Jumat,
01
Oktober 2021
Pekan Biasa XXVI – O PEKAN II
Pesta S. Teresia dr Kanak-kanak Yesus, PrwPujG
Pld-Misi (P).
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Alleluya.
MADAH
Mari kita bergembira
Mengenangkan Teresia
Yang menerima panggilan
Mewartakan cinta Tuhan
Hidup amat sederhana
Semua serba biasa
Namun dijiwai cinta
Menjadi luar biasa
Ia hidup tersembunyi
Penuh tapa dan samadi
Namun luas pengaruhnya
Dalam Gereja semesta
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra dan RohNya
Yang memperkenalkan diri
Kepada yang rendah hati. Amin
PENDARASAN MAZMUR
Ant. 1
Terberkatilah engkau,
santa Teresia, sebab Tuhan diagungkan oleh segala bangsa yang mendengar namamu.
Mazmur 18 (19) A
Langit mewartakan kemuliaan Allah, *
Dan cakrawala memasyhurkan karya tanganNya.
Hari yang satu mengisahkan kepada hari yang lain,*.
Dan malam yang satu menyampaikan kepada malam yang
berikut.
Meskipun tidak bicara dan tidak memperdengarkan
suara,†
Namun di seluruh dunia bergemalah seruannya,*
Dan pesannya sampai ke perbatasan bumi.
Di sanalah Tuhan memasang kemah bagi sang surya,*
Yang meninggalkan peraduannya bagaikan pengantin.
Dengan girang sang surya menempuh jalan
peredarannya,*
Laksana seorang pahlawan.
Dari ujung langit yang satu ia beredar ke ujung yang
lain,*
Dan tidak ada yang luput dari panas teriknya.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan sekarang dan sepanjang segala
abad. Amin
Ant. 1
Terberkatilah engkau,
santa Teresia, sebab Tuhan diagungkan oleh segala bangsa yang mendengar namamu.
Ant. 2
Tuhan memilih
engkau sebagai milikNya, sebagai kebanggaan dan kemuliaanNya.
Mazmur 44 (45)
I
Hatiku meluapkan kata-kata indah,†
aku mempersembahkan laguku kepada raja,*
lidahku bagaikan gerak pena juru tulis.
Tereloklah baginda di antara manusia,†
tampanlah wajah baginda,*
terberkati oleh Allah selama-lamanya.
Ikatkanlah pedang pada pinggang, hai pahlawan,*
itulah kebanggaan dan kemuliaan baginda.
Demi kebenaran dan keadilan majulah dengan megah,*
dan lakukanlah perbuatan yang gagah
Anak panah yang tajam menembus jantung musuh
baginda,*
bangsa-bangsa rebah dan takluk.
Tahkta baginda bertahan selama-lamanya,*
tampuk pemerintahan baginda adil dan jujur.
Baginda cinta akan keadilan dan benci akan
kelaliman,*
sebab itu baginda diurapi oleh Allah.
Baginda menjadi yang termulia di antara semua raja,*
pakaian kebesaran baginda harum mewangi.
Bunyi kecapi terdengar dari istana permaisuri,*
menggembirakan hati baginda.
Para puti raja-raja berarak-arak menghadap baginda,*
permaisuri berdiri di samping baginda, berhiaskan
emas
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Ant. 2
Tuhan memilih
engkau sebagai milikNya, sebagai kebanggaan dan kemuliaanNya.
Ant. 3
Engkau menjadi
mahkota gemilang di tangan Tuhan, sebab Tuhan berkenan padamu.
II
Dengarkanlah, hai putri, perhatikanlah dengan baik,*
lupakanlah bangsa dan seisi rumah ayahmu
Seri baginda tertarik oleh kecantikkanmu,*
sujudlah kepadanya, sebab dialah tuanmu.
Putri kota Tirus datang dengan persembahan,*
para bangsawan mengharapkan kerelaanmu.
Permaisuri diarak masuk, semaraklah semata-mata,*
pakaiannya bersulamkan emas.
Berdandanan aneka warna ia diantar mengharap raja,*
para putri raja-raja mengiringinya
Dengan gembira dan sorak sorai mereka diantar masuk,*
masuklah mereka ke dalam istana raja.
Para putera baginda akan melanjutkan kerajaan,*
baginda mengangkat mereka menjadi penguasa di
seluruh bumi
Semoga aku memasyhurkan nama baginda turun temurun,*
maka para bangsa akan memuji baginda selama-lamanya.
Kemuliaan
kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang
segala abad. Amin
Ant. 3
Engkau menjadi
mahkota gemilang di tangan Tuhan, sebab Tuhan berkenan padamu.
BACAAN
1 Kor 7:25-40
1kor 7:25 Sekarang
tentang para gadis. Untuk mereka aku tidak mendapat perintah dari Tuhan. Tetapi
aku memberikan pendapatku sebagai seorang yang dapat dipercayai karena rahmat
yang diterimanya dari Allah.
1kor 7:26 Aku
berpendapat, bahwa, mengingat waktu darurat sekarang, adalah baik bagi manusia
untuk tetap dalam keadaannya.
1kor 7:27 Adakah
engkau terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mengusahakan
perceraian! Adakah engkau tidak terikat pada seorang perempuan? Janganlah
engkau mencari seorang!
1kor 7:28 Tetapi,
kalau engkau kawin, engkau tidak berdosa. Dan kalau seorang gadis kawin, ia
tidak berbuat dosa. Tetapi orang-orang yang demikian akan ditimpa kesusahan
badani dan aku mau menghindarkan kamu dari kesusahan itu.
1kor 7:29 Saudara-saudara,
inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu
yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka
tidak beristeri;
1kor 7:30 dan
orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang
bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli
seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli;
1kor 7:31 pendeknya
orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali
tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan
berlalu.
1kor 7:32 Aku
ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri
memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.
1kor 7:33 Orang
yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat
menyenangkan isterinya,
1kor 7:34 dan
dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak
gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa
mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada
perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.
1kor 7:35 Semuanya
ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi
kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang
benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan.
1kor 7:36 Tetapi
jikalau seorang menyangka, bahwa ia tidak berlaku wajar terhadap gadisnya, jika
gadisnya itu telah bertambah tua dan ia benar-benar merasa, bahwa mereka harus
kawin, baiklah mereka kawin, kalau ia menghendakinya. Hal itu bukan dosa.
1kor 7:37 Tetapi
kalau ada seorang, yang tidak dipaksa untuk berbuat demikian, benar-benar yakin
dalam hatinya dan benar-benar menguasai kemauannya, telah mengambil keputusan
untuk tidak kawin dengan gadisnya, ia berbuat baik.
1kor 7:38 Jadi
orang yang kawin dengan gadisnya berbuat baik, dan orang yang tidak kawin
dengan gadisnya berbuat lebih baik.
1kor 7:39 Isteri
terikat selama suaminya hidup. Kalau suaminya telah meninggal, ia bebas untuk
kawin dengan siapa saja yang dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang
percaya.
1kor 7:40 Tetapi
menurut pendapatku, ia lebih berbahagia, kalau ia tetap tinggal dalam
keadaannya. Dan aku berpendapat, bahwa aku juga mempunyai Roh Allah.
BACAAN LAIN
Sumber Iman
Katolik
Maria Francoise
Therese Martin lahir di Alencon, Prancis pada tanggal 2 Januari 1873. Theresia
adalah puteri bungsu dari keluarga saleh Louis Martin dan Azelie Guerin.
Ayahnya seorang pembuat arloji di kota Alencon. Sepeninggal isterinya, ia
bersama anak-anaknya pindah ke Lisieux. Kematian ibunya menimbulkan shock besar
pada Theresia sebagai puteri bungsu. Terpaksa kakaknya, Pauline, menggantikan kedudukan
ibunya untuk merawat dan memperhatikan perkembangannya.
Theresia sangat
dikasihi ayahnya. Ia diberi macam-macam julukan: 'Theresia Kecil', 'Bungsu
Kecil' dan 'Ratu Kecil'. Pada tahun 1881 sampai 1885, ia belajar di sekolah
Suster-suster Benediktin. Ia sangat perasa dan cepat menangis sehingga
teman-temannya tidak akrab dengannya. Ia semakin menjadi perasa sewaktu
kakaknya Pauline masuk biara Karmelit di Lisieux pada bulan Oktober 1882.
Theresia jatuh sakit karena keberangkatan Pauline itu. Theresia disembuhkan
secara ajaib. Sementara kakak-kakaknya berlutut disamping tempat tidurnya untuk
berdoa bagi kesembuhannya, patung Bunda Maria yang berada di depannya tiba-tiba
tersenyum padanya. Penyakit itu hilang seketika meskipun sifat perasa masih
tetap ada. Sifat itu baru mulai hilang karena nasehat ayahnya ketika mereka
menghadiri upacara malam Natal tahun 1886. Semenjak itu, ia mulai semakin sadar
akan keburukan dari sifatnya yang manja dan lekas tersinggung itu. Ia sadar
bahwa ia sudah mulai remaja dan lebih dari itu bahwa sifat kekanak-kanakan itu
tidak cocok bagi seorang wanita yang bercita-cita menjadi suster. Saat
kesadarannya ini - kemudian dalam autobiografinya - disebutnya sebagai saat
ber-rahmat yang mengawali kehidupannya yang baru. Katanya dalam buku itu:
"Yesuslah yang merubah diriku."
Semenjak itu ia
mulai sadar bahwa dirinya dipenuhi karunia Roh Kudus. Ia sadar pula bahwa dia
harus mengabdikan seluruh-hidupnya kepada Tuhan. Kerinduannya untuk bersatu
dengan Kanak-kanak Yesus sangatlah besar, dan karena itu di kemudian hari
setelah ia digelari 'kudus', ia dinamai 'Theresia dari Kanak-kanak Yesus' dan
Theresia dari Lisieux'. Kepada Yesus ia berjanji tidak akan pernah segan
melakukan apa saja yang dikehendaki Tuhan dari padanya.
Kerinduannya itu
terungkap dalam salah satu doanya berikut ini: "Yesus, tentu Engkau senang
mempunyai mainan. Biarlah saya menjadi mainanMu! Anggap saja saya ini mainanMu.
Bila akan Kauangkat, betapa senang hatiku. Jika hendak Kausepak kian kemari,
silakan!' Dan kalau hendak Kautinggalkan di pojok kamar lantaran bosan, boleh
saja. Saya akan menunggu dengan sabar dan setia. Tetapi kalau hendak Kautusuk
bolaMu. . .O, Yesus, tentu itu sakit sekali, namun terjadilah kehendakMu!"
Inilah doa Theresia Martin kepada Kanak-kanak Yesus yang sangat dirindukannya
tetapi belum bisa disambutnya karena umurnya baru 7 tahun.
Orangtua
Theresia baik sekali terhadapnya bersama saudara-saudaranya yang lain. Mereka
semua - ada lima orang - menjadi suster. Betapa bahagia hati Theresia, ketika
pada umur 12 tahun boleh menyambut Tubuh Yesus untuk pertama kalinya. Di
hadapan sebuah salib, ia berjanji: "Yesus di kayu salib yang haus, saya
akan 'memberikan air kepadaMu. Saya bersedia menderita sedapat mungkin, agar
banyak orang berdosa bertobat." Pendosa pertama yang bertobat berkat doa
Theresia ialah seorang penjahat kakap yang dijatuhi hukuman mati tanpa
menyesal, namun akhirnya ia bertobat juga di hadapan sebuah salib sesaat
sebelum menjalani hukuman.
Kerinduan
Theresia yang begitu besar pada Yesus mendesak dia untuk menjalani kehidupan
khusus sebagai seorang biarawati, mengikuti teladan 4 orang saudaranya yang
sudah lebih dahulu menjadi suster. Tetapi ia belum bisa diterima karena umurnya
baru 14 tahun. Ia tidak putus asa. Ia. berziarah ke Roma bersama orangtuanya.
Dalam audiensi umum dengan Bapa Suci, ia dengan berani meminta izin khusus dari
Bapa Suci untuk menjadi suster. Permintaannya itu dikabulkan dan dia boleh
masuk biara pada umur 15 tahun. Ia diterima dalam biara Suster-suster Karmelit
di Lisieux, Prancis. Kedua kakaknya sudah lebih dahulu di biara itu. Sembilan
tahun lamanya, ia hidup sebagai suster biasa. Sebagaimana suster muda lainnya,
ia melaksanakan tugas dan doa harian, harus mengatasi perasaan tersinggung,
marah, rasa iri hati dan memerangi kebosanan serta bermacam ragam godaan lahir
maupun batin. Untuk mencapai kesempurnaan hidup, ia memilih 'jalan sederhana'
berdasarkan ajaran Kitab Suci: hidup selaku seorang anak kecil, penuh cinta dan
iman kepercayaan akan Allah dan penyerahan diri yang total dengan perasaan
gembira. Demi cita-cita itu, ia melakukan hal-hal kecil dan kewajiban-kewajiban
sehari-hari dengan penuh tanggungjawab karena cinta kasihnya yang besar kepada
Allah Bapa di surga.
Ia sedih sekali
melihat banyak orang menyakiti hati Yesus dengan berbuat dosa dan tidak mau
bertobat. Untuk mempertobatkan orang-orang berdosa itu, ia mempersembahkan
dirinya sebagai korban penyilih dosa-dosa. Ia rajin berdoa dan melakukan tapa
bagi semua orang berdosa. Ia juga berdoa bagi para misionaris dan kemajuan
Kerajaan Allah di seluruh dunia.
Theresia
akhirnya menderita sakit paru-paru yang parah. Selama dua tahun lamanya ia
menanggung beban penderitaan itu dengan gembira. Penyakit ini kemudian merengut
nyawanya pada tanggal 30 September 1897 di biara Lisieux. Sebelum menghembuskan
nafasnya, ia berjanji untuk menurunkan hujan mawar ke dunia. Janji ini benar
terpenuhi karena banyak karunia Allah diberikan kepada semua orang yang berdoa
dengan perantaraannya.
Theresia
meninggal dunia dalam usia yang sangat muda, 24 tahun. Ia mewariskan catatan
riwayat pribadinya yang ditulis atas permintaan ibu biara: "Kisah suatu
Jiwa." Di dalamnya ia menunjukkan bahwa kesucian hidup dapat dicapai oleh
siapa saja, betapa pun rendah, hina dan biasa orang itu. Caranya ialah
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kecil dan tugas sehari-hari dengan penuh
cintakasih yang murni kepada Tuhan. Theresia adalah seorang Suster Karmelit
yang terkenal di Prancis pada abad 20. Pada tahun 1925, ia digelari sebagai
'santa' oleh Paus Pius XI (1922-1939) dan diangkat sebagai 'Pelindung Karya
Misi Gereja'. Kemudian oleh Paus Pius XII (1939-1958), Theresia diangkat
sebagai 'Pelindung Prancis'.
MADAH ALLAH TUHAN KAMI
Allah Tuhan kami,*
Engkau kami puji dan kami muliakan.
Bapa yang kekal,*
seluruh bumi bersembah sujud padaMu.
BagiMu semua malaikat bermadah,*
seluruh isi surga bernyanyi.
BagiMu kerubim dan serafim*
tak kunjung putus melambungkan pujian.
Kudus, kudus, kuduslah Tuhan,*
Allah segala kuasa.
Surga dan bumi*
penuh kemuliaanMu.
KepadaMu paduan para rasul bersyukur,*
rombongan para nabi berbakti.
KepadaMu barisan para martir berkurban*
dengan mempertaruhkan nyawa.
KepadaMu Gereja kudus beriman,*
tersebar di seluruh dunia.
Ya Bapa yang mahakuasa,*
pencipta semesta alam.
Putera sejati yang terpuji,*
Putera Bapa yang tunggal.
Roh kudus, cahaya mulia,*
penghibur umat beriman.
Engkaulah raja agung, ya Kristus,*
Engkaulah Putera Allah yang hidup.
Engkau sudi dikandung santa perawan,*
menjadi manusia demi keselamatan kami.
Engkau mematahkan belenggu maut,*
membuka pintu kerajaan surga bagi kami.
Engkau bertakhta mulia di sisi Bapa,*
mengadili umat manusia.
Kami mohon, lindungilah hamba-hambaMu,*
yang Kautebus dengan darahMu sendiri.
Sambutlah kami bersama para kudus*
dalam kemuliaan abadi. –
Selamatkanlah umatMu, ya Tuhan,*
dan berkatilah milik pusakaMu.
Bimbinglah kami semua*
dan muliakanlah untuk selamanya.
Setiap hari kami meluhurkan Dikau,*
kami memuji namaMu sepanjang masa.
Ya Tuhan, sudilah menjaga kami,*
agar senantiasa luput dari dosa.
Kasihanilah kami, ya Tuhan,*
kasihanilah kami.
Limpahkanlah kasih setiaMu kepada kami,*
sebab kami berharap kepadaMu.
KepadaMu kami percaya, ya Tuhan.*
kami takkan kecewa selama-lamanya.
DOA PENUTUP
Allah, Bapa kami, Engkau membuka kerajaanMu bagi
orang kecil dan rendah hati. Semoga kami dengan tabah menempuh jalan kecil
santa Teresia, supaya kemuliaanMu Kaunyatakan kepada kami.
Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan
berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa.
Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar