima dalam komunitas perjanjian. Dasar perjanjian itu terdapat dalam
Kitab Kejadian yakni saat Tuhan berfirman kepada Abraham, “Anak yang berumur
delapan hari haruslah disunat … maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu
menjadi perjanjian yang kekal” (Kej 17:12-13). Oleh karena itu, kebiasaan ini
dilaksanakan terus-menerus. Orang yang tidak bersunat dianggap kafir. Ketika
kebudayaan Yunani datang ke Palestina dua abad sebelum Kristus, banyak orang
Yahudi meninggalkan adat Yahudi. Beberapa orang menjalani operasi yang membuat
mereka kelihatan “tidak bersunat” lagi. Hal ini serupa dengan murtad. Hukum
Musa tidak menyebutkan siapa yang menyunat seorang bayi. Penyunatan umumnya
dilakukan pria dewasa.
Hari keempat-puluh, sesudah melahirkan, seorang wanita
Yahudi harus datang ke Bait Allah untuk menjalani upacara pentahiran, karena
ibu yang melahirkan itu dianggap nazis selama tujuh hari dan harus menunggu
masa pentahirannya selama tiga puluh tiga hari. Ritual penyucian ini adalah
untuk pembersihan dari darah nafis (bdk. Im 12:7) agar ibu yang telah
melahirkan itu dapat kembali beribadat. Jika yang lahir perempuan, masa itu
menjadi dua kali lipat. Selama masa pentahiran itu, seorang ibu tidak boleh
menyentuh benda-benda kudus, tidak boleh menginjakkan kakinya di tempat kudus,
tidak boleh menghadiri perkumpulan di Bait Allah dan tidak boleh melakukan
hubungan intim (Im 12:1-5).
Upacara penyucian ditempuh dengan cara mempersembahkan
kurban yang dilakukan oleh imam. Keluarga kaya biasanya menyediakan seekor
domba atau kambing yang berumur setahun. Keluarga miskin cukup menyediakan
seekor burung merpati atau tekukur. Maria dan Yusuf termasuk keluarga miskin
dan karenanya mereka hanya mempersembahkan dua ekor burung merpati yang
diserahkan kepada imam untuk dikurbankan sebagai syarat pentahiran bagi Maria
dan kurban penebusan bagi bayi Yesus.
Menebus Anak Sulung
Menurut tradisi Yahudi anak sulung manusia maupun
hewan adalah kepunyaan Allah, sehingga mereka harus diserahkan kepada-Nya
melalui pengudusan. Anak sulung hewan yang tidak nazis dipersembahkan sebagai
kurban. Namun pada manusia, anak sulung harus “dikuduskan”, artinya diserahkan
untuk pekerjaan dalam tempat kudus, dan suku Lewi secara khusus ditugaskan
untuk pekerjaan itu (Bil 3:11-13). Kemudian tradisi penyerahan anak sulung ini
diganti atau “ditebus”, artinya dibebaskan dengan bayaran berupa uang atau
hewan kurban kepada seorang imam. Dalam Injil Lukas dipakai istilah Yesus
dipersembahkan di Bait Allah, tidak ditebus.
Injil Lukas tidak bercerita tentang upacara penebusan
itu sendiri dan begitu juga dalam Alkitab, tetapi pada masa para Rabi tata cara
yang berikut telah ditetapkan. Peristiwa yang gembira ini dirayakan pada hari
ke-31 dari hidup sang anak (apabila hari ke-31 itu jatuh pada hari Sabat,
upacaranya ditunda satu hari). Perayaannya diselenggarakan di rumah si bayi,
dan dihadiri oleh seorang imam dan tamu-tamu lain. Berikut tata cara upacara
penebusan yang dilakukan pada masa para Rabi:
Upacara itu dimulai ketika sang ayah menyerahkan bayi
itu kepada imam. Imam bertanya kepada sang ayah, “Apakah engkau ingin menebus
anak ini ataukah engkau mau membiarkan dia tinggal bersamaku?” Sang ayah
menjawab bahwa ia mau menebus anak itu, lalu ia menyerahkan lima syikal perak
kepada imam. Sewaktu bayi itu dikembalikan, sang ayah mengucap syukur kepada
Allah. Imam menanggapinya dengan menyatakan kepada sang ayah tiga kali kalimat
berikut, “Anak laki-lakimu telah ditebus!” Setelah imam mengucapkan berkat atas
bayi itu, ia bergabung dengan para undangan yang lain di meja perjamuan.
Pada peristiwa Yesus dipersembahkan di bait Allah,
ditekankan dimensi tradisi dan kerohanian. Saat masih bayi Yesus dibawah ke
bait Allah; hal ini berbeda dengan anak sulung yang hanya ditebus di rumah
orang tuannya. Pada peristiwa Yesus dipersembahkan di bait Allah, Yesus dibawa
ke Yerusalem dan dipersembahkan di bait Allah. Dia dimasukkan dalam tradisi
perjanjian bangsa Yahudi dan secara khusus dipersembahkan kepada Allah, sebagai
ungkapan ketaatan dan iman kedua orang tua-Nya kepada Allah.
Penginjil Lukas dalam peristiwa Yesus dipersembahkan
di bait Allah menonjolkan peran Maria dan Yusuf. Maria dan Yusuf sangat setia
pada Hukum Taurat. Hal ini dibuktikan dengan mempersembahkan Yesus kepada
Allah. Tindakan mereka dalam menjalankan tradisi itu sekaligus ungkapan iman
kepada Allah. Mereka yakin bahwa Yesus adalah milik Allah, karena itu harus
dipersembahkan kembali kepada Allah. Peran Maria dan Yusuf dalam peristiwa
Yesus dipersembahkan di bait Allah adalah menanamkan tradisi keagamaan mereka
sejak dini kepada Yesus; dengan menyunatkan, menamai, menguduskan dan
mempersembahkan Yesus di bait Allah, Yesus dimaklumkan sebagai anak sah menurut
hukum. Di samping menanamkan tradisi, mereka mendidik Yesus agar siap
melaksanakan misi-Nya (ay 40).
Pada saat Yesus dipersembahkan di bait Allah, di sana
ada orang yang bernama Simeon. Nama Simeon di Yerusalem pada saat itu umum di
antara orang-orang Yahudi. Simeon adalah seorang saleh, bijaksana, serta
mengindahkan perintah-perintah Taurat. Oleh karena itu, dia dihormati. Usia
Simeon tidak diketahui, tetapi tradisi Kristen memandangnya sebagai orang yang
sudah tua. Simeon ini mengharapkan atau menanti-nantikan “penghiburan bagi
Israel”. Kata penghiburan dapat mengandung arti suatu keselamatan yang dalam
hal ini merujuk pada Mesias yang akan datang dan yang dinanti-nantikan oleh
bangsa Israel. Kuasa Roh Kudus
menentukan dan membimbing hidupnya. Simeon mendapat pengalaman rohani yang
memberi keyakinan kepadanya bahwa Allah akan membiarkannya hidup sampai ia
melihat Mesias dengan matanya sendiri. Hal itu ia alami ketika melihat bayi
Yesus saat dipersembahkan di bait Allah. Simeon melihat dalam diri bayi Yesus
yang kecil itu tanda-tanda Mesias. Oleh karena itu, ia bersyukur dengan
pujian-pujian yang berisi nubuat tentang hidup dan karya Yesus.
Nubuat Simeon ini berisi hal-hal berikut. Pertama,
tentang keselamatan “sebab mataku telah melihat keselamatan” (Luk 2:30).
Meskipun Yesus berusia 40 hari, Simeon mengenal-Nya sebagai satu-satunya
penyelamat umat manusia. Kedua, penggenapan nubuat “yang telah Engkau sediakan
di hadapan segala bangsa” (Luk 2:31). Dalam diri bayi Yesus Simeon melihat
bahwa Allah menggenapi janji-Nya seperti dinubuatkan oleh para nabi di
Perjanjian Baru. Ketiga, terang bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi “yaitu terang
yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain” (Luk 2: 32). Allah ingin
menyelamatkan seluruh dunia, karena Dia menghendaki supaya semua orang
diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Keempat, kemuliaan
Israel “dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu Israel” (Luk 2:32). Israel sungguh
dimuliakan, karena merekalah yang akan menerima Putera Allah dan Allah memilih
Putera-Nya lahir sebagai teladan manusia sejati di tengah bangsa Israel.
Simeon juga sadar bahwa masa depan kehidupan Yesus
suram. Kidung kedua “Tanda yang menimbulkan perbantahan” mengantisipasi
pengalaman hidup Yesus di masa dewasa. Yesus memang Tuhan, tetapi ke-Tuhan-Nya
tidak kelihatan. Di mana-mana orang akan memandang Yesus pertama-tama sebagai
manusia. Dalam situasi ini, dapat diduga nasib Yesus. Ia akan dicintai, tetapi
juga dibenci bahkan dibinasakan. Hal ini diungkapkan Simeon dengan kalimat “Menjatuhkan
dan menghidupkan”. Sedang nubuat tentang
“Pedang yang menembus jiwa” Maria merupakan gambaran pedang penghakiman yang
memilah-milah bahkan ikatan darah kekeluargaan. Relasi yang menentukan antara
Maria dan Yesus dalam Lukas bukanlah relasi darah ibu-anak, melainkan
murid-guru. Maria berperan menjadi murid sejati, “yang mendengar sabda Allah
dan melakukannya” (bdk. Luk 8: 19-21; 11:27-28). Kebesaran Maria terletak dalam
cara dia mengambil keputusan untuk menjadi murid, yakni mendengar firman Allah
dan melaksanakannya. Keputusan ini membuatnya “terberkati di antara wanita”
(Luk 1:42).
Nubuat Simeon ini mengherankan Yusuf dan Maria, sebab
Simeon mengungkapkan suatu hal yang belum mereka sadari. Dari Simeon mereka
menyadari bahwa Yesus adalah Mesias, pembawa keselamatan dan terang bagi bangsa
Israel. Dengan nubuat Simeon ini, mereka diberi tahu, bahwa keselamatan yang
dibawa oleh Yesus meliputi segala bangsa. Dengan demikian manusia mengalami
keselamatan dan terang Kristus. Manusia tidak hidup dalam kegelapan, melainkan
dalam terang keselamatan yang dibawa oleh Yesus dan menjadi manusia baru.
Ada juga nabi wanita yang bernama Hana. Pada saat dia
melihat Yesus, ia “mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu
kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem” (Luk 2:38). Atas
peristiwa di bait Allah itu, Maria dan Yusuf bersukacita, sebab semua itu
mengonfirmasi bahwa Yesus adalah Dia yang dijanjikan oleh Allah.
MADAH ALLAH
TUHAN KAMI
Allah Tuhan
kami,*
Engkau kami
puji dan kami muliakan.
Bapa yang
kekal,*
seluruh bumi
bersembah sujud padaMu.
BagiMu semua
malaikat bermadah,*
seluruh isi
surga bernyanyi.
BagiMu
kerubim dan serafim*
tak kunjung
putus melambungkan pujian.
Kudus,
kudus, kuduslah Tuhan,*
Allah segala
kuasa.
Surga dan
bumi*
penuh
kemuliaanMu.
KepadaMu
paduan para rasul bersyukur,*
rombongan
para nabi berbakti.
KepadaMu
barisan para martir berkurban*
dengan
mempertaruhkan nyawa.
KepadaMu
Gereja kudus beriman,*
tersebar di
seluruh dunia.
Ya Bapa yang
mahakuasa,*
pencipta
semesta alam.
Putera
sejati yang terpuji,*
Putera Bapa
yang tunggal.
Roh kudus,
cahaya mulia,*
penghibur
umat beriman.
Engkaulah
raja agung, ya Kristus,*
Engkaulah
Putera Allah yang hidup.
Engkau sudi
dikandung santa perawan,*
menjadi
manusia demi keselamatan kami.
Engkau
mematahkan belenggu maut,*
membuka
pintu kerajaan surga bagi kami.
Engkau
bertakhta mulia di sisi Bapa,*
mengadili
umat manusia.
Kami mohon,
lindungilah hamba-hambaMu,*
yang
Kautebus dengan darahMu sendiri.
Sambutlah
kami bersama para kudus*
dalam
kemuliaan abadi. –
Selamatkanlah
umatMu, ya Tuhan,*
dan
berkatilah milik pusakaMu.
Bimbinglah
kami semua*
dan
muliakanlah untuk selamanya.
Setiap hari
kami meluhurkan Dikau,*
kami memuji
namaMu sepanjang masa.
Ya Tuhan,
sudilah menjaga kami,*
agar
senantiasa luput dari dosa.
Kasihanilah
kami, ya Tuhan,*
kasihanilah
kami.
Limpahkanlah
kasih setiaMu kepada kami,*
sebab kami
berharap kepadaMu.
KepadaMu
kami percaya, ya Tuhan.*
kami takkan
kecewa selama-lamanya.
DOA PENUTUP
Ya Allah
yang kekal dan kuasa, pada hari ini dipersembahkan di kenisah PuteraMu yang
tunggal, manusia seperti kami. Sucikanlah kiranya hati kami supaya kamipun
dapat dipersembahkan kepadaMu. Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara
kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus,
sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
P: Marilah
memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar