Senin, 12 Juli 2021
Pekan Biasa XV - O PEKAN III
HARI BIASA
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Alleluya
MADAH
Kita bergembira
Menghormati hamba
Yang dalam hidupnya
Tekun membiara.
Demi cinta Tuhan
Hidup dibaktikan
Untuk mengikuti
Panggilan ilahi.
Dalam segalanya
Slalu berusaha
Mengabdi sesama
Dengan kasih setya.
Terpujilah Bapa
Bersama Putera
Serta RohNya pula
Selama-lamanya. Amin
PENDARASAN MAZMUR
Antifon 1
Allah kita datang dan tidak akan diam
Mazmur 49 (50) Kebaktian sejati kepada Tuhan
Aku datang bukannya untuk membatalkan hukum Taurat, melainkan untuk menyempurnakannya (Mat 5,17)
I
Tuhanlah Allah segala dewata,*
firmanNya memanggil bumi, dari timur sampai ke barat.
Allah bersinar dari Sion, kota yang terindah,*
Allah kita datang dan tidak akan diam
Api menjilat dihadapanNya.*
badai yang dahsyat melingkungiNya.
Ia memanggil langit dan bumi *
untuk mengadili umatNya:
“Himpunkanlah di hadapanKu semua kekasihKu,
yang mengikat perjanjian dengan Daku dalam darah kurban sembelihan!”
Semoga langit mewartakan tuntutan Allah yang tepat,*
sebab Dialah Allah yang adil
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 1
Allah kita datang dan tidak akan diam
Antifon 2
Persembahkanlah pujian kepada Allah sebagai kurban
II
“Dengarlah, hai umatKu, Aku hendak berfirman, †
hai Israel, Aku hendak bersaksi melawan dikau:
Akulah Tuhan, Allahmu!
Bukan karena kurban sembelihanmu Aku menyalahkan dikau,*
bukan pula karena kurban bakaranmu yang tetap ada di hadapanKu!
Bukan kurban sapi yang Kutuntut dari kandangmu,*
bukan pula kurban kambing dari kawananmu.
Sebab milikKulah segala margasatwa di hutan *
dan segala hewan di gunung gemunung.
Aku mengenal segala burung di udara,*
dan semua binatang di padang kepunyaanKu
Seandainya Aku lapar, tidak usah Kukatakan kepadamu,*
sebab milikKulah dunia dan segala isinya.
Adakah Aku makan daging sapi,*
ataukah Aku minum darah kambing?
Persembahkanlah pujian kepada Allah sebagai kurban *
dan penuhilah nazarmu kepada Allah yang mahatinggi!
Lalu berserulah kepadaKu pada waktu kesesakan,*
niscaya Aku akan menyelamatkan dikau, dan engkau akan memuliakan Daku.”
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 2
Persembahkanlah pujian kepada Allah sebagai kurban
Antifon 3
Bukanlah kurban yang Kusukai, melainkan hati yang mengasihi Aku dan orang yang sungguh mengenal Allah.
III
Tetapi kepada orang berdosa Allah berfirman: †
“Bagaimana mungkin engkau mendaras hukumKu *
dan berani berbicara tentang perjanjianKu?
Padahal engkau membenci amanatKu *
dan mengesampingkan firmanKu!
Jika melihat pencuri, engkau berkawan dengannya,*
engkau bergaul dengan orang berzinah
Mulutmu mengeram kejahatan,*
dan lidahmu menetaskan tipu muslihat.
Engkau duduk-duduk mengumpat saudaramu,*
engkau mendesas-desuskan fitnah melawan buah kandung ibumu
Itulah yang kulakukan:*
masakan Aku diam saja
Engkau memupuk keinginan jahat,*
masakan Aku seperti engkau!
Camkanlah ini, hai kamu yang lupa akan Daku,*
jangan sampai Aku menerkam, dan tiada yang dapat melepaskan.
Barang siapa mempersembahkan kurban pujian,*
dia akan Kumuliakan.
Barang siapa mengikuti bimbinganKu,*
dia Kupuaskan dengan keselamatanKu.”
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 3
Bukanlah kurban yang Kusukai, melainkan hati yang mengasihi Aku dan orang yang sungguh mengenal Allah.
BACAAN
Dikutip dari http://www.imankatolik.or.id
Ayb 2:1-13
Ayb 2:1 Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah
menghadap TUHAN dan di antara mereka datang juga Iblis untuk menghadap TUHAN.
Ayb 2:2 Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis:
"Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari
perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."
Ayb 2:3 Firman TUHAN kepada Iblis: "Apakah
engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia,
yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia
tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia
untuk mencelakakannya tanpa alasan."
Ayb 2:4 Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Kulit
ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya.
Ayb 2:5 Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah
tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."
Ayb 2:6 Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah,
ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya."
Ayb 2:7 Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN,
lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke
batu kepalanya.
Ayb 2:8 Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk
menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.
Ayb 2:9 Maka berkatalah isterinya kepadanya:
"Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan
matilah!"
Ayb 2:10 Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau
berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari
Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub
tidak berbuat dosa dengan bibirnya.
Ayb 2:11 Ketika ketiga sahabat Ayub mendengar kabar
tentang segala malapetaka yang menimpa dia, maka datanglah mereka dari
tempatnya masing-masing, yakni: Elifas, orang Teman, dan Bildad, orang Suah,
serta Zofar, orang Naama. Mereka bersepakat untuk mengucapkan belasungkawa
kepadanya dan menghibur dia.
Ayb 2:12 Ketika mereka memandang dari jauh, mereka
tidak mengenalnya lagi. Lalu menangislah mereka dengan suara nyaring. Mereka
mengoyak jubahnya, dan menaburkan debu di kepala terhadap langit.
Ayb 2:13 Lalu mereka duduk bersama-sama dia di tanah
selama tujuh hari tujuh malam. Seorangpun tidak mengucapkan sepatah kata
kepadanya, karena mereka melihat, bahwa sangat berat penderitaannya.
BACAAN LAIN
Sumber Iman
Katolik
Benediktus
dikenal sebagai pendiri cara hidup monastik di Eropa Barat. Ia meninggalkan
kehidupan duniawi dan menjadi seorang pertapa. Kemudian ia mendirikan sebuah
tarekat yang dikenal dengan namanya, ordo Benediktin, yang bermarkas di Monte
Casino. Pada tahun 1944 ketika Perang Dunia II berkecamuk biara induk Monte
Casino dihancurkan, dan baru dibangun kembali setelah perang. Benediktus lahir
di Nursia, Italia Tengah sekitar tahun 480 dan meninggal dunia di Monte Casino
pada tahun 547. Saudarinya, Skolastika, yang kemudian menjadi seorang Santa,
adalah seorang religius sejati yang membaktikan dirinya kepada Tuhan dan
sesama. Dibantu oleh sebuah keluarga bangsawan yang mengikuti kebiasaan
mendidik anak-anaknya bagi karier politik, Benediktus dikirim ke Roma untuk
menlanjutkan pendidikannya. Di Roma ia menderita sekali karena tingginya biaya
hidup. Walau ditemani oleh seorang pelayan keluarga yang terpercaya, ia
meninggalkan kota Roma. Ketika itu ia berusia 20 tahun.
Untuk sementara
waktu, ia tinggal di Enfide sekitar 40 mil barat daya kota Roma bersama
sekelompok orang Kristen saleh sambil terus melanjutkan studi dan praktek
askesenya. Ia kemudian meninggalkan Enfide untuk hidup menyendiri jauh dari
kehidupan ramai di kota. Rekan-rekannya sangat mencintai dia dan percaya akan
kemampuannya membuat mukzijat. Ia menemukan suatu tempat pengungsian yang sepi
di dalam sebuah gua di atas gunung Subiako, 50 mil sebelah timur kota Roma. Di
dalam gua itu, ia bertapa selama tiga tahun. Ia dibantu oleh Romanus, seorang
pertapa lain dalam bimbingan rohani maupun makan-minum setiap hari.
Reputasi
Benediktus sebagai seorang pertapa tidak bisa terus disembunyikan. Namanya
segera terkenal di antara penduduk desa di sekitarnya. Tatkala superior dari
sebuah biara di dekat gua pertapaannya meninggal dunia, biarawan-biarawan itu
meminta Benediktus menjadi pemimpin mereka. Dengan senang hati Benediktus
menerima permohonan itu dan segera meninggalkan gua pertapaannya. Ia disambut
dengan gembira. Tetapi segera ia menyadari, bahwa kehidupan di biara itu tidak
berjalan sebagaimana mestinya. Para biarawan tidak disiplin dan lemah
pendiriannya. Benediktus berusaha untuk memperbaiki situasi biara itu, namun
tidak semua biarawan setuju, ada yang bahkan membenci dan berupaya meracuninya.
Untunglah Benediktus selamat. Gelas minumnya yang berisi racun itu tiba-tiba
saja hancur berantakan ketika dijamahnya. Benediktus segera meninggalkan biara
itu dengan sedih hati. Ia kembali ke gua Subiako. Dari sana ia mulai
mengumpulkan banyak pertapa yang terpencar dimana-mana. Sejak itu ia mulai
meninggalkan idenya yang lama dan memulai hidup Cenobitik: sebuah komunitas
pria yang mengabdikan diri pada kehidupan religius. Dengan meniru cara hidup
asketis Mesir, teristimewa dari tradisi Pakomius, Benediktus mengelompokkan
pengikut-pengikutnya dalam 12 kelompok, masing-masing dengan pimpinannya.
Kehidupan monastik dengan 12 biara ini dimulainya di Subiako.
Selanjutnya,
seorang bangsawan Roma memberinya sebidang tanah di dekat kota Kasino,
kira-kira 30 mil jauhnya dari Subiako. Kasino terletak di kaki gunung dan
sangat subur. Di sini Benediktus mendirikan sebuah gereja yang dipersembahkan
kepada Santo Yohanes Pembaptis. Demikianlah awal dari biara Monte Kasino yang
terkenal itu. Enam hari sebelum wafatnya, Benediktus menyuruh rekan-rekannya
menyiapkan kuburnya di samping saudarinya Skolastika yang meninggal enam minggu
sebelumnya. Relikiu Benediktus dan Skolastika ditemukan kembali pada tahun 1950
di bawah reruntuhan altar gereja Monte Kasino yang hancur pada masa Perang
Dunia II.
Semua berita tentang kehidupan Benediktus diketahui dari buku "Dialog" karangan Paus Gregorius Agung yang ditulis 50 tahun setelah kematian Benediktus. Sumber informasi lain ialah aturan-aturan hidup yang disusunnya bagi pengikut-pengikut di Monte Kasino. Dari aturan hidup itu terlihat jelas kepribadian Benediktus sebagai seorang pemimpin biara yang ramah tamah, bijaksana dan penuh pengertian. Sikapnya sangat moderat baik dalam hal doa, kerja, pewartaan, makanan, tidur, dan lain-lainnya. Aturan hidup membiara Santo Benediktus merupakan aturan hidup membiara pertama di Eropa Barat. Santo Benediktus biasanya digambarkan sebagai seorang Abbas yang sedang memegang satu salinan aturan hidup membiara.
DOA PENUTUP
Allah, kekayaan sejati, Engkau sudah menetapkan santo Benediktus abas menjadi guru gemilang dalam hal pengabdian kepadaMu. Semoga kami mencintai Engkau melebihi segala-galanya dan menempuh jalan hukum-hukumMu dengan sepenuh hati. Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar