Sabtu,
31 Juli 2021
Pekan Biasa XVII – O Pekan I
Pw S. Ignasius dr Loyola, Im (P)
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Alleluya
MADAH
Ya gembala yang terhormat
Trimalah pujian umat
Tuhan sendiri terharu
Bila kami memujimu.
Kristuslah imam abadi
Yang menghidupkan kembali
Umat baru bagi Allah
Bagaikan mempelai indah.
Iapun sudah berkenan
Memilih dan mentahbiskan
Engkau menjadi pelayan
Gembala umat beriman.
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra dan RohNya
Yang melimpahkan kurnia
Kepada kita semua. Amin.
PENDARASAN MAZMUR
Ant. 1
Barang siapa merendahkan diri seperti anak kecil,
akan menjadi besar dalam kerajaan surga.
Mazmur 130 (131)
Percaya seperti anak kecil
Belajarlah
daripadaKu, sebab Aku lembut dan rendah hati (Mat 11,29)
Tuhan, hatiku tidak angkuh,*
dan mataku tidak memandang dengan sombong
Aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu muluk,*
yang melampaui kemampuanku
Tetapi aku berusaha, agar hatiku tenang dan tenteram
†
seperti bayi dipangkuan ibunya, *
seperti bayilah ketenangan jiwaku.
Berharaplah akan Tuhan, hai Israel,*
sekarang dan selama-lamanya.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Ant. 1
Barang siapa merendahkan diri seperti anak kecil,
akan menjadi besar dalam kerajaan surga.
Ant. 2
Ya Allahku, dengan hati yang sederhana dan
bergembira aku mempersembahkan segala sesuatu.
Mazmur 131 (132) Janji Allah kepada keluarga Daud
Tuhan
Allah akan mengurniakan kepadaNya takhta Daud, bapa leluhurNya (Luk 1,32)
I
Ingatlah, ya Tuhan, akan Daud, *
dan akan segala kemenangannya
Ingatlah, bagaimana ia telah bersumpah kepada
Tuhan,*
dan berjanji kepada Allah Yakub yang mahakuasa
“Sungguh, aku takkan masuk ke dalam rumah
kediamanku,*
takkan berbaring di ranjangku,
takkan membiarkan mataku tertidur,*
ataupun membiarkan kelopak mataku terlelap,
sampai aku mendapatkan tempat bagi Tuhan,*
kediaman bagi Allah Yakub
Kita telah mendengar tentang tabut itu di Efrata,*
telah mengetahuinya di padang Ya’ar
Mari kita pergi ke tempat kediaman Tuhan,*
bersembah sujud di hadapan tumpuan kakiNya.
Bangunlah, ya Tuhan, silakan ke tempat istirahatMu,*
Engkau beserta tabut kekuatanMu
Semoga para imamMu berpakaian kesucian,*
dan umatMu bersorak kegirangan
Demi Daud, hambaMu,*
janganlah Kaupalingkan wajahMu dari raja yang
Kauurapi.
Kemuliaan
kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Ant. 2
Ya Allahku, dengan hati yang sederhana dan
bergembira aku mempersembahkan segala sesuatu.
Ant. 3
Tuhan telah mengangkat sumpah kepada Daud dan
meneguhkan kerajaannya untuk selama-lamanya.
II
Tuhan telah mengangkat sumpah kepada Daud *
dan tidak akan mengingkarinya:
“Seorang anak kandungmu *
akan Kududukkan di atas takhtamu
jika para anakmu berpegang pada perjanjianKu *
dan pada peraturan yang Kuajarkan kepada mereka,
maka anak merekapun *
akan duduk di atas takhtamu selama-lamanya.”
Sebab Tuhan telah memilih Sion *
agar menjadi tempat tinggalNya:
“Disinilah peristirahatanKu untuk selama-lamanya,*
di sini Aku akan tinggal, karena itulah kehendakKu
orang jujur akan Kuberkati dengan berlimpah,*
orang miskin akan Kukenyangkan
para imam akan Kukenakan pakaian kesucian,*
dan umat akan bersorak gembira
di sana Aku akan memberikan kekuasaan kepada Daud,*
menyediakan cahaya bagi raja yang Kuurapi
musuhnya akan Kupermalukan,*
tetapi dia akan Kumahkotai kemuliaan.”
Kemuliaan
kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Ant. 3
Tuhan telah mengangkat sumpah kepada Daud dan meneguhkan
kerajaannya untuk selama-lamanya.
BACAAN
1Raj 18:16b-40
18:16b Kemudian
Ahab pergi menemui Elia.
18:17
Segera sesudah Ahab melihat Elia, ia berkata kepadanya: "Engkaukah
itu, yang mencelakakan Israel?"
18:18
Jawab Elia kepadanya: "Bukan aku yang mencelakakan Israel,
melainkan engkau ini dan kaum keluargamu, sebab kamu telah meninggalkan
perintah-perintah TUHAN dan engkau ini telah mengikuti para Baal.
18:19
Sebab itu, suruhlah mengumpulkan seluruh Israel ke gunung Karmel, juga
nabi-nabi Baal yang empat ratus lima puluh orang itu dan nabi-nabi Asyera yang
empat ratus itu, yang mendapat makan dari meja istana Izebel."
18:20
Ahab mengirim orang ke seluruh Israel dan mengumpulkan nabi-nabi itu ke
gunung Karmel.
18:21
Lalu Elia mendekati seluruh rakyat itu dan berkata: "Berapa lama
lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah
Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia." Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya
sepatah katapun.
18:22 Lalu Elia berkata kepada rakyat itu:
"Hanya aku seorang diri yang tinggal sebagai nabi TUHAN, padahal nabi-nabi
Baal itu ada empat ratus lima puluh orang banyaknya.
18:23
Namun, baiklah diberikan kepada kami dua ekor lembu jantan; biarlah
mereka memilih seekor lembu, memotong-motongnya, menaruhnya ke atas kayu api,
tetapi mereka tidak boleh menaruh api. Akupun akan mengolah lembu yang seekor
lagi, meletakkannya ke atas kayu api dan juga tidak akan menaruh api.
18:24
Kemudian biarlah kamu memanggil nama allahmu dan akupun akan memanggil
nama TUHAN. Maka allah yang menjawab dengan api, dialah Allah!" Seluruh
rakyat menyahut, katanya: "Baiklah demikian!"
18:25
Kemudian Elia berkata kepada nabi-nabi Baal itu: "Pilihlah seekor
lembu dan olahlah itu dahulu, karena kamu ini banyak. Sesudah itu panggillah
nama allahmu, tetapi kamu tidak boleh menaruh api."
18:26
Mereka mengambil lembu yang diberikan kepada mereka, mengolahnya dan
memanggil nama Baal dari pagi sampai tengah hari, katanya: "Ya Baal,
jawablah kami!" Tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab. Sementara
itu mereka berjingkat-jingkat di sekeliling mezbah yang dibuat mereka itu.
18:27
Pada waktu tengah hari Elia mulai mengejek mereka, katanya:
"Panggillah lebih keras, bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin
ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum
terjaga."
18:28
Maka mereka memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan
pedang dan tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran dari
tubuh mereka.
18:29
Sesudah lewat tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan
korban petang, tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda
perhatian.
18:30
Kata Elia kepada seluruh rakyat itu: "Datanglah dekat
kepadaku!" Maka mendekatlah seluruh rakyat itu kepadanya. Lalu ia
memperbaiki mezbah TUHAN yang telah diruntuhkan itu.
18:31
Kemudian Elia mengambil dua belas batu, menurut jumlah suku keturunan
Yakub. --Kepada Yakub ini telah datang firman TUHAN: "Engkau akan bernama
Israel." --
18:32
Ia mendirikan batu-batu itu menjadi mezbah demi nama TUHAN dan membuat
suatu parit sekeliling mezbah itu yang dapat memuat dua sukat benih.
18:33
Ia menyusun kayu api, memotong lembu itu dan menaruh
potongan-potongannya di atas kayu api itu.
18:34
Sesudah itu ia berkata: "Penuhilah empat buyung dengan air, dan
tuangkan ke atas korban bakaran dan ke atas kayu api itu!" Kemudian
katanya: "Buatlah begitu untuk kedua kalinya!" Dan mereka berbuat
begitu untuk kedua kalinya. Kemudian katanya: "Buatlah begitu untuk ketiga
kalinya!" Dan mereka berbuat begitu untuk ketiga kalinya,
18:35
sehingga air mengalir sekeliling mezbah itu; bahkan parit itupun penuh
dengan air.
18:36
Kemudian pada waktu mempersembahkan korban petang, tampillah nabi Elia
dan berkata: "Ya TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, pada hari ini
biarlah diketahui orang, bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel dan
bahwa aku ini hamba-Mu dan bahwa atas firman-Mulah aku melakukan segala perkara
ini.
18:37
Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini mengetahui,
bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat
kembali."
18:38 Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis
korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu
habis dijilatnya.
18:39
Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta
berkata: "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!"
18:40
Kata Elia kepada mereka: "Tangkaplah nabi-nabi Baal itu, seorangpun
dari mereka tidak boleh luput." Setelah ditangkap, Elia membawa mereka ke
sungai Kison dan menyembelih mereka di sana.
BACAAN LAIN
Sumber Iman
Katolik
Ignasius Loyola
lahir di Azpeitia di daerah Basque, Propinsi Guipuzcoa, Spanyol Utara pada
tahun 1491. Putera bungsu keluarga bangsawan Don Beltran de Onazy Loyola dan
Maria Sanchez de Licona ini diberi nama Inigo Lopez de Loyola. Semenjak kecil
hingga masa mudanya, Ignasius mengecap kenikmatan hidup mewah di lingkungan
istana. Ia dididik dalam tradisi dan kebiasaan hidup istana yang ketat. Pada
tahun 1517, Ignatius menjadi tentara kerajaan Spanyol. Empat tahun kemudian,
pada tanggal 20 Mei 1521, Ignasius menderita luka parah terkena peluru ketika
mempertahankan benteng Pamplona dari serangan tentara Prancis. Penderitaan
fisik dan mental yang hebat ini ditanggungnya dengan sabar dan berani dalam perawatan
selama hampir satu tahun.
Masa pemulihan
kesehatannya yang begitu lama menjadi baginya suatu masa ber-rahmat, di mana ia
menemukan ambang pintu bagi kehidupannya sebagai 'manusia baru'. Selama masa
perawatannya, ia ingin sekali menghalau kebosanannya dengan membaca buku-buku
kepahlawanan. Sayang sekali bahwa buku-buku heroik yang ingin dibacanya tidak
tersedia disitu. Satu-satunya buku yang tersedia ialah buku tentang kehidupan
Kristus dan Para Orang Kudus. Demi memuaskan keinginannya, ia terpaksa menjamah
dan membolak-balik buku itu. Tanpa disadarinya apa yang dibacanya tertanam dan
mulai bersemi dalam lubuk hatinya. Kalbunya serasa sejuk bila menekuni bacaan
itu. Lambat laun ia memutuskan untuk menyerahkan seluruh sisa hidupnya bagi
Tuhan sebagai Abdi Allah. Ia tidak ingin lagi menjadi pahlawan duniawi.
Kepribadiannya berubah secara total. Dari suatu cara hidup duniawi yang
sia-sia, ia menjadi seorang rohaniwan yang melekat erat pada Tuhan dalam cinta
kasih yang mendalam. Ia bahkan bertekad melampaui pahlawan-pahlawan suci
lainnya.
Pada tahun 1522,
Ignasius pergi ke biara Benediktin Montserrat, Timur Laut Spanyol. Selama tiga
hari berada disana, ia berdoa dengan tekun dan memohon ampun atas semua dosanya
di masa silam. Semua miliknya diberikan kepada orang-orang miskin. Niatnya yang
sungguh untuk mengabdi Tuhan dan sesama ditunjukkan dengan meletakkan pedangnya
di bawah kaki altar biara itu, pada tanggal 24 Maret malam hari. Keesokan
harinya setelah merayakan Ekaristi dan menerima Komuni Kudus, Ignasius pergi ke
sebuah gua dekat Manresa. Di gua ini ia mengalami suasana tenang dan damai yang
menyenangkan. Dan gua ini jugalah yang menjadi tempat kelahiran baru baginya
sebagai seorang 'manusia baru'. Meditasi dan doa-doanya selama berada di gua
ini mengaruniakan kepadanya suatu pemahaman yang baru tentang kehidupan rohani.
Pemahaman ini diabadikannya dalam bukunya yang berjudul 'Latihan Rohani' yang
masih relevan hingga sekarang. Dari Manresa, Ignasius bermaksud berziarah ke
Tanah Suci untuk menobatkan orang-orang yang belum mengakui Kristus. Tetapi
niat ini dibatalkan karena kondisi negeri Palestina yang tidak memungkinkan.
Sebagai gantinya, ia kembali ke Barcelona, Spanyol.
Pada tahun 1524,
Ignasius semakin yakin bahwa tugas pelayanan bagi Tuhan dan sesama perlu
didukung oleh pendidikan yang memadai. Karena itu, selama 10 tahun ia berjuang
memperkaya diri dengan berbagai ilmu pengetahuan. Ia belajar di Alcala de
Henares (1526-1527), Salamanca (1527-1528) dan Paris (1528-1535) hingga
memperoleh gelar sarjana pada tanggal 14 Mei 1535. Masa pendidikan ini
menjadikan dia seorang yang berkepribadian matang, penuh disiplin diri, dan
berpengetahuan luas dan mendalam. Kepribadian dan pengetahuan itu sangat
penting bagi peranannya sebagai pemimpin di kemudian hari. Kadang-kadang ia
memberikan pelajaran agama serta bimbingan rohani kepada orang-orang yang
datang kepadanya. Tetapi kegiatan ini menimbulkan kecurigaan para pejabat
Gereja. Sebab tidaklah lazim seorang awam mengajar agama dan spiritualisme.
Kariernya sebagai
Abdi Allah dimulainya dengan mengumpulkan beberapa orang pemuda yang tertarik
pada karya pelayanan kepada Tuhan dan GerejaNya. Pemuda-pemuda yang menjadi
pengikutnya yang pertama, antara lain Beato Petrus Faber, Santo Fransiskus
Xaverius, Diego Laynez, Simon Rodiquez, Alonso Salmeron, dan Nikolas Bobadilla.
Kelompok pertama dari Serikat Yesus ini mengucapkan kaul hidup religius di
kapel Biara Benediktin di Montmartre. Selain mengikrarkan ketiga kaul hidup
membiara: kemurnian, ketaatan dan kemiskinan, mereka pun mengikrarkan kaul
tambahan, yakni kesediaan menjalankan karya misioner di Tanah Suci di antara
orang-orang Islam. Ignatius sendiri kemudian ditabhiskan menjadi imam pada
tanggal 24 Juni 1937. Karena misi ke Palestina tak mungkin diwujudkan akibat
perang waktu itu, maka kaul tambahan 'kesediaan melanjutkan karya misi di Tanah
Suci' dibatalkan dan diganti 'Pengabdian khusus kepada Sri Paus'. Untuk itu
Ignatius bersama rekan-rekannya menawarkan diri kepada Paus Paulus III
(1534-1549) untuk mengerjakan tugas saja yang diberikan oleh Paus, dimana saja
dan kapan saja.
Pada tanggal 27
September 1540, Paus Paulus III merestui keberadaan kelompok Ignasian, yang
kemudian dikokohkan menjadi sebuah serikat rohaniwan dengan nama Serikat Yesus.
Ignasius sendiri diangkat sebagai pemimpin pertama dalam sebuah upacara di
basilik santo Paulus. Selama 15 tahun (1541-1556) memimpin Serikat Yesus,
Ignasius memusatkan perhatiannya pada pembinaan semangat religius ordonya. Sembayannya-yang
kemudian menjadi semboyan umum Serikat Yesus-dalam melaksanakan tugasnya ialah
"Ad Maiorem Dei Gloriam". Ia mendirikan banyak kolose antara lain
kolose Roma (yang kemudian menjadi Universitas Gregoriana) dan kolose Jerman
yang khusus mendidik para calon imam untuk karya kerasulan di wilayah-wilayah
Katolik yang sudah dipengaruhi oleh Reformasi Protestan. Selama
kepemimpinannya, Ignatius melibatkan imam-imamnya dalam usaha membendung arus
pengaruh Protestatisme di Eropa Utara dan dalam Pewartaan Sabda kepada semua
orang Katolik tanpa memandang kelas sosialnya. Ia Fransiskus Xaverius, sahabat
akrabnya, ke benua Asia yang masih kafir untuk membuka lahan baru bagi karya
misioner Gereja.
Ignasius dikenal
sebagai seorang rahoniwan yang ramah kepada sesamanya. Kasih sayangnya yang
besar kepada orang-orang sakit dan lemah, anak-anak dan pendidikannya, terutama
orang-orang berdosa banyak kali membuatnya menangis karena memikirkan
kemalangan mereka. Ordo Yesuit yang didirikannya dipoles menjadi sebuah ordo
religius yang bebas dari keketatan aturan hidup monastik lama yang kaku.
Sebagai reaksi terhadap kekejaman Gereja Abad Pertengahan, yang melahirkan
Reformasi Protestan, Ignasius menuntut ketaatan mutlak terhadap Tahkta Suci dan
prinsip-prinsip Katolik. Reret yang teratur diupayakannya sebagai suatu sarana
ampuh bagi kedalaman spiritualitas orang-orang Kristen.
Sebelum wafatnya
pada tanggal 31 Juli 1556, Ignasius menyaksikan keberhasilan Ordonya dalam
mengabdi Tuhan dan GerejaNya. Propinsi serikatnya pada masa itu telah berjumlah
12 dengan 1000 orang imam dan kira-kira 100 buah biara dan kolose. Ignasius
dinyatakan sebagai 'beato' oleh Paus Paulus V pada tanggal 3 Desember 1609 dan
kemudian oleh Paus Gregorius XV dinyatakan sebagai 'santo' pada tanggal 12
Maret 1622. Ignasius diangkat sebagai pelindung semua kegiatan rohani oleh Paus
Pius XI pada tahun 1922.
DOA PENUTUP
Allah yang
mahamulia, untuk menyebarluaskan kemuliaan namaMu Engkau menampilkan santo
Ignasius di tengah umat. Semoga dengan bantuan dan teladannya kami berjuang di
dunia, agar dimahkotai sertanya di surga. Demi Yesus Kristus, Puteramu dan
pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh
kudus, sepanjang segala masa. Amin
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar