Kamis, 21 Januari 2021
Pekan Biasa II – O Pekan II
Pw.S.Agnes, Perawan dan Martir (M)
Hari Keempat Pekan Doa Sedunia
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah,
bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan,
perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa
dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Alleluya
MADAH
Kristus sumber kemurnian
Dan tumpuan kemartiran
Yang mengganjar keduanya
Dengarkanlah doa hamba.
Perawan tabah dan murni
Yang kami kenangkan ini
Merebut dua mahkota
Sebagai martir dan dara.
Semoga berkat doanya
Kaulebur semua dosa
Yang pernah kami lakukan
Tergoda bujukan lawan.
Mulyalah Engkau ya Tuhan
Yang lahir dari perawan
Bersama Bapa dan RohNya
Sepanjang segala masa.Amin
PENDARASAN MAZMUR
Ant.
1 Engkaulah yang memberi
kami kemenangan, ya Tuhan, namaMu kami puji sepanjang masa, (M.P Alleluya)
Mazmur 43
(44) Bencana umat Allah
Dalam segalanya itu kita akan menang dengan jaya
karena kekuasaan Kristus yang mencintai kita (Rom 8,37)
I
Ya Allah, dengan telinga
kami sendiri telah kami dengar *
kisah yang diceritakan
para leluhur kami,
Tentang karya agung yang
Kau lakukan pada zaman mereka,*
yang Kau kerjakan
dahulu kala dengan tanganMu.
Untuk menanamkan umatMu,
Kauhalaukan para bangsa,*
Kau cerai beraikan
mereka, supaya umatMu dapat berkembang.
Leluhur kami merebut
tanah bukan berkat pedangnya sendiri,*
mereka mencapai
kemenangan bukan berkat kekuatannya,
Melainkan berkat
keperkasaanMu dan cahaya wajahMu,*
sebab Engkau cinta pada
mereka.
Engkaulah rajaku dan
Allahku,*
panglimaku yang
menyelamatkan keturunan Yakub.
Berkat kekuatanMu kami
tundukkan lawan kami,*
berkat namaMu kami
kalahkan musuh yang menyerbu.
Sebab bukan busurku yang
kuandalkan,*
bukan pedangku yang
memberi kemenangan.
Melainkan Engkaulah yang
memberi kami kemenangan atas musuh,*
Engkaulah yang
mempermalukan lawan kami.
Maka hanya Engkaulah
kebanggaan kami senantiasa,*
namaMulah kami puji
sepanjang masa.
Kemuliaan kepada Bapa
dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Ant.
1 Engkaulah yang memberi
kami kemenangan, ya Tuhan, namaMu kami puji sepanjang masa, (M.P Alleluya)
Ant.
2 Sayangilah, ya Tuhan,
dan janganlah serahkan milik pusakaMu kepada penghinaan.
II
Namun Engkau membuang
dan mengaibkan kami,*
Engkau tidak lagi
mendampingi tentara kami.
Engkau membiarkan kami
dipukul mundur oleh lawan *
dan dirampas oleh musuh
kami.
Engkau menjadikan kami
bagaikan ternak sembelihan*
dan menceraiberaikan
kami diantara para bangsa.
Engkau menjual umatMu
tanpa harga *
dan mengganggap kami
tidak bernilai.
Engkau menjadikan kami
bahan celaan tetangga *
ejekan dan olok-olokan
di lingkungan kami
Nama kami dipakai
sebagai sindiran oleh para bangsa,*
sebagai lelucon oleh
khalayak ramai.
Kehinaan menghantui kami
sepanjang hari,*
kami malu dan kehilangan
muka.
Sebab musuh mengumpat
dan memfitnah kami,
mereka menyerang dan
membalas dendam.
Kemuliaan kepada Bapa
dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Ant.
2 Sayangilah, ya Tuhan,
dan janganlah serahkan milik pusakaMu kepada penghinaan.
Ant.
3 Bangkitlah, ya Tuhan,
bebaskanlah kami demi kasih setiaMu, (M.P Alleluya).
III
Segala macam cerca
menimpa diri kami, †
namun kami tidak lupa
akan Dikau,*
tidak pula melanggar
perjanjianMu.
Hati kami tidak
mengingkari Engkau,*
dan langkah kami tidak
menyimpang dari jalanMu.
Engkau mematahkan hati
kami,*
dan meliputi kami dengan
kegelapan.-
Seandainya kami lupa
akan Allah kami,*
atau menadahkan tangan
kepada dewa lain,
Masakan Allah tidak
mengetahuinya? *
Ia kan menyelami segala
lubuk hati!
Sesungguhnya karena
Engkaulah kami dibantai sepanjang hari *
dan diperlakukan sebagai
domba sembelihan.
Bangkitlah, mengapa
Engkau tidur, ya Tuhan kami ? *
Bangunlah, jangan marah
terus menerus!
Mengapa Kau palingkan
wajahMu dari pada kami? *
Mengapa penindasan dan
kemalangan kami tidak Kauhiraukan?
Kepala kami ditundukkan
sampai mencium debu,*
tubuh kami bertiarap
melekat di tanah.
Bangkitlah untuk
menolong kami! *
Bebaskan kami demi kasih
setiaMu.
Kemuliaan kepada Bapa
dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Ant.
3 Bangkitlah, ya Tuhan,
bebaskanlah kami demi kasih setiaMu, (M.P Alleluya).
BACAAN
Rm 6:12-23
Rm 6:12
Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang
fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.
Rm 6:13 Dan
janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai
sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai
orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah
anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.
Rm 6:14
Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada
di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.
Rm 6:15 Jadi
bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah
hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!
Rm 6:16
Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada
seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang
harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun
dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran?
Rm 6:17
Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi
sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah
diteruskan kepadamu.
Rm 6:18 Kamu
telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.
Rm 6:19 Aku
mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti
kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan
kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang
harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa
kamu kepada pengudusan.
Rm 6:20
Sebab waktu kamu hamba dosa, kamu bebas dari kebenaran.
Rm 6:21 Dan
buah apakah yang kamu petik dari padanya? Semuanya itu menyebabkan kamu merasa
malu sekarang, karena kesudahan semuanya itu ialah kematian.
Rm 6:22
Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu
menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan
sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.
Rm 6:23
Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal
dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
BACAAN PILIHAN
Sumber Katakombe.org
St.Agnes hidup pada masa Gereja Perdana, yaitu masa
ketika orang-orang Kristen mengalami penindasan serta penganiayaan yang kejam
dalam pemerintahan bangsa Romawi. Ia wafat sebagai martir sekitar tahun 304 -
305 dalam pemerintahan Kaisar Diocletian. Usia Agnes pada waktu itu baru 13
tahun. Meskipun tidak banyak catatan sejarah yang ada mengenai St. Agnes, ia
amat populer. Hal ini terutama karena St. Ambrosius serta para kudus Gereja lainnya
banyak menulis tentangnya.
Agnes seorang gadis remaja yang cantik jelita dan
berasal dari keluarga kaya. Banyak pemuda bangsawan Romawi terpikat padanya;
mereka saling bersaing agar dapat memperisteri Agnes. Tetapi Agnes menolak
mereka semua dengan halus dan mengatakan bahwa ia telah mengikatkan diri pada
seorang Kekasih yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Procop, putera
Gubernur Romawi, termasuk salah seorang di antara para pemuda yang amat marah
dan merasa terhina oleh penolakan Agnes. Mereka melaporkan Agnes kepada
Gubernur dengan tuduhan pengikut Kristus.
Pada mulanya Gubernur bersikap ramah serta lembut
kepadanya. Ia menjanjikan harta serta kedudukan jika saja Agnes mau menyangkal
imannya dan menikah dengan Procop. Agnes menolak, berkali-kali diulanginya
pernyataannya bahwa ia tidak dapat memiliki mempelai lain selain dari Yesus
Kristus. Karena pernyataannya itu, Agnes diseret ke depan mezbah berhala dan
diperintahkan untuk menyembahnya. Bukannya menyembah berhala, Agnes malahan
mengulurkan tangannya dan membuat Tanda Salib, tanda kemenangan Kristus.
Gubernur kemudian memperlihatkan kepadanya api penyiksaan, kait besi, serta segala
macam alat penyiksa lainnya, tetapi gadis muda itu tetap tabah dan tidak gentar
sedikit pun.
Karena Agnes tetap keras kepala, Gubernur mengancam
akan mengirim Agnes ke rumah pelacuran. Tetapi Agnes menjawab, “Yesus Kristus
amat pencemburu, Ia tidak akan membiarkan kemurnian para mempelainya dicemarkan
seperti itu. Ia akan melindungi dan menyelamatkan mereka.”
Katanya lagi, “Kalian dapat menodai pedang kalian
dengan darahku, tetapi kalian tidak akan pernah dapat menodai kesucian tubuhku
yang telah kupersembahkan kepada Kristus.”
Gubernur amat marah mendengar perkataannya itu. Ia
memerintahkan agar Agnes, saat itu juga, dikirim ke rumah pelacuran dengan
perintah bahwa semua orang berhak menganiayanya sesuka hati mereka.
Orang banyak datang untuk menyaksikan peristiwa itu.
Tetapi, ketika melihat pancaran sinar wajah Agnes yang kudus dan agung serta
sikapnya yang tenang, penuh kepercayaan kepada Kristus yang melindunginya,
orang banyak itu takut dan tidak berani mendekat. Seorang pemuda tampil dan
berusaha mengganggu Agnes. Pada saat itu juga, dengan kilat yang dari surga,
pemuda itu tiba-tiba menjadi buta dan jatuh ke tanah dengan tubuh gemetar.
Teman-temannya dengan ketakutan membopongnya serta membawanya kepada Agnes yang
kemudian menyanyikan lagu puji-pujian kepada Kritus, sehingga pemuda itu dapat
melihat serta sehat kembali.
Gubernur amat murka dan menjatuhkan hukuman mati pada
Agnes. Algojo mendapat perintah rahasia untuk dengan segala cara membujuk
Agnes, tetapi Agnes menjawab bahwa ia tidak akan pernah menyakiti hati Mempelai
Surgawi-nya. Orang banyak menangis menyaksikan seorang dara yang lembut dan
jelita dengan belenggu dan rantai yang terlalu besar bagi ukuran tubuhnya yang
kecil, digiring ke tempat hukuman mati. Ia terlalu muda untuk memahami arti
kematian, namun demikian ia siap menghadapinya tanpa gentar sedikit pun.
Sesungguhnya, Agnes diliputi sukacita yang besar karena ia akan segera
diperkenankan menyongsong mempelainya. Sama sekali tidak dihiraukannya ratap
tangis mereka yang memohonnya untuk menyelamatkan nyawanya.
“Aku tidak akan mengkhianati Mempelai-ku dengan
menuruti keinginan kalian,” katanya, “Ia telah memilihku dan aku adalah
milik-Nya.” Kemudian Agnes berdoa,
membungkukkan badannya untuk menyembah Tuhan, dan segera menerima hujaman
pedang yang menghantarkan jiwanya yang suci kepada kekasihnya. Agnes telah
mempertahankan kemurniannya dan memperoleh mahkota martir di surga.
Jenazah Agnes disemayamkan di pemakamam keluarga di
Via Nomentana dekat kota Roma. Kurang lebih lima puluh tahun kemudian, yaitu
pada tahun 354, Kaisar Konstantin Agung mendirikan sebuah gereja besar di
tempat itu. Tubuh Agnes disemayamkan di bawah altar Gereja. Pada abad ketujuh,
gereja itu kemudian dipugar, diperbesar serta diperindah dan sekarang dikenal
sebagai Basilika St. Agnes.
Selama berabad-abad, setiap tahun sekali, yaitu pada
pesta St. Agnes (21 Januari), dua anak domba tak bercela dipersembahkan dan
diberkati di Basilika St Agnes. Kemudian kedua anak domba itu dipelihara oleh
para biarawati Benediktin dari Santa Cecilia di Trastevere hingga hari Kamis
Putih, yaitu pada saat mereka digunting bulunya. Dari bulu mereka dibuatlah 12
pallium yaitu semacam stola istimewa yang dikirimkan kepada Bapa Suci. Bapa
Suci memberikan pallium tersebut kepada para Uskup Agung yang mengenakannya
sebagai lambang anak domba yang digendong oleh Gembala Yang Baik.
DOA PENUTUP
Allah yang kekal dan
kuasa, yang lemah dalam pandangan dunia Kaupilih untuk mempermalukan yang
berkuasa. Hari ini kami kenangkan kesaksian santa Agnes, yang menyerahkan nyawa
demi imannya. Semoga kamipun teguh dalam iman, dan tetap setia sampai mati.Demi
Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa
bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar