Kamis, 14 April 2022
PEKAN SUCI – O PEKAN II
Hari Kamis Dalam Pekan Suci (U)
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Seperti pada permulaan, sekarang dan sepanjang segala abad. Amin
MADAH
O kayu indah mulia
Yang dihias darah raja
Kau terima kehormatan
Menjadi tumpuan Tuhan
Bahagialah lenganmu
Gantungan tangan terpaku
Yang lemas namun kuasa
Merebut mangsa neraka
Hai salib harapan kami
Di masa sengsara ini
Yang saleh mohon dituntun
Yang salah mohon diampun
Tritunggal sumber selamat
Dipuji seluruh umat
Yang ditebus darah suci
Mohon selalu diberkati. Amin
PENDARASAN MAZMUR
Antifon 1
Engkaulah yang memberi kami kemenangan, ya Tuhan, namaMu kami puji sepanjang masa
Mazmur 43 (44) Bencana umat Allah
Dalam segalanya itu kita akan menang dengan jaya karena kekuasaan Kristus yang mencintai kita (Rom 8,37)
I
Ya Allah, dengan telinga kami sendiri telah kami dengar *
kisah yang diceritakan para leluhur kami,
Tentang karya agung yang Kau lakukan pada zaman mereka,*
yang Kau kerjakan dahulu kala dengan tanganMu.
Untuk menanamkan umatMu, Kauhalaukan para bangsa,*
Kau cerai beraikan mereka, supaya umatMu dapat berkembang.
Leluhur kami merebut tanah bukan berkat pedangnya sendiri,*
mereka mencapai kemenangan bukan berkat kekuatannya,
Melainkan berkat keperkasaanMu dan cahaya wajahMu,*
sebab Engkau cinta pada mereka.
Engkaulah rajaku dan Allahku,*
panglimaku yang menyelamatkan keturunan Yakub.
Berkat kekuatanMu kami tundukkan lawan kami,*
berkat namaMu kami kalahkan musuh yang menyerbu.
Sebab bukan busurku yang kuandalkan,*
bukan pedangku yang memberi kemenangan.
Melainkan Engkaulah yang memberi kami kemenangan atas musuh,*
Engkaulah yang mempermalukan lawan kami.
Maka hanya Engkaulah kebanggaan kami senantiasa,*
namaMulah kami puji sepanjang masa.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 1
Engkaulah yang memberi kami kemenangan, ya Tuhan, namaMu kami puji sepanjang masa
Antifon 2
Sayangilah, ya Tuhan, dan janganlah serahkan milik pusakaMu kepada penghinaan
II
Namun Engkau membuang dan mengaibkan kami,*
Engkau tidak lagi mendampingi tentara kami.
Engkau membiarkan kami dipukul mundur oleh lawan *
dan dirampas oleh musuh kami.
Engkau menjadikan kami bagaikan ternak sembelihan*
dan menceraiberaikan kami diantara para bangsa.
Engkau menjual umatMu tanpa harga *
dan mengganggap kami tidak bernilai.
Engkau menjadikan kami bahan celaan tetangga *
ejekan dan olok-olokan di lingkungan kami
Nama kami dipakai sebagai sindiran oleh para bangsa,*
sebagai lelucon oleh khalayak ramai.
Kehinaan menghantui kami sepanjang hari,*
kami malu dan kehilangan muka.
Sebab musuh mengumpat dan memfitnah kami,
mereka menyerang dan membalas dendam.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 2
Sayangilah, ya Tuhan, dan janganlah serahkan milik pusakaMu kepada penghinaan
Antifon 3
Bangkitlah, ya Tuhan, bebaskanlah kami dari kasih setiaMu
Segala macam cerca menimpa diri kami, †
namun kami tidak lupa akan Dikau,*
tidak pula melanggar perjanjianMu.
Hati kami tidak mengingkari Engkau,*
dan langkah kami tidak menyimpang dari jalanMu.
Engkau mematahkan hati kami,*
dan meliputi kami dengan kegelapan.-
Seandainya kami lupa akan Allah kami,*
atau menadahkan tangan kepada dewa lain,
Masakan Allah tidak mengetahuinya? *
Ia kan menyelami segala lubuk hati!
Sesungguhnya karena Engkaulah kami dibantai sepanjang hari *
dan diperlakukan sebagai domba sembelihan.
Bangkitlah, mengapa Engkau tidur, ya Tuhan kami ? *
Bangunlah, jangan marah terus menerus!
Mengapa Kau palingkan wajahMu dari pada kami? *
Mengapa penindasan dan kemalangan kami tidak Kauhiraukan?
Kepala kami ditundukkan sampai mencium debu,*
tubuh kami bertiarap melekat di tanah.
Bangkitlah untuk menolong kami! *
Bebaskan kami demi kasih setiaMu.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 3
Bangkitlah, ya Tuhan, bebaskanlah kami dari kasih setiaMu
BACAAN
Dikutip dari http://www.imankatolik.or.id
Rat 5:1-22
Rat 5:1 Ingatlah, ya TUHAN, apa yang terjadi atas
kami, pandanglah dan lihatlah akan kehinaan kami.
Rat 5:2 Milik pusaka kami beralih kepada orang
lain, rumah-rumah kami kepada orang asing.
Rat 5:3 Kami menjadi anak yatim, tak punya bapa,
dan ibu kami seperti janda.
Rat 5:4 Air kami kami minum dengan membayar, kami
mendapat kayu dengan bayaran.
Rat 5:5 Kami dikejar dekat-dekat, kami lelah,
bagi kami tak ada istirahat.
Rat 5:6 Kami mengulurkan tangan kepada Mesir, dan
kepada Asyur untuk menjadi kenyang dengan roti.
Rat 5:7 Bapak-bapak kami berbuat dosa, mereka tak
ada lagi, dan kami yang menanggung kedurjanaan mereka.
Rat 5:8 Pelayan-pelayan memerintah atas kami;
yang melepaskan kami dari tangan mereka tak ada.
Rat 5:9 Dengan bahaya maut karena serangan pedang
di padang gurun, kami harus mengambil makanan kami.
Rat 5:10 Kulit kami membara laksana perapian, karena
nyerinya kelaparan.
Rat 5:11 Mereka memperkosa wanita-wanita di Sion dan
gadis-gadis di kota-kota Yehuda.
Rat 5:12 Pemimpin-pemimpin digantung oleh tangan
mereka, para tua-tua tidak dihormati.
Rat 5:13 Pemuda-pemuda harus memikul batu kilangan,
anak-anak terjatuh karena beratnya pikulan kayu.
Rat 5:14 Para tua-tua tidak berkumpul lagi di pintu
gerbang, para teruna berhenti main kecapi.
Rat 5:15 Lenyaplah kegirangan hati kami, tari-tarian
kami berubah menjadi perkabungan.
Rat 5:16 Mahkota telah jatuh dari kepala kami. Wahai
kami, karena kami telah berbuat dosa!
Rat 5:17 Karena inilah hati kami sakit, karena
inilah mata kami jadi kabur:
Rat 5:18 karena bukit Sion yang tandus, di mana
anjing-anjing hutan berkeliaran.
Rat 5:19 Engkau, ya TUHAN, bertakhta selama-lamanya,
takhta-Mu tetap dari masa ke masa!
Rat 5:20 Mengapa Engkau melupakan kami
selama-lamanya, meninggalkan kami demikian lama?
Rat 5:21 Bawalah kami kembali kepada-Mu, ya TUHAN,
maka kami akan kembali, baharuilah hari-hari kami seperti dahulu kala!
Rat 5:22 Atau, apa Engkau sudah membuang kami sama
sekali? Sangat murkakah Engkau terhadap kami?
BACAAN PILIHAN
Sumber Tuhan Yesus.org
Inti Makna dari Kamis Putih
Yesus mengajarkan bahwa seorang pemimpin bukanlah pihak yang dilayani, melainkan pihak yang melayani. Dewasa ini, kita sering melihat pemimpin yang maunya dilayani saja, tetapi dia tidak pernah melayani. Ada juga pemimpin yang ingin mendapatkan pelayanan yang eksklusif, tetapi tidak pernah memberi pelayanan yang eksklusif kepada rakyat-Nya.
Mari kita bahas semua kejadian yang terjadi saat makna Kamis Putih supaya kita tahu apa saja yang bisa kita pelajari dalam Kamis Putih. Pada peristiwa ini, kita bisa mempelajari banyak hal dari Yesus Kristus dengan segala kesederhanaan dan kerendahan hati-Nya.
1. Belajar Pelayanan dan Kerendahan Hati
Perjamuan Kudus atau Perjamuan Terakhir adalah peristiwa paling terkenal di dunia. Momen ini juga dilukis oleh Leonardo da Vinci, seniman termahsyur di dunia melalui lukisan “The Last Supper”. Lukisan aslinya sekarang disimpan di Gereja Santa Maria, Milan, Italia. Saat itu, orang-orang Yahudi sedang memasuki masa Paskah. Paskah bagi Yahudi itu untuk memperingati kebebasan Bangsa Israel dari Perbudakan Bangsa Mesir. Kini, setelah Yesus bangkit dari hari kematiannya; pada hari ketiga, Paskah diperingati sebagai kebebasan manusia dari dosa. Orang Yahudi memperingati Hari Raya Paskah dengan makan roti tidak beragi. Oleh sebab itu, hari ini juga disebut sebagai Hari Raya Roti tidak Beragi.
Sebelum melakukan perjamuan, Yesus sudah menunjukkan ekspresi sedih. Yesus sudah sering memperingatkan murid-Nya bahwa dia sendiri akan menjadi martir penebusan dosa. Hal ini kembali diucapkannya kembali. Perkataan Yesus tertuang di dalam Matius 26:18 “Jawab Yesus: “Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.” Yesus jelas mengatakan bahwa waktunya hampir tiba. Hal ini tentu menunjukkan bahwa waktunya untuk menggenapi nubuat para nabi sudah dekat. Saat makan malam, Yesus sudah memperingati murid-muridnya bahwa satu dari 12 murid-Nya akan mengkhianati-Nya. Tentu saja, murid-murid bertanya-tanya siapa orang yang dimaksud oleh Gurunya tersebut. Namun, ada satu orang yang menyadari bahwa dialah yang akan menyerahkan Yesus kepada orang Farisi dan faksi lain yang membenci Yesus, yaitu Yudas Iskariot. Yesus juga menyebutkan bahwa Petrus akan menyangkal Yesus sebanyak 3 kali sebelum ayam berkokok.
2. Berdoa dan Kasihilah Musuhmu
Yesus dalam tubuh manusia begitu sedih dan takut karena Dia akan menggenapi nubuatan para nabi. Mungkin, hal ini terasa aneh bagi mereka yang tidak mengimani Yesus Kristus. Namun, hal tersebut tidaklah aneh karena Yesus sendiri adalah Tuhan yang memanifestasikan diri-Nya menjadi manusia. Yesus adalah Manusia dan Tuhan. Dia juga memiliki sifat seperti manusia, seperti marah, sedih, dan takut. Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di surga dengan begitu khusyu. Dia berkomunikasi dengan Bapa-nya tentang laporan bahwa Dia sudah siap untuk menggenapi janji penebusan dosa. Yesus sendiri ditemani oleh Petrus dan dua orang anak Zebedeus, Yakobus dan Yohanes. Namun, ketiga orang itu justru tidur saat Yesus meminta mereka untuk berjaga. Oleh sebab itu, Yesus menasehati mereka untuk berjaga-jaga sebab roh itu menurut, tetapi daging lemah. Nasehat dari Kristus itu menunjukkan kepada kita untuk tetap menahan nafsu duniawi. Kita harus berjaga-jaga dan mengontrol nafsu duniawi supaya tidak terjebak di dalam dosa.
Kisah di Taman Getsemani ini juga mengajarkan kepada kita untuk tetap setia berdoa kepada Allah Bapa. Berdoa adalah komunikasi dengan Tuhan. Kita harus tetap menjaga komunikasi dengan Allah supaya perjalanan kita di dunia itu terberkati oleh Tuhan. Untuk kamu yang jarang berdoa, mulailah membiasakan diri untuk berdoa kembali karena doa itu penting. Ingatlah Ora et Labora. Petrus adalah hamba yang setia. Hal ini tentu ditunjukkan ketika dia melakukan perlawanan terjadap prajurit yang ingin menangkap Yesus. Petrus memotong kupin salah satu prajurit. Nama prajurit tersebut adalah Malkhus. Namun, Yesus justru marah dengan perbuatan Petrus dan memilih untuk menyembuhkan kuping Malkhus. Yesus memberikan teladan kepada kita bahwa kekerasan tidak boleh dilawan dengan kekerasan. Dia adalah sosok yang anti-kekerasan dan memilih jalan damai. Yesus Kristus memilih jalan salib daripada kekerasan karena dia sadar bahwa takdir-Nya sudah ditentukan sejak lama.
3. Nafsu Duniawi akan Membawamu kepada Maut
Yudas Iskariot adalah murid Yesus yang akan menyerahkan Yesus untuk dihukum salib. Yesus sudah memberikan “kode” kepada para murid-Nya bahwa salah satu di antara 12 Rasul akan mengkhianati-Nya. Lalu, kenapa Yudas justru menjual Yesus? Apakah Yesus menjual Yesus demi harta? Yudas menjual Yesus kepada para Imam dengan harga hanya 30 keping perak yang bila kita ubah ke dollar itu adalah sekitar 19 dollar Amerika. Bila kita konversikan ke rupiah dengan 1 rupiah adalah 13.000, itu setara dengan Rp 247.000. Tentu hal ini itu sangat murah. Jadi, Yudas bukan ingin menjual Yesus dengan harapan uang, tetapi harapan lain. Seperti orang Yahudi saat itu, Yudas ingin menjadikan Yesus sebagai pemimpin revolusi orang Yahudi untuk melakukan pemberontakan terhadap Kekaisaran Romawi. Hal ini pernah dilakukan oleh Judas Makabe yang melakukan pemberontakan melawan Kekaisaran Seleukid dan akhirnya mendirikan Dinasti Hasmonea. Sayangnya, kerajaan tersebut tidak bertahan lama.
Yudas Iskariot berharap Yesus mau memimpin pemberontakan melawan Roma. Sayangnya, Yesus mengajarkan murid-Nya untuk taat kepada Kaisar. Jadi, Yesus sendiri tidak memiliki minat untuk menjadi pemimpin di dunia karena dia sudah menjadi Pemimpin di surga. Oleh sebab itu, Yudas menjual Yesus kepada para Imam dengan harapan akan terjadi revolusi di Kota Yerusalem ketika Yesus diadili oleh Pilatus. Namun, harapan tersebut tidak terkabulkan karena Yesus sendiri memilih jalan salib. Tentu hal ini mengecewakan Yudas Iskariot. Dia pun mengembalikan uang tersebut kepada para Imam. Yudas pun memilih mengakhiri hidupnya karena rencananya yang gagal dan rasa malu yang sangat mendalam. Apa yang dilakukan oleh Yudas mengajarkan kita satu hal. Nafsu duniawi tidak bisa menggagalkan penggenapan Firman Allah. Saat berdoa, kita sering ingin doa kita terkabulkan oleh Allah dan ketika tidak terkabul maka kita akan kecewa kepada Allah. Padahal, Allah memiliki rencana yang lebih indah dari itu.
Dari beberapa kisah itu, kita bisa mempelajari banyak hal. Kita bisa belajar dari Yesus bahwa Yesus adalah sosok yang rendah hati dan melayani seperti yang tergambar dalam Kisah Perjamuan Terakhir dan Taman Getsemani. Kita juga harus belajar dari apa yang terjadi pada Yudas yang karena nafsunya ingin menjadikan Yesus sebagai pemimpin politik justru berakhir kepada maut. Yesus juga mengajarkan kita untuk melawan kekerasan dengan kebaikan. Hal ini kemudian ditiru oleh Mahatma Gandhi yang berhasil memerdekakan India dari Inggris.
DOA PENUTUP
Ya Allah, sumber cinta kasih dan keselamatan, dalam kematian PuteraMu Engkau memberi kami harapan akan hidup abadi. Maka kami mohon kepadaMu: limpahkanlah kurnia kasih setiaMu kepada kami, agar berkat kebangkitan Kristus kami memperoleh kemuliaan kekal yang kami harapkan. Sebab Dialah pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
===
Renungan Kisah Sengsara
J.Love
44. Dalam kegelapan pekat
Jiwa Yesus diliputi dukacita, kegelapan dan kepahitan yang tak terkatakan.
Kegelapan di Kalvari semakin pekat. Semua orang menjauh dari salib Yesus. Jiwa Yesus diliputi dukacita dan kepahitan yang amat sangat. Bagi Yesus segalanya tampak gelap, suram dan mengenaskan. Dalam keadaan terikat tanpa daya, tanpa bisa bergerak sendiri pun. Yesus dijauhkan dari segala penghiburan ilahi maupun manusiawi. Yesus merasa ditinggalkan oleh Allah Bapa hingga Ia berseru, “AllahKu, AllahKu mengapa Engkau meninggalkan Aku?” Sungguh sengsara batin yang tidak terlukiskan yang harus dilalui Yesus seorang diri dan hanya ditopang oleh iman, harapan dan kasih.
Dari sengsara pahit Yesus inilah, kita mendapatkan rahmat untuk melawan berbagai pencobaan pada situasi yang sama, saat kita merasa putus asa, saat kita merasa ditinggalkan oleh semua, saat kecemasan, ketakutan, kepahitan dan kegelapan meliputi jiwa dan batin kita dan juga saat kita merasa dijauhkan dari segala penghiburan surgawi. Pada saat inilah kita harus berpaling kepada Yesus yang siap sedia mencurahkan rahmatNya dan menemani kita, agar kita tidak perlu melewati semua itu sendirian, sebab Yesus telah menyilihnya pada salib agar kita dapat melewatinya bersama dengan Dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar