Pekan Biasa
XXVI – O Pekan II
Hari Kamis
Pesta
S.Teresia dari Kanak-Kanak Yesus, Perawan Pujangga Gereja dan Pelindung Misi
1kor 7:25 Sekarang tentang para gadis. Untuk mereka aku tidak mendapat perintah dari Tuhan. Tetapi aku memberikan pendapatku sebagai seorang yang dapat dipercayai karena rahmat yang diterimanya dari Allah.
1kor 7:26 Aku berpendapat, bahwa, mengingat waktu darurat sekarang, adalah baik bagi manusia untuk tetap dalam keadaannya.
1kor 7:27 Adakah engkau terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mengusahakan perceraian! Adakah engkau tidak terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mencari seorang!
1kor 7:28 Tetapi, kalau engkau kawin, engkau tidak berdosa. Dan kalau seorang gadis kawin, ia tidak berbuat dosa. Tetapi orang-orang yang demikian akan ditimpa kesusahan badani dan aku mau menghindarkan kamu dari kesusahan itu.
1kor 7:29 Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri;
1kor 7:30 dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli;
1kor 7:31 pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.
1kor 7:32 Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.
1kor 7:33 Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya,
1kor 7:34 dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.
1kor 7:35 Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan.
1kor 7:36 Tetapi jikalau seorang menyangka, bahwa ia tidak berlaku wajar terhadap gadisnya, jika gadisnya itu telah bertambah tua dan ia benar-benar merasa, bahwa mereka harus kawin, baiklah mereka kawin, kalau ia menghendakinya. Hal itu bukan dosa.
1kor 7:37 Tetapi kalau ada seorang, yang tidak dipaksa untuk berbuat demikian, benar-benar yakin dalam hatinya dan benar-benar menguasai kemauannya, telah mengambil keputusan untuk tidak kawin dengan gadisnya, ia berbuat baik.
1kor 7:38 Jadi orang yang kawin dengan gadisnya berbuat baik, dan orang yang tidak kawin dengan gadisnya berbuat lebih baik.
1kor 7:39 Isteri terikat selama suaminya hidup. Kalau suaminya telah meninggal, ia bebas untuk kawin dengan siapa saja yang dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang percaya.
1kor 7:40 Tetapi menurut pendapatku, ia lebih
berbahagia, kalau ia tetap tinggal dalam keadaannya. Dan aku berpendapat, bahwa
aku juga mempunyai Roh Allah.
BACAAN LAIN
Maria Francoise Therese Martin
lahir di Alencon, Prancis pada tanggal 2 Januari 1873. Theresia adalah puteri
bungsu dari keluarga saleh Louis Martin dan Azelie Guerin. Ayahnya seorang
pembuat arloji di kota Alencon. Sepeninggal isterinya, ia bersama anak-anaknya
pindah ke Lisieux. Kematian ibunya menimbulkan shock besar pada Theresia
sebagai puteri bungsu. Terpaksa kakaknya, Pauline, menggantikan kedudukan
ibunya untuk merawat dan memperhatikan perkembangannya.
Theresia sangat dikasihi
ayahnya. Ia diberi macam-macam julukan: 'Theresia Kecil', 'Bungsu Kecil' dan
'Ratu Kecil'. Pada tahun 1881 sampai 1885, ia belajar di sekolah Suster-suster
Benediktin. Ia sangat perasa dan cepat menangis sehingga teman-temannya tidak
akrab dengannya. Ia semakin menjadi perasa sewaktu kakaknya Pauline masuk biara
Karmelit di Lisieux pada bulan Oktober 1882. Theresia jatuh sakit karena
keberangkatan Pauline itu. Theresia disembuhkan secara ajaib. Sementara
kakak-kakaknya berlutut disamping tempat tidurnya untuk berdoa bagi
kesembuhannya, patung Bunda Maria yang berada di depannya tiba-tiba tersenyum
padanya. Penyakit itu hilang seketika meskipun sifat perasa masih tetap ada. Sifat
itu baru mulai hilang karena nasehat ayahnya ketika mereka menghadiri upacara
malam Natal tahun 1886. Semenjak itu, ia mulai semakin sadar akan keburukan
dari sifatnya yang manja dan lekas tersinggung itu. Ia sadar bahwa ia sudah
mulai remaja dan lebih dari itu bahwa sifat kekanak-kanakan itu tidak cocok
bagi seorang wanita yang bercita-cita menjadi suster. Saat kesadarannya ini -
kemudian dalam autobiografinya - disebutnya sebagai saat ber-rahmat yang
mengawali kehidupannya yang baru. Katanya dalam buku itu: "Yesuslah yang
merubah diriku."
Semenjak itu ia mulai sadar
bahwa dirinya dipenuhi karunia Roh Kudus. Ia sadar pula bahwa dia harus
mengabdikan seluruh-hidupnya kepada Tuhan. Kerinduannya untuk bersatu dengan
Kanak-kanak Yesus sangatlah besar, dan karena itu di kemudian hari setelah ia
digelari 'kudus', ia dinamai 'Theresia dari Kanak-kanak Yesus' dan Theresia
dari Lisieux'. Kepada Yesus ia berjanji tidak akan pernah segan melakukan apa
saja yang dikehendaki Tuhan dari padanya.
Kerinduannya itu terungkap
dalam salah satu doanya berikut ini: "Yesus, tentu Engkau senang mempunyai
mainan. Biarlah saya menjadi mainanMu! Anggap saja saya ini mainanMu. Bila akan
Kauangkat, betapa senang hatiku. Jika hendak Kausepak kian kemari, silakan!'
Dan kalau hendak Kautinggalkan di pojok kamar lantaran bosan, boleh saja. Saya
akan menunggu dengan sabar dan setia. Tetapi kalau hendak Kautusuk bolaMu. .
.O, Yesus, tentu itu sakit sekali, namun terjadilah kehendakMu!" Inilah
doa Theresia Martin kepada Kanak-kanak Yesus yang sangat dirindukannya tetapi
belum bisa disambutnya karena umurnya baru 7 tahun.
Orangtua Theresia baik sekali
terhadapnya bersama saudara-saudaranya yang lain. Mereka semua - ada lima orang
- menjadi suster. Betapa bahagia hati Theresia, ketika pada umur 12 tahun boleh
menyambut Tubuh Yesus untuk pertama kalinya. Di hadapan sebuah salib, ia
berjanji: "Yesus di kayu salib yang haus, saya akan 'memberikan air
kepadaMu. Saya bersedia menderita sedapat mungkin, agar banyak orang berdosa
bertobat." Pendosa pertama yang bertobat berkat doa Theresia ialah seorang
penjahat kakap yang dijatuhi hukuman mati tanpa menyesal, namun akhirnya ia
bertobat juga di hadapan sebuah salib sesaat sebelum menjalani hukuman.
Kerinduan Theresia yang begitu
besar pada Yesus mendesak dia untuk menjalani kehidupan khusus sebagai seorang
biarawati, mengikuti teladan 4 orang saudaranya yang sudah lebih dahulu menjadi
suster. Tetapi ia belum bisa diterima karena umurnya baru 14 tahun. Ia tidak
putus asa. Ia. berziarah ke Roma bersama orangtuanya. Dalam audiensi umum
dengan Bapa Suci, ia dengan berani meminta izin khusus dari Bapa Suci untuk
menjadi suster. Permintaannya itu dikabulkan dan dia boleh masuk biara pada
umur 15 tahun. Ia diterima dalam biara Suster-suster Karmelit di Lisieux,
Prancis. Kedua kakaknya sudah lebih dahulu di biara itu. Sembilan tahun
lamanya, ia hidup sebagai suster biasa. Sebagaimana suster muda lainnya, ia
melaksanakan tugas dan doa harian, harus mengatasi perasaan tersinggung, marah,
rasa iri hati dan memerangi kebosanan serta bermacam ragam godaan lahir maupun
batin. Untuk mencapai kesempurnaan hidup, ia memilih 'jalan sederhana'
berdasarkan ajaran Kitab Suci: hidup selaku seorang anak kecil, penuh cinta dan
iman kepercayaan akan Allah dan penyerahan diri yang total dengan perasaan
gembira. Demi cita-cita itu, ia melakukan hal-hal kecil dan kewajiban-kewajiban
sehari-hari dengan penuh tanggungjawab karena cinta kasihnya yang besar kepada
Allah Bapa di surga.
Ia sedih sekali melihat banyak
orang menyakiti hati Yesus dengan berbuat dosa dan tidak mau bertobat. Untuk
mempertobatkan orang-orang berdosa itu, ia mempersembahkan dirinya sebagai
korban penyilih dosa-dosa. Ia rajin berdoa dan melakukan tapa bagi semua orang
berdosa. Ia juga berdoa bagi para misionaris dan kemajuan Kerajaan Allah di
seluruh dunia.
Theresia akhirnya menderita
sakit paru-paru yang parah. Selama dua tahun lamanya ia menanggung beban
penderitaan itu dengan gembira. Penyakit ini kemudian merengut nyawanya pada
tanggal 30 September 1897 di biara Lisieux. Sebelum menghembuskan nafasnya, ia
berjanji untuk menurunkan hujan mawar ke dunia. Janji ini benar terpenuhi
karena banyak karunia Allah diberikan kepada semua orang yang berdoa dengan
perantaraannya.
Theresia
meninggal dunia dalam usia yang sangat muda, 24 tahun. Ia mewariskan catatan
riwayat pribadinya yang ditulis atas permintaan ibu biara: "Kisah suatu
Jiwa." Di dalamnya ia menunjukkan bahwa kesucian hidup dapat dicapai oleh
siapa saja, betapa pun rendah, hina dan biasa orang itu. Caranya ialah
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kecil dan tugas sehari-hari dengan penuh
cintakasih yang murni kepada Tuhan. Theresia adalah seorang Suster Karmelit
yang terkenal di Prancis pada abad 20. Pada tahun 1925, ia digelari sebagai
'santa' oleh Paus Pius XI (1922-1939) dan diangkat sebagai 'Pelindung Karya
Misi Gereja'. Kemudian oleh Paus Pius XII (1939-1958), Theresia diangkat
sebagai 'Pelindung Prancis'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar