Senin, 11 Juli 2022

Ibadat Bacaan: Senin, 11 Juli 2022

Senin, 12 Juli 2021

Pekan Biasa XV - O PEKAN III

HARI BIASA

 

IBADAT BACAAN

 

PEMBUKAAN

P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku

U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu

Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus

Seperti pada permulaan, sekarang, selalu  dan sepanjang segala abad. Amin

Alleluya

 

MADAH

Kita bergembira

Menghormati hamba

Yang dalam hidupnya

Tekun membiara.


Demi cinta Tuhan

Hidup dibaktikan

Untuk mengikuti

Panggilan ilahi.


Dalam segalanya

Slalu berusaha

Mengabdi sesama

Dengan kasih setya.


Terpujilah Bapa

Bersama Putera

Serta RohNya pula

Selama-lamanya. Amin

 

PENDARASAN MAZMUR

 

Antifon 1

Allah kita datang dan tidak akan diam

 

Mazmur 49 (50) Kebaktian sejati kepada Tuhan

Aku datang bukannya untuk membatalkan hukum Taurat, melainkan untuk menyempurnakannya (Mat 5,17)

                  I

Tuhanlah Allah segala dewata,*

firmanNya memanggil bumi, dari timur sampai ke barat.

 

Allah bersinar dari Sion, kota yang terindah,*

Allah kita datang dan tidak akan diam

 

Api menjilat dihadapanNya.*

badai yang dahsyat melingkungiNya.

 

Ia memanggil langit dan bumi *

untuk mengadili umatNya:

 

“Himpunkanlah di hadapanKu semua kekasihKu,

yang mengikat perjanjian dengan Daku dalam darah kurban sembelihan!”

 

Semoga langit mewartakan tuntutan Allah yang tepat,*

sebab Dialah Allah yang adil

 

Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

seperti pada permulaan sekarang, selalu  dan sepanjang segala abad. Amin

 

Antifon 1

Allah kita datang dan tidak akan diam

 

Antifon 2

Persembahkanlah pujian kepada Allah sebagai kurban

                  II

“Dengarlah, hai umatKu, Aku hendak berfirman, †

hai Israel, Aku hendak bersaksi melawan dikau:

Akulah Tuhan, Allahmu!

 

Bukan karena kurban sembelihanmu Aku menyalahkan dikau,*

bukan pula karena kurban bakaranmu yang tetap ada di hadapanKu!

 

Bukan kurban sapi yang Kutuntut dari kandangmu,*

bukan pula kurban kambing dari kawananmu.

 

Sebab milikKulah segala margasatwa di hutan *

dan segala hewan di gunung gemunung.

 

Aku mengenal segala burung di udara,*

dan semua binatang di padang kepunyaanKu

 

Seandainya Aku lapar, tidak usah Kukatakan kepadamu,*

sebab milikKulah dunia dan segala isinya.

 

Adakah Aku makan daging sapi,*

ataukah Aku minum darah kambing?

 

Persembahkanlah pujian kepada Allah sebagai kurban *

dan penuhilah nazarmu kepada Allah yang mahatinggi!

 

Lalu berserulah kepadaKu pada waktu kesesakan,*

niscaya Aku akan menyelamatkan dikau, dan engkau akan memuliakan Daku.”

 

Kemuliaan  kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

 

Antifon 2

Persembahkanlah pujian kepada Allah sebagai kurban

 

Antifon 3

Bukanlah kurban yang Kusukai, melainkan hati yang mengasihi Aku dan orang yang sungguh mengenal Allah.

                  III

Tetapi kepada orang berdosa Allah berfirman: †

“Bagaimana mungkin engkau mendaras hukumKu *

dan berani berbicara tentang perjanjianKu?

 

Padahal engkau membenci amanatKu *

dan mengesampingkan firmanKu!

 

Jika melihat pencuri, engkau berkawan dengannya,*

engkau bergaul dengan orang berzinah

 

Mulutmu mengeram kejahatan,*

dan lidahmu menetaskan tipu muslihat.

 

Engkau duduk-duduk mengumpat saudaramu,*

engkau mendesas-desuskan fitnah melawan buah kandung ibumu

 

Itulah yang kulakukan:*

masakan Aku diam saja

 

Engkau memupuk keinginan jahat,*

masakan Aku seperti engkau!

 

Camkanlah ini, hai kamu yang lupa akan Daku,*

jangan sampai Aku menerkam, dan tiada yang dapat melepaskan.

 

Barang siapa mempersembahkan kurban pujian,*

dia akan Kumuliakan.

 

Barang siapa mengikuti bimbinganKu,*

dia Kupuaskan dengan keselamatanKu.”

 

Kemuliaan  kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

 

Antifon 3

Bukanlah kurban yang Kusukai, melainkan hati yang mengasihi Aku dan orang yang sungguh mengenal Allah.

 

BACAAN

Dikutip dari  http://www.imankatolik.or.id

Ayb 2:1-13

Ayb 2:1      Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datang juga Iblis untuk menghadap TUHAN.

 

Ayb 2:2      Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."

 

Ayb 2:3      Firman TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan."

 

Ayb 2:4      Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya.

 

Ayb 2:5      Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."

 

Ayb 2:6      Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya."

 

Ayb 2:7      Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya.

 

Ayb 2:8      Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.

 

Ayb 2:9      Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"

 

Ayb 2:10    Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.

 

Ayb 2:11    Ketika ketiga sahabat Ayub mendengar kabar tentang segala malapetaka yang menimpa dia, maka datanglah mereka dari tempatnya masing-masing, yakni: Elifas, orang Teman, dan Bildad, orang Suah, serta Zofar, orang Naama. Mereka bersepakat untuk mengucapkan belasungkawa kepadanya dan menghibur dia.

 

Ayb 2:12    Ketika mereka memandang dari jauh, mereka tidak mengenalnya lagi. Lalu menangislah mereka dengan suara nyaring. Mereka mengoyak jubahnya, dan menaburkan debu di kepala terhadap langit.

 

Ayb 2:13    Lalu mereka duduk bersama-sama dia di tanah selama tujuh hari tujuh malam. Seorangpun tidak mengucapkan sepatah kata kepadanya, karena mereka melihat, bahwa sangat berat penderitaannya.

 

BACAAN LAIN

Sumber Iman Katolik

Benediktus dikenal sebagai pendiri cara hidup monastik di Eropa Barat. Ia meninggalkan kehidupan duniawi dan menjadi seorang pertapa. Kemudian ia mendirikan sebuah tarekat yang dikenal dengan namanya, ordo Benediktin, yang bermarkas di Monte Casino. Pada tahun 1944 ketika Perang Dunia II berkecamuk biara induk Monte Casino dihancurkan, dan baru dibangun kembali setelah perang. Benediktus lahir di Nursia, Italia Tengah sekitar tahun 480 dan meninggal dunia di Monte Casino pada tahun 547. Saudarinya, Skolastika, yang kemudian menjadi seorang Santa, adalah seorang religius sejati yang membaktikan dirinya kepada Tuhan dan sesama. Dibantu oleh sebuah keluarga bangsawan yang mengikuti kebiasaan mendidik anak-anaknya bagi karier politik, Benediktus dikirim ke Roma untuk menlanjutkan pendidikannya. Di Roma ia menderita sekali karena tingginya biaya hidup. Walau ditemani oleh seorang pelayan keluarga yang terpercaya, ia meninggalkan kota Roma. Ketika itu ia berusia 20 tahun.

 

Untuk sementara waktu, ia tinggal di Enfide sekitar 40 mil barat daya kota Roma bersama sekelompok orang Kristen saleh sambil terus melanjutkan studi dan praktek askesenya. Ia kemudian meninggalkan Enfide untuk hidup menyendiri jauh dari kehidupan ramai di kota. Rekan-rekannya sangat mencintai dia dan percaya akan kemampuannya membuat mukzijat. Ia menemukan suatu tempat pengungsian yang sepi di dalam sebuah gua di atas gunung Subiako, 50 mil sebelah timur kota Roma. Di dalam gua itu, ia bertapa selama tiga tahun. Ia dibantu oleh Romanus, seorang pertapa lain dalam bimbingan rohani maupun makan-minum setiap hari.

 

Reputasi Benediktus sebagai seorang pertapa tidak bisa terus disembunyikan. Namanya segera terkenal di antara penduduk desa di sekitarnya. Tatkala superior dari sebuah biara di dekat gua pertapaannya meninggal dunia, biarawan-biarawan itu meminta Benediktus menjadi pemimpin mereka. Dengan senang hati Benediktus menerima permohonan itu dan segera meninggalkan gua pertapaannya. Ia disambut dengan gembira. Tetapi segera ia menyadari, bahwa kehidupan di biara itu tidak berjalan sebagaimana mestinya. Para biarawan tidak disiplin dan lemah pendiriannya. Benediktus berusaha untuk memperbaiki situasi biara itu, namun tidak semua biarawan setuju, ada yang bahkan membenci dan berupaya meracuninya. Untunglah Benediktus selamat. Gelas minumnya yang berisi racun itu tiba-tiba saja hancur berantakan ketika dijamahnya. Benediktus segera meninggalkan biara itu dengan sedih hati. Ia kembali ke gua Subiako. Dari sana ia mulai mengumpulkan banyak pertapa yang terpencar dimana-mana. Sejak itu ia mulai meninggalkan idenya yang lama dan memulai hidup Cenobitik: sebuah komunitas pria yang mengabdikan diri pada kehidupan religius. Dengan meniru cara hidup asketis Mesir, teristimewa dari tradisi Pakomius, Benediktus mengelompokkan pengikut-pengikutnya dalam 12 kelompok, masing-masing dengan pimpinannya. Kehidupan monastik dengan 12 biara ini dimulainya di Subiako.

 

Selanjutnya, seorang bangsawan Roma memberinya sebidang tanah di dekat kota Kasino, kira-kira 30 mil jauhnya dari Subiako. Kasino terletak di kaki gunung dan sangat subur. Di sini Benediktus mendirikan sebuah gereja yang dipersembahkan kepada Santo Yohanes Pembaptis. Demikianlah awal dari biara Monte Kasino yang terkenal itu. Enam hari sebelum wafatnya, Benediktus menyuruh rekan-rekannya menyiapkan kuburnya di samping saudarinya Skolastika yang meninggal enam minggu sebelumnya. Relikiu Benediktus dan Skolastika ditemukan kembali pada tahun 1950 di bawah reruntuhan altar gereja Monte Kasino yang hancur pada masa Perang Dunia II.

 

Semua berita tentang kehidupan Benediktus diketahui dari buku "Dialog" karangan Paus Gregorius Agung yang ditulis 50 tahun setelah kematian Benediktus. Sumber informasi lain ialah aturan-aturan hidup yang disusunnya bagi pengikut-pengikut di Monte Kasino. Dari aturan hidup itu terlihat jelas kepribadian Benediktus sebagai seorang pemimpin biara yang ramah tamah, bijaksana dan penuh pengertian. Sikapnya sangat moderat baik dalam hal doa, kerja, pewartaan, makanan, tidur, dan lain-lainnya. Aturan hidup membiara Santo Benediktus merupakan aturan hidup membiara pertama di Eropa Barat. Santo Benediktus biasanya digambarkan sebagai seorang Abbas yang sedang memegang satu salinan aturan hidup membiara.

 

DOA PENUTUP

Allah, kekayaan sejati, Engkau sudah menetapkan santo Benediktus abas menjadi guru gemilang dalam hal pengabdian kepadaMu. Semoga kami mencintai Engkau melebihi segala-galanya dan menempuh jalan hukum-hukumMu dengan sepenuh hati. Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin

 

PENUTUP

P: Marilah memuji Tuhan

U: Syukur kepada Allah 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar