Senin, 08 Agustus 2022
Pekan Biasa XIX - O PEKAN III
Pw. S.Dominikus, Im (P)
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Alleluya
MADAH
Ya gembala yang terhormat
Trimalah pujian umat
Tuhan sendiri terharu
Bila kami memujimu.
Kristuslah imam abadi
Yang menghidupkan kembali
Umat baru bagi Allah
Bagaikan mempelai indah.
Iapun sudah berkenan
Memilih dan mentahbiskan
Engkau menjadi pelayan
Gembala umat beriman.
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra dan RohNya
Yang melimpahkan kurnia
Kepada kita semua. Amin.
PENDARASAN MAZMUR
Antifon 1
Allah kita datang dan tidak akan diam
Mazmur 49 (50) Kebaktian sejati kepada Tuhan
Aku datang bukannya untuk membatalkan hukum Taurat, melainkan untuk menyempurnakannya (Mat 5,17)
I
Tuhanlah Allah segala dewata,*
firmanNya memanggil bumi, dari timur sampai ke barat.
Allah bersinar dari Sion, kota yang terindah,*
Allah kita datang dan tidak akan diam
Api menjilat dihadapanNya.*
badai yang dahsyat melingkungiNya.
Ia memanggil langit dan bumi *
untuk mengadili umatNya:
“Himpunkanlah di hadapanKu semua kekasihKu,
yang mengikat perjanjian dengan Daku dalam darah kurban sembelihan!”
Semoga langit mewartakan tuntutan Allah yang tepat,*
sebab Dialah Allah yang adil
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 1
Allah kita datang dan tidak akan diam
Antifon 2
Persembahkanlah pujian kepada Allah sebagai kurban
II
“Dengarlah, hai umatKu, Aku hendak berfirman, †
hai Israel, Aku hendak bersaksi melawan dikau:
Akulah Tuhan, Allahmu!
Bukan karena kurban sembelihanmu Aku menyalahkan dikau,*
bukan pula karena kurban bakaranmu yang tetap ada di hadapanKu!
Bukan kurban sapi yang Kutuntut dari kandangmu,*
bukan pula kurban kambing dari kawananmu.
Sebab milikKulah segala margasatwa di hutan *
dan segala hewan di gunung gemunung.
Aku mengenal segala burung di udara,*
dan semua binatang di padang kepunyaanKu
Seandainya Aku lapar, tidak usah Kukatakan kepadamu,*
sebab milikKulah dunia dan segala isinya.
Adakah Aku makan daging sapi,*
ataukah Aku minum darah kambing?
Persembahkanlah pujian kepada Allah sebagai kurban *
dan penuhilah nazarmu kepada Allah yang mahatinggi!
Lalu berserulah kepadaKu pada waktu kesesakan,*
niscaya Aku akan menyelamatkan dikau, dan engkau akan memuliakan Daku.”
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 2
Persembahkanlah pujian kepada Allah sebagai kurban
Antifon 3
Bukanlah kurban yang Kusukai, melainkan hati yang mengasihi Aku dan orang yang sungguh mengenal Allah.
III
Tetapi kepada orang berdosa Allah berfirman: †
“Bagaimana mungkin engkau mendaras hukumKu *
dan berani berbicara tentang perjanjianKu?
Padahal engkau membenci amanatKu *
dan mengesampingkan firmanKu!
Jika melihat pencuri, engkau berkawan dengannya,*
engkau bergaul dengan orang berzinah
Mulutmu mengeram kejahatan,*
dan lidahmu menetaskan tipu muslihat.
Engkau duduk-duduk mengumpat saudaramu,*
engkau mendesas-desuskan fitnah melawan buah kandung ibumu
Itulah yang kulakukan:*
masakan Aku diam saja
Engkau memupuk keinginan jahat,*
masakan Aku seperti engkau!
Camkanlah ini, hai kamu yang lupa akan Daku,*
jangan sampai Aku menerkam, dan tiada yang dapat melepaskan.
Barang siapa mempersembahkan kurban pujian,*
dia akan Kumuliakan.
Barang siapa mengikuti bimbinganKu,*
dia Kupuaskan dengan keselamatanKu.”
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 3
Bukanlah kurban yang Kusukai, melainkan hati yang mengasihi Aku dan orang yang sungguh mengenal Allah.
BACAAN
Dikutip dari http://www.imankatolik.or.id
Yun 3:1-4:11
Yun 3:1 Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk
kedua kalinya, demikian:
Yun 3:2 "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota
yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan
kepadamu."
Yun 3:3 Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe,
sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan
besarnya, tiga hari perjalanan luasnya.
Yun 3:4 Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu
sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: "Empat puluh hari lagi, maka
Niniwe akan ditunggangbalikkan."
Yun 3:5 Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu
mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak,
mengenakan kain kabung.
Yun 3:6 Setelah sampai kabar itu kepada raja kota
Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya,
diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu.
Yun 3:7 Lalu atas perintah raja dan para
pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: "Manusia
dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh
makan rumput dan tidak boleh minum air.
Yun 3:8 Haruslah semuanya, manusia dan ternak,
berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah
masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang
dilakukannya.
Yun 3:9 Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik
dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga
kita tidak binasa."
Yun 3:10 Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu,
yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka
menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap
mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.
Yun 4:1 Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati
Yunus, lalu marahlah ia.
Yun 4:2 Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya:
"Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku?
Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu,
bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan
berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak
didatangkan-Nya.
Yun 4:3 Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya
nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup."
Yun 4:4 Tetapi firman TUHAN: "Layakkah engkau
marah?"
Yun 4:5 Yunus telah keluar meninggalkan kota itu
dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia
duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu.
Yun 4:6 Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah
sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur
dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu.
Yun 4:7 Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing,
atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu,
sehingga layu.
Yun 4:8 Segera sesudah matahari terbit, maka atas
penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar
matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya
mati, katanya: "Lebih baiklah aku mati dari pada hidup."
Yun 4:9 Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus:
"Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya:
"Selayaknyalah aku marah sampai mati."
Yun 4:10 Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang
kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah
dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam
satu malam pula.
Yun 4:11 Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada
Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu
orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan
ternaknya yang banyak?"
BACAAN LAIN
Sumber Iman
Katolik
Dominikus lahir
pada tahun 1170 di Calaruega, Spanyol. Orangtuanya, Don Felix de Guzman dan
Joana dari Aza dikenal sebagai bangsawan Kristen yang saleh dan taat agama.
Joana ibunya kemudian dinyatakan Gereja sebagai 'beata'; kakaknya, Mannes dan
Antonio mencurahkan hidupnya bagi Tuhan dan Gereja sebagai imam; dua orang
keponakannya menjadi imam dalam ordo religius yang didirikannya, Ordo
Dominikan. Mannes dikemudian hari digelari 'beato' karena kesucian hidupnya dan
pengabdiannya yang tulus kepada Tuhan dan Gereja.
Masa kecil dan
mudanya ditandai dengan kesucian dan semangat belajar yang tinggi. Pendidikan
awalnya ditangani langsung oleh pamannya yang sudah menjadi imam. Dominikus
kemudian melanjutkan studinya ke sekolah Katedral Palencia. Pada umur 24 tahun
ia masuk biara di Osma dan tak lama kemudian ditabhiskan menjadi imam. Karier
imamatnya dimulai di Osma didukung oleh doa kontemplatif yang sungguh mendalam.
Doa kontemplatif ini yang melahirkan cinta yang tulus kepada umatnya. Karya
apostoliknya dimulai sejak tahun 1203 ketika aliran bidaah Albigensianisme
melancarkan serangan terhadap kebenaran iman Gereja. Waktu itu, Dominikus
bersama uskupnya, Diego d'Azevido sedang dalam perjalanan ke Denmark untuk
melaksanakan suatu misi diplomatik bagi Raja Alfonso IX (1188-1230).
Albigensianisme,
yang lahir pada awal abad ke-13 di kota Albi, Prancis Selatan ini, merongrong
ajaran iman yang benar. Aliran ini mengajarkan bahwa segala yang jasmani itu
jahat. Ajaran Gereja tentang Tritunggal MahaKudus, peristiwa penjelmaan dan
Penebusan umat manusia dalam Pribadi Yesus Kristus diingkarinya; juga semua
sakramen, ibadat dan apa saja yang merupakan ungkapan iman Gereja ditolak.
Karena sangat fanatik, para penganut aliran sesat ini tanpa segan merusak
gereja-gereja dan biara, menghancurkan gambar-gambar kudus dan salib. Segala
hubungan antara Gereja dan Negara ditiadakan. Mereka sangat terampil dalam
menyebarkan ajarannya sehingga menarik begitu banyak umat menjadi pengikut.
Terdorong oleh desakan batin untuk memberantas pengaruh jahat aliran sesat ini,
Dominikus mendapat ilham untuk mendirikan sebuah tarekat religius yang lebih
memusatkan perhatian pada soal Pewartaan Sabda. Ordo religius Dominikus ini
kemudian lazim dikenal dengan nama 'Ordo Praedicatorum' atau 'Ordo para
Pengkhotbah'.
Pada pertengahan
musim panas pada tahun 1206, seusai urusan diplomatik di Denmark dan kunjungan
ke Roma, Dominikus bersama Uskup Diego kembali ke Spanyol. Di Montpellier,
Prancis Selatan, mereka bertemu dengan para pengkhotbah utusan Paus yang mulai
putus asa dalam mengemban tugas memberantas pengaruh ajaran aliran sesat
Albigensianisme. Mereka berniat meninggalkan hidup biaranya karena gagal dalam
tugas pewartaannya. Banyak faktor membuat mereka gagal: para bangsawan yang
merupakan orang kepercayaan masyarakat sudah mengikuti aliran sesat itu; jumlah
imam sangat sedikit dan tidak disiapkang dengan baik dalam hal cara mewartakan
Injil, padahal para pewarta ajaran sesat itu sangat terampil dalam menyebarkan
ajarannya; faktor kegagalan yang lain datang dari kalangan Uskup Prancis
Selatan itu sendiri. Mereka acuh tak acuh terhadap bahaya yang menggoncang
ajaran iman yang benar, dan lebih getol dalam hal-hal duniawi.
Menghadapi
keputusasaan para utusan Paus, Uskup Diego dan Dominikus menasehati mereka
untuk terus mewartakan Injil Kristus meskipun banyak rintangannya. Mereka
dinasehati agar meniru teladan para Rasul dalam pewartaan Injil; memasuki
pelosok-pelosok dengan berjalan kaki tanpa membawa uang dan makanan, dan bergaul
rapat dengan rakyat yang sudah sesat. Diego dan Dominikus dengan setia menemani
mereka dalam kegiatan pewartaan itu. Hasil yang dicapai cukup lumayan, meskipun
masih ada juga kegagalan. Uskup Diego dan Dominikus serta Uskup Fulk dari
Tolouse, Prancis Utara terus mendampingi para pewarta dalam perjuangan besar
memberantas pengaruh jahat Albigensianisme.
Pada tahun 1214,
Dominikus mendiskusikan bersama rekan-rekannya rencana mendirikan sebuah
tarekat religius. Rencana ini didukung dan mulai dilaksanakan tahun berikutnya
bersamaan dengan pemberian hadiah sebuah rumah besar oleh Petrus Seila dari
Tolouse. Uskup Fulk memberi restunya.
Pandangan hidup
yang dianut Ordo Dominikan, yang dikenal dengan nama 'Ordo Predicatorum' atau
'Ordo Pengkhotbah' ini merupakan sesuatu yang belum dikenal pada masa itu.
Dominikus menggabungkan corak hidup kontemplatif dengan kehidupan aktif:
mewartakan Injil di luar biara, kerja tangan untuk memenuhi kebutuhan hidup,
belajar dan lain-lain. Misinya sungguh-sungguh merupakan sesuatu yang baru,
karena pada masa itu hal pewartaan adalah tugas khas pada Uskup. Dengan
kekhasan ini, Dominikus bermaksud memberikan Gereja suatu Ordo Religius Imam
yang berbobot dan handal.
Restu atas
berdirinya Ordo Dominikan ini diperoleh ketika Dominikus bersama Uskup Fulk
mengikuti Konsili Lateran IV di Roma pada tahun 1215. Sri Paus Innocentius III
(1198-1216) berjanji meneguhkan ordo itu apabila Dominikus sudah memiliki suatu
aturan hidup membiara yang terbukti ampuh dan sebuah gereja sebagai tempat Misa
Kudus dan upacara lainnya. Kedua tuntutan Paus ini akhirnya terpenuhi.
Dominikus bersama rekan-rekannya sepakat memilih aturan hidup Santo Agustinus
dan menyusun konstitusi ordo mereka. Uskup Fulk mempercayakan gereja Santo
Romanus di Tolouse kepada Dominikus. Di samping gereja itu, Dominikus
mendirikan rumah biaranya yang pertama.
Kekhasan Ordo
Dominikan ini diperkuat oleh suatu pengalaman mistik. Ketika berdoa di Basilik
Santo Petrus di Roma, Dominikus mengalami penglihatan berikut: Santo Petrus dan
Paulus mendatangi Dominikus. Petrus menyerahkan kepadanya sebuah kunci, dan
Paulus memberinya sebuah buku. Kepadanya Petrus dan Paulus berkata:
"Pergilah dan wartakanlah Injil, karena engkau telah ditentukan Allah
untuk misi pelayanan itu". Kecuali itu, dalam penglihatan itu pun
Dominikus menyaksikan para imamnya mewartakan Injil ke seluruh dunia.
Di Prancis
Selatan sendiri, karya pewartaan itu sulit sekali dilaksanakan karena kerusuhan
politik dan militer. Karena itu, Dominikus memutuskan untuk mewartakan Injil di
wilayah Eropa lainnya seperti Spanyol dan Paris sembil tetap menggalakkan
pewartaan di Tolouse dan Prouille. Dari wilayah-wilayah itu, Dominikus mulai
melancarkan misi universal ordonya ke berbagai daerah.
Untuk
mempertegas ciri khas ordonya, Dominikus mengundang imam-imamnya untuk
membicarakan berbagai hal penting seperti pendidikan para imam Dominikan,
kegiatan pewartaan, kepemimpinan ordo dan penghayatan kaul kemiskinan. Oleh
imam-imamnya, Dominikus sendiri diangkat sebagai pemimpin ordo pertama. Ia pun
diangkat sebagai pemimpin misi kePausan di Lombardia tatkala umat di wilayah
itu diresahkan oleh ajaran sesat. Bersama Kardinal Egolino, Dominikus
melancarkan perlawanan gencar terhadap berbagai ajaran sesat. Pekerjaan di
Lombardia sangat menguras tenaganya.
Dominikus
meninggal dunia di Bologna pada tanggal 6 Agustus 1221 setelah menderita sakit
keras. Kesucian Dominikus sungguh luar biasa. Ia seorang pendoa yang merasakan
benar makna kehadiran Allah. Tentang dirinya, rekan-rekannya berkata: "Ia
terus berbicara dengan Tuhan dan tentang Tuhan; siang hari ia bekerja bagi
sesamanya, dan malam hari ia berkontak dengan Tuhan". Sebelum meninggal ia
berpesan: "Tetaplah teguh dalam cinta kasih dan kerendahan hati, dan
jangan tinggalkan kemiskinan!"
DOA PENUTUP
Tuhan yang arif bijaksana, santo Dominikus sudah menjadi pewarta ulung kebenaranMu. Semoga ia menolong umatMu dengan jasa dan doanya serta menjadi pelindung kami yang setia. Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar