Jumat, 15 April 2022

Ibadat Bacaan: Jumat, 15 April 2022

Jumat, 15 April 2022

PEKAN SUCI – O PEKAN II

HARI JUMAT AGUNG (M)

 

IBADAT BACAAN

 

PEMBUKAAN

P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku

U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu

Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus

Seperti pada permulaan, sekarang dan sepanjang segala abad. Amin

 

MADAH

O kayu indah mulia

Yang dihias darah raja

Kau terima kehormatan

Menjadi tumpuan Tuhan

 

Bahagialah lenganmu

Gantungan tangan terpaku

Yang lemas namun kuasa

Merebut mangsa neraka

 

Hai salib harapan kami

Di masa sengsara ini

Yang saleh mohon dituntun

Yang salah mohon diampun

 

Tritunggal sumber selamat

Dipuji seluruh umat

Yang ditebus darah suci

Mohon selalu diberkati. Amin

 

PENDARASAN MAZMUR

 

Antifon 1

Para raja dunia bersiap-siap, para penguasa bermufakat melawan Tuhan dan yang diurapiNya.

 

Mazmur 2

 

Mengapa bangsa-bangsa bergelora,*

mengapa suku-suku mengerahkan pasukannya?

 

Para raja bumi bersiap-siap,*

para panglima bersekongkol melawan Tuhan dan raja yang diurapiNya:

 

“Marilah kita patahkan belenggunya,*

marilah kita gulingkan penjajahannya!”

 

Tetapi Tuhan tertawa dari takhtaNya di surga,*

Tuhan mengolok-olok mereka.

 

Dalam amarahNya Tuhan menghalau para perwira mereka,*

dan dalam murkaNya Ia mengacau-balaukan mereka.

 

Tetapi aku telah diurapi menjadi rajaNya,*

di Sion, gunungNya yang kudus.

 

Akan kubacakan surat keputusan Tuhan,*

Tuhan bersabda kepadaku:

 

“Engkaulah puteraKu,*

pada hari ini Aku menjadi Bapamu.

 

Mintalah kemakmuran, maka akan Kuberikan,†

para bangsa akan menjadi milik pusakamu,*

dan seluruh bumi akan kaukuasai.

 

Engkau akan menghancurkan musuhmu dengan tongkat besi,*

meremukkan mereka seperti jambangan tanah liat.”

 

Dan sekarang ketahuilah, hai para raja,*

awaslah, hai para panglima!

 

Beribadatlah kepada Tuhan dengan takwa,*

berbaktilah kepadaNya dengan gentar!

 

Jangan sampai Tuhan menjadi marah dan kamu binasa,*

sebab mudah sekali amarahNya menyala.

 

Berbahagialah semua orang *

yang berlindung pada Tuhan.

 

Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

 

Antifon 1

Para raja dunia bersiap-siap, para penguasa bermufakat melawan Tuhan dan yang diurapiNya.

 

Antifon 2

Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka dan membuang undi atas jubahku

 

Mazmur  21 (22), 2-23

 

Allahku, ya Allahku, mengapa aku Kautingalkan? *

Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh, dan tidak menolong aku.

 

Allahku, diwaktu siang aku berseru-seru, †

tetapi Engkau tidak menjawab, *

di waktu malam aku mengaduh-aduh, tetapi tidak juga aku tenang.

 

Padahal Engkau bersemayam di atas takhta yang suci,*

ya Allah, kemuliaan Israel.

 

KepadaMu leluhur kami percaya; *

mereka percaya, dan Engkau meluputkan mereka

 

KepadaMu mereka berseru, dan mereka Kaubebaskan,*

kepadaMu mereka berharap, dan tidak Kaukecewakan.

 

Tetapi aku ini cacing dan bukan manusia,*

cercaan orang dan hinaan rakyat

 

Semua yang melihat aku mengolok-olok aku,*

mereka mencibirkan bibir dan menggelengkan kepala:

 

“Ia hidup untuk Tuhan? Biar Tuhan meluputkannya,*

biar Tuhan melepaskannya, kalau Tuhan memang menaruh perhatian.”

 

Ya Tuhan, Engkau yang mengeluarkan daku dari kandungan; *

yang meletakkan daku dengan aman pada dada ibuku.

 

KepadaMu aku diserahkan sejak lahir,*

sejak aku dalam kandungan ibuku, Engkaulah Allahku

 

Jangan tinggal jauh dari padaku, sebab musuh telah dekat,*

dan tak ada penolong bagiku.

 

Seperti lembu-lembu jantan, musuh mengerumuni aku,*

seperti banteng raksasa, mereka mengepung aku.

 

Mereka mengangakan moncong  terhadap aku,*

seperti singa yang menerkam dan mengaum.

 

Seperti air aku tercurah,*

dan segala tulangku terlepas dari sendinya.

 

Hatiku menjadi seperti lilin,*

hancur luluh dalam diriku.

 

Kekuatanku kering seperti beling,*

lidahku melekat pada langit-langit mulutku,-

 

Seperti anjing, musuh mengerumuni aku,*

gerombolan penjahat mengepung aku.

 

Mereka menusuk tangan dan kakiku,*

segala tulangku dapat  kuhitung.

 

Mereka menonton dan memandangi aku,†

membagi-bagi pakaianku di antara mereka

dan membuang undi atas jubahku.

 

Tetapi  Engkau, Tuhan, janganlah jauh; *

kekuatanku, bergegaslah menolong aku!

 

Lepaskanlah aku dari pedang,*

dan nyawaku dari cengkeraman anjing

 

Selamatkanlah aku dari moncong singa,*

dan tolonglah aku mengalahkan tanduk banteng.

 

Maka aku akan memasyhurkan namaMu kepada saudaraku *

dan memuji Engkau di tengah-tengah umat.

 

Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

 

Antifon 2

Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka dan membuang undi atas jubahku

 

Antifon 3

Orang-orang yang ingin mencabut nyawaku menggunakan kekerasan

 

Mazmur 37 (38)

 

Ya Tuhan, janganlah menyiksa aku dalam murkaMu,

janganlah menghajar aku dalam amarahMu.

 

PanahMu tertancap dalam tubuhku,*

tanganMu berat menekan daku.

 

Karena amarahMu rusaklah tubuhku terkoyak-koyak,*

karena dosaku remuklah tulang belulangku.

 

Aku tenggelam dalam lautan kesalahanku,*

tersesak oleh timbunan dosa yang tak tertahan.

 

Lukaku membusuk dan bernanah *

karena kebodohan tingkah lakuku.

 

Aku tertunduk dan tersungkur,*

sepanjang hari aku berkeliaran kebingungan.

 

Hatiku panas, tersengat radang, *

tiada yang sehat dalam diriku.

 

Aku hancur luluh kehabisan tenaga,*

hatiku mengaduh dan meronta-ronta kesakitan.

 

Ya Tuhanku, jeritan tangisku menggema di hadapanMu,*

dan rintihanku tidak tersembunyi bagiMu.

 

Jantungku berdebar-debar dimakan demam, kekuatanku menghilang, *

bahkan cahaya mataku pudar melenyap.

 

Handai taulanku menyingkiri aku karena penyakitku,*

dan kaum kerabatku menjauhi aku.

 

Orang yang ingin mencabut nyawaku memasang jerat, *

orang yang mengikhtiarkan celakaku, mengejar aku.

 

Pembunuhan dan pengkhianatan *

itulah yang mereka pikir-pikirkan sepanjang hari.

 

Namun aku seperti orang tuli yang tidak mendengar, *

seperti orang bisu yang tidak membuka mulut

 

Aku seperti orang yang tidak mendengar,*

yang tidak mengucapkan bantahan.

 

Sebab kepadaMulah aku berharap, ya Tuhan, *

Engkaulah yang akan menjawab, ya Allahku.

 

Kataku: “Janganlah biarkan mereka mempermainkan daku,*

jangan mereka menjadi sombong bila aku goyah.”

 

Sebab tak mungkin aku lepas dari kesalahanku,*

terus menerus aku dirundung kesusahan.

 

Sungguh, aku mengakui dosaku,*

aku cemas karena kejahatanku.-

 

Aku menghadapi lawan yang sangat kuat,*

amat banyaklah musuh yang mengkhianati aku.

 

Mereka membalas kebaikan dengan kejahatan,*

mereka mengumpat aku, padahal aku bermaksud baik.

 

Kemuliaan  kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin

 

Antifon 3

Orang-orang yang ingin mencabut nyawaku menggunakan kekerasan

 

BACAAN

Ibr 9:11-28

Ibr 9:11 Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, -artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, -

 

Ibr 9:12 dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.

 

Ibr 9:13 Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah,

 

Ibr 9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

 

Ibr 9:15 Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggara yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.

 

Ibr 9:16 Sebab di mana ada wasiat, di situ harus diberitahukan tentang kematian pembuat wasiat itu.

 

Ibr 9:17 Karena suatu wasiat barulah sah, kalau pembuat wasiat itu telah mati, sebab ia tidak berlaku, selama pembuat wasiat itu masih hidup.

 

Ibr 9:18 Itulah sebabnya, maka perjanjian yang pertama tidak disahkan tanpa darah.

 

Ibr 9:19 Sebab sesudah Musa memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada seluruh umat, ia mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan serta air, dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat,

 

Ibr 9:20 sambil berkata: "Inilah darah perjanjian yang ditetapkan Allah bagi kamu."

 

Ibr 9:21 Dan juga kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikinya secara demikian dengan darah.

 

Ibr 9:22 Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum Taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.

 

Ibr 9:23 Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik dari pada itu.

 

Ibr 9:24 Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.

 

Ibr 9:25 Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri.

 

Ibr 9:26 Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.

 

Ibr 9:27 Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,

 

Ibr 9:28 demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.

 

BACAAN PILIHAN

Sumber TuhanYesus.org

Saat kita memperingati Jumat Agung, bukan sebatas peringatan dukacita yang kita lakukan, melainkan diharapkan kita mampu memandang kematian Yesus dari sisi lain yang maknanya jauh lebih besar. Maka dari itu, kita perlu mengetahui apa sebenarnya pesan dan makna dari Jumat Agung, apakah hanya sebatas peringatan akan kematian Yesus atau memiliki arti yang mendalam yang diharapkan bisa sampai dalam pengertian kita. Dan dalam artikel ini, kami akan membantu Anda untuk memaknai lebih jauh mengenai hari Jumat Agung, yaitu sebagai berikut :

 

Penderitaan bukanlah akhir

Kita mungkin sering mendengar perkataan bahwa setiap orang memiliki salib masing-masing yang harus ditanggungnya. Dan percayalah, bahwa itu benar adanya. Salib di sini berarti beban atau penderitaan. Bahkan, Tuhan Yesus mengatakan bahwa siapa saja yang ingin mengikut Dia, maka orang tersebut harus mau memikul salibnya.

 

Menjadi orang Kristen tidak menjanjikan bahwa kita akan hidup nyaman dan tentram. Mungkin apabila Roh Kudus beserta kita setiap hari, kita akan merasakan damai dan sukacita. Namun, tetap masih ada tantangan hidup. Nah, di sini tergantung bagaimana kita memandang beban yang menjadi tanggungan kita, sebagai tantangan atau penderitaan.

 

Memang benar bahwa salib Yesus menandakan bahwa hidup ini tidak akan selalu berjalan mulus. Namun, apakah ini akan mematahkan semangat hidup kita? Kalau kita jatuh ke dalam perasaan seperti itu, ada baiknya kita berdiam dan merenungkan diri. Ubahlah mindset bahwa tujuan dari hidup ini bukan hanya untuk sekedar bahagia. Ada hal yang lebih besar yang harus kita capai. Dan kita akan merasakan sukacita luar biasa apabila berhasil sampai kepada tujuan kita.

 

Kebahagiaan datang dan pergi, jadi jangan sandarkan pengharapan dan semangat kita hanya pada kebahagiaan. Kalau itu yang kita lakukan, kita akan menjadi orang yang dikendalikan oleh suasana hati dan sulit konsisten dengan apa yang kita kerjakan. Melainkan berfokuslah kepada tujuan.

 

Dengan seperti ini, secara langsung Tuhan akan menempa kita untuk menjadi pribadi yang kuat dan tangguh. Seperti berlian yang harus diasah berkali-kali supaya menjadi batu yang indah dan mahal harganya. Memang tidak mudah untuk terus berjalan saat suasana hidup tak memungkinkan. Nah, di sinilah kita perlu merenungkan kembali peristiwa penyaliban Yesus Kristus. Dia disiksa dan disalibkan, tapi Dia bangkit pada hari ketiga dan menjadi pemenang. Maukah kita menjadi seperti Dia? Ikutilah jejak-Nya. Taruh pengharapan kita di bahwa kaki salib-Nya. Percayalah bahwa sesuatu yang indah akan datang tepat pada waktunya.

 

Pengampunan

Penyaliban Yesus Kristus merupakan bukti kasih Allah kepada manusia. Dalam Alkitab dikatakan bahwa Allah mau menyerahkan Anak-Nya yang tunggal karena cinta-Nya yang begitu besar kepada manusia. Dan hal ini dilakukan-Nya sebab Ia tahu bahwa manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri, sehingga harus ada Penebus yang suci untuk dikorbankan. Sejak awal, Allah ingin sekali mengampuni dosa kita.

 

Bahkan ketika Yesus di dunia, Ia menunjukkan melalui sikap-Nya seberapa besar pentingnya kasih. Selama hidupnya, Ia selalu mengasihi dan menolong orang lain. Bahkan saat Ia menderita pun, Ia meminta Allah Bapa untuk mengampuni orang yang bersalah kepada-Nya. Hal ini karena Yesus tahu bahwa manusia sangat terbatas. Manusia memiliki banyak kelemahan yang bisa membuat mereka mudah jatuh ke dalam dosa.

 

Namun, Yesus tetap mengasihi musuh-musuh-Nya. Di sini Dia ingin menunjukkan kepada kita semua bahwa tidak ada gunanya kita memendam kebencian kepada orang lain. Apa keuntungan yang kita dapat? Bahkan sebenarnya kita sadar bahwa memendam perasaan benci timbul karena ego kita terlalu besar. Ingatlah bahwa Yesus saja mau merendahkan hatinya dan memilih untuk mengampuni. Membalas kejahatan dengan kejahatan tidak akan merubah apapun, yang ada akan timbul kejahatan lainnya. Namun, apabila kita membalas dengan kasih, maka kemungkinan besar orang lain akan berubah karena merasakan kasih yang kita berikan.

 

Dan ini juga berkaitan dengan salah satu visi umat Kristiani, yaitu menyebarkan kasih dimanapun kita berada. Yakinlah bahwa kasih memiliki dampak besar bagi seseorang yang menerimanya. Dengan menerima kasih, maka ia akan mampu menyebarkan kasih kepada orang lain. Namun, sebagai orang Kristen, dimana tempat kita mendapatkan kasih yang sejati? Tentu saja dari Allah Bapa dan Yesus Kristus. Bahkan dalam Alkitab dituliskan bahwa kita dapat mengasihi orang lain dengan tulus karena Allah terlebih dahulu menyatakan kasih-Nya kepada kita.

 

Itulah mengapa di gereja kita selalu diingatkan dan diajarkan mengenai kasih. Walau kita memiliki iman dan pengharapan, tapi kalau kita tidak memiliki kasih maka itu semua akan sia-sia. Kita diutus untuk menjadi berkat dan untuk menyatakan Allah melalui diri kita. Bagaimana bisa kita melakukannya? Dalam Alkitab dikatakan bahwa Allah adalah kasih. Dengan menyebarkan kasih, orang lain akan melihat Allah melalui diri kita.

 

Membangun mentalitas pemenang

Seseorang hanya akan dikatakan sebagai pemenang apabila ia berhasil melewati tantangan atau ujian. Pemenang adalah mereka yang sudah teruji dan akan menuju ke level selanjutnya. Itulah mengapa hidup ini tidak selalu berjalan mulus. Kita butuh tantangan untuk membentuk kepribadian kita.

 

Coba bayangkan apabila kita hidup tanpa masalah? Tentu hidup ini akan terasa hambar dan kita hanya akan menjadi orang yang biasa-biasa saja. Dengan masalah atau ujian, kita dapat belajar sesuatu. Bagaimana menghadapi dan merespon segala hal yang terjadi pada kita. Kita akan menjadi orang yang lebih bijaksana karena kita memiliki banyak pengalaman.

 

Apabila kita sudah menyadari bahwa tantangan akan membentuk kita menjadi lebih tangguh, maka kita tidak akan takut untuk mencoba hal-hal baru yang lebih menantang. Di sini mentalitas pemenang terbentuk. Seorang pemenang tahu akan tujuannya. Dan dia hidup untuk meraih tujuan tersebut. Dia percaya diri dan yakin bahwa segala kesakitan akan menempanya. Dan dia tahu bahwa dia akan merasakan sukacita luar biasa apabila dia berhasil melewati tantangan tersebut.

 

Setiap orang Kristen hendaknya menjadikan Jumat Agung sebagai kesempatan untuk berbenah dan kembali membentuk tekad. Sehingga Jumat Agung tidak hanya sebagai peringatan, melainkan dapat menjadi awal pembaharuan bagi umat Kristiani. Jadikan Yesus sebagai teladan kita dan hendaknya kita berusaha untuk seperti Yesus. Memang tidak akan mudah dan perlu waktu yang panjang. Namun, percayalah bahwa setiap usaha kita tidak akan berakhir sia-sia.

 

Mungkin kita tidak akan melihat hasilnya dalam waktu dekat, tapi apabila kita setia dan terus berharap, kita akan terkejut suatu saat nanti melihat betapa jauhnya perubahan kita. Dan jangan jadikan ini sebagai beban, melainkan cintailah setiap proses pertumbuhan kita. Karena hidup adalah sebuah proses. Karena apabila kita tidak menikmatinya, kita tidak akan pernah merasa bahagia. Jangan takut gagal dan tetap bersyukur akan segala hal yang kita punya. Tuhan tahu apa yang terbaik untuk anak-Nya dan percayalah apapun yang terjadi Dia tidak akan membiarkan kita jatuh sampai tergeletak.

 

DOA PENUTUP

Bapa, sudilah memandang dengan rela keluargaMu ini. Sebab demi keselamatan kami Tuhan kami Yesus Kristus tidak ragu-ragu menyerahkan diri ke tangan kaum penjahat dan menderita siksaan salib. Dialah PuteraMu dan    pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin

 

PENUTUP

P: Marilah memuji Tuhan

U: Syukur kepada Allah


====

Renungan Kisah Sengsara

J.Love


46. Wafat di kayu salib

Yesus menyerahkan RohNya dalam sengsara batin dan fisik yang luar biasa


Sakrat maut tiba; keringat dingin mengaliri sekujur tubuhNya. Yesus berkata, “Sudah selesai.” Lalu sambil mengangkat kepalaNya, Ia berseru dengan suara nyaring, “Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan RohKu.” Lalu, Ia menjatuhkan kepalaNya dalam sengsara yang hebat dan wafat. Kedua mataNya, yang kabur karena darah, tetap setengah terbuka, sementara bibirNya yang kering dan pecah-pecah, hanya sebagian terkatup, memperlihatkan lidahNya yang bengkak dan berdarah. TubuhNya menjadi kaku, dan kakiNya sedikit terpelintir ke satu sisi. Bumi berguncang, bukit Kalvari terbelah membentuk suatu jurang yang dalam antara salib Yesus dan penjahat di sebelah kiriNya. Kepala pasukan tersentuh hebat dan dipertobatkan saat itu juga.


Selesailah sudah sengsara Yesus. Ia wafat dalam kondisi fisik dan batin yang amat sangat menderita. Namun inilah kemenangan gemilang atas kodrat dan atas maut. Yesus telah melaksanakan tugasNya hingga tuntas demi kita semua. Segala kemuliaan dan hormat dan kuasa bagi Anak Domba Allah untuk selama-lamanya! Kini, giliran kita untuk meneruskan pengorbanan Yesus yang luar biasa ini. Adalah tugas kita untuk memanggul salib hingga tuntas segala tugas yang Tuhan berikan kepada kita. Jangan sia-siakan segala sengsara Tuhan kita. Mari kita kerjakan bagian kita hingga mencapai garis akhir dengan baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar