Kamis, 06 April 2023
PEKAN SUCI – O PEKAN II
Hari Kamis Dalam Pekan Suci (U)
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Seperti pada permulaan, sekarang dan sepanjang segala abad. Amin
MADAH
O kayu indah mulia
Yang dihias darah raja
Kau terima kehormatan
Menjadi tumpuan Tuhan
Bahagialah lenganmu
Gantungan tangan terpaku
Yang lemas namun kuasa
Merebut mangsa neraka
Hai salib harapan kami
Di masa sengsara ini
Yang saleh mohon dituntun
Yang salah mohon diampun
Tritunggal sumber selamat
Dipuji seluruh umat
Yang ditebus darah suci
Mohon selalu diberkati. Amin
PENDARASAN MAZMUR
Antifon 1
Engkaulah yang memberi kami kemenangan, ya Tuhan, namaMu kami puji sepanjang masa
Mazmur 43 (44) Bencana umat Allah
Dalam segalanya itu kita akan menang dengan jaya karena kekuasaan Kristus yang mencintai kita (Rom 8,37)
I
Ya Allah, dengan telinga kami sendiri telah kami dengar *
kisah yang diceritakan para leluhur kami,
Tentang karya agung yang Kau lakukan pada zaman mereka,*
yang Kau kerjakan dahulu kala dengan tanganMu.
Untuk menanamkan umatMu, Kauhalaukan para bangsa,*
Kau cerai beraikan mereka, supaya umatMu dapat berkembang.
Leluhur kami merebut tanah bukan berkat pedangnya sendiri,*
mereka mencapai kemenangan bukan berkat kekuatannya,
Melainkan berkat keperkasaanMu dan cahaya wajahMu,*
sebab Engkau cinta pada mereka.
Engkaulah rajaku dan Allahku,*
panglimaku yang menyelamatkan keturunan Yakub.
Berkat kekuatanMu kami tundukkan lawan kami,*
berkat namaMu kami kalahkan musuh yang menyerbu.
Sebab bukan busurku yang kuandalkan,*
bukan pedangku yang memberi kemenangan.
Melainkan Engkaulah yang memberi kami kemenangan atas musuh,*
Engkaulah yang mempermalukan lawan kami.
Maka hanya Engkaulah kebanggaan kami senantiasa,*
namaMulah kami puji sepanjang masa.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 1
Engkaulah yang memberi kami kemenangan, ya Tuhan, namaMu kami puji sepanjang masa
Antifon 2
Sayangilah, ya Tuhan, dan janganlah serahkan milik pusakaMu kepada penghinaan
II
Namun Engkau membuang dan mengaibkan kami,*
Engkau tidak lagi mendampingi tentara kami.
Engkau membiarkan kami dipukul mundur oleh lawan *
dan dirampas oleh musuh kami.
Engkau menjadikan kami bagaikan ternak sembelihan*
dan menceraiberaikan kami diantara para bangsa.
Engkau menjual umatMu tanpa harga *
dan mengganggap kami tidak bernilai.
Engkau menjadikan kami bahan celaan tetangga *
ejekan dan olok-olokan di lingkungan kami
Nama kami dipakai sebagai sindiran oleh para bangsa,*
sebagai lelucon oleh khalayak ramai.
Kehinaan menghantui kami sepanjang hari,*
kami malu dan kehilangan muka.
Sebab musuh mengumpat dan memfitnah kami,
mereka menyerang dan membalas dendam.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 2
Sayangilah, ya Tuhan, dan janganlah serahkan milik pusakaMu kepada penghinaan
Antifon 3
Bangkitlah, ya Tuhan, bebaskanlah kami dari kasih setiaMu
Segala macam cerca menimpa diri kami, †
namun kami tidak lupa akan Dikau,*
tidak pula melanggar perjanjianMu.
Hati kami tidak mengingkari Engkau,*
dan langkah kami tidak menyimpang dari jalanMu.
Engkau mematahkan hati kami,*
dan meliputi kami dengan kegelapan.-
Seandainya kami lupa akan Allah kami,*
atau menadahkan tangan kepada dewa lain,
Masakan Allah tidak mengetahuinya? *
Ia kan menyelami segala lubuk hati!
Sesungguhnya karena Engkaulah kami dibantai sepanjang hari *
dan diperlakukan sebagai domba sembelihan.
Bangkitlah, mengapa Engkau tidur, ya Tuhan kami ? *
Bangunlah, jangan marah terus menerus!
Mengapa Kau palingkan wajahMu dari pada kami? *
Mengapa penindasan dan kemalangan kami tidak Kauhiraukan?
Kepala kami ditundukkan sampai mencium debu,*
tubuh kami bertiarap melekat di tanah.
Bangkitlah untuk menolong kami! *
Bebaskan kami demi kasih setiaMu.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 3
Bangkitlah, ya Tuhan, bebaskanlah kami dari kasih setiaMu
BACAAN
Dikutip dari http://www.imankatolik.or.id
Yer 20:7-18
Yer 20:7 Engkau telah membujuk aku, ya TUHAN, dan
aku telah membiarkan diriku dibujuk; Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau
menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semuanya mereka
mengolok-olokkan aku.
Yer 20:8 Sebab setiap kali aku berbicara, terpaksa
aku berteriak, terpaksa berseru: "Kelaliman! Aniaya!" Sebab firman
TUHAN telah menjadi cela dan cemooh bagiku, sepanjang hari.
Yer 20:9 Tetapi apabila aku berpikir: "Aku
tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi
nama-Nya", maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang
menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk
menahannya, tetapi aku tidak sanggup.
Yer 20:10 Aku telah mendengar bisikan banyak orang:
"Kegentaran datang dari segala jurusan! Adukanlah dia! Kita mau mengadukan
dia!" Semua orang sahabat karibku mengintai apakah aku tersandung jatuh:
"Barangkali ia membiarkan dirinya dibujuk, sehingga kita dapat mengalahkan
dia dan dapat melakukan pembalasan kita terhadap dia!"
Yer 20:11 Tetapi TUHAN menyertai aku seperti pahlawan
yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan
mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka akan menjadi malu sekali, sebab
mereka tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan!
Yer 20:12 Ya TUHAN semesta alam, yang menguji orang
benar, yang melihat batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap
mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.
Yer 20:13 Menyanyilah untuk TUHAN, pujilah TUHAN! Sebab
ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat
jahat.
Yer 20:14 Terkutuklah hari ketika aku dilahirkan!
Biarlah jangan diberkati hari ketika ibuku melahirkan aku!
Yer 20:15 Terkutuklah orang yang membawa kabar kepada
bapaku dengan mengatakan: "Seorang anak laki-laki telah dilahirkan
bagimu!" yang membuat dia bersukacita dengan sangat.
Yer 20:16 Terjadilah kepada hari itu seperti kepada
kota-kota yang ditunggangbalikkan TUHAN tanpa belas kasihan! Didengarnyalah
kiranya teriakan pada waktu pagi dan hiruk-pikuk pada waktu tengah hari!
Yer 20:17 Karena hari itu tidak membunuh aku selagi di
kandungan, sehingga ibuku menjadi kuburanku, dan ia mengandung untuk selamanya!
Yer 20:18 Mengapa gerangan aku keluar dari kandungan,
melihat kesusahan dan kedukaan, sehingga hari-hariku habis berlalu dalam malu?
BACAAN LAIN
RENUNGAN KISAH
SENGSARA TUHAN KITA YESUS KRISTUS
J.LOVE
44. DALAM
KEGELAPAN PEKAT
Jiwa Yesus
diliputi dukacita, kegelapan dan kepahitan yang tak terkatakan.
Kegelapan di
Kalvari semakin pekat. Semua orang menjauh dari salib Yesus. Jiwa Yesus
diliputi dukacita dan kepahitan yang amat sangat. Bagi Yesus segalanya tampak
gelap, suram dan mengenaskan. Dalam keadaan terikat tanpa daya, tanpa bisa
bergerak sendiri pun. Yesus dijauhkan dari segala penghiburan ilahi maupun
manusiawi. Yesus merasa ditinggalkan oleh Allah Bapa hingga Ia berseru,
“AllahKu, AllahKu mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Sungguh sengsara batin yang
tidak terlukiskan yang harus dilalui Yesus seorang diri dan hanya ditopang oleh
iman, harapan dan kasih.
Dari sengsara
pahit Yesus inilah, kita mendapatkan rahmat untuk melawan berbagai pencobaan
pada situasi yang sama, saat kita merasa putus asa, saat kita merasa
ditinggalkan oleh semua, saat kecemasan, ketakutan, kepahitan dan kegelapan
meliputi jiwa dan batin kita dan juga saat kita merasa dijauhkan dari segala
penghiburan surgawi. Pada saat inilah kita harus berpaling kepada Yesus yang
siap sedia mencurahkan rahmatNya dan menemani kita, agar kita tidak perlu
melewati semua itu sendirian, sebab Yesus telah menyilihnya pada salib agar
kita dapat melewatinya bersama dengan Dia.
45. KEHAUSAN
Yesus sangat
kehausan akibat demam dan luka tapi mereka mengabaikanNya.
Kegelapan mulai
sirna, terang mulai muncul kembali. Yesus nyaris tak sadarkan diri. TubuhNya
pucat karena banyaknya darah yang tercurah. LidahNya kering dan Ia berkata ,
“Aku haus. Tak dapatkah engkau memberiKu sedikit air?” Para murid yang berdiri
di sekeliling salib menatap Yesus dengan pandangan duka. Yohanes diliputi rasa
sesal, “Tak terpikirkan oleh kami untuk melakukannya, ya Tuhan.” Yesus sangat
sedih karena merasa diabaikan, “Sahabat-sahabatKu juga telah melupakan Aku.
Mereka tidak memberiKu minum. Dengan demikian genaplah apa yang tertulis mengenai
Aku.”
Hingga kini,
Yesus masih terus kehausan, tapi bukan haus akan air, melainkan jiwa-jiwa.
Yesus haus akan jiwa-jiwa untuk dibawaNya kepada keselamatan kekal, dan Yesus
mengharapkan kita yang membawakan jiwa-jiwa itu untukNya. Adakah kita akan menanggapi
rasa haus Yesus ini atau kita akan mengabaikanNya hingga Yesus harus terus
menerus kehausan dan bersedih hati? Lihatlah Yesus dalam sakrat maut. Dia
menderita sengsara bagi semua jiwa termasuk kita. Dia sungguh haus akan jiwa.
Tidak maukah kita mempersembahkan jiwa-jiwa itu bagi Dia?
DOA PENUTUP
Ya Allah, sumber cinta kasih dan keselamatan, dalam kematian PuteraMu Engkau memberi kami harapan akan hidup abadi. Maka kami mohon kepadaMu: limpahkanlah kurnia kasih setiaMu kepada kami, agar berkat kebangkitan Kristus kami memperoleh kemuliaan kekal yang kami harapkan. Sebab Dialah pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar