Selasa, 01 Oktober 2024
Pekan Biasa XXVI – O PEKAN II
Pesta S. Teresia dr Kanak-kanak Yesus, PrwPujG Pld-Misi (P).
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Alleluya.
MADAH
Mari kita bergembira
Mengenangkan Teresia
Yang menerima panggilan
Mewartakan cinta Tuhan
Hidup amat sederhana
Semua serba biasa
Namun dijiwai cinta
Menjadi luar biasa
Ia hidup tersembunyi
Penuh tapa dan samadi
Namun luas pengaruhnya
Dalam Gereja semesta
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra dan RohNya
Yang memperkenalkan diri
Kepada yang rendah hati. Amin
PENDARASAN MAZMUR
Ant. 1
Terberkatilah engkau, santa Teresia, sebab Tuhan diagungkan oleh segala bangsa yang mendengar namamu.
Mazmur 18 (19) A
Langit mewartakan kemuliaan Allah, *
Dan cakrawala memasyhurkan karya tanganNya.
Hari yang satu mengisahkan kepada hari yang lain,*.
Dan malam yang satu menyampaikan kepada malam yang berikut.
Meskipun tidak bicara dan tidak memperdengarkan suara,†
Namun di seluruh dunia bergemalah seruannya,*
Dan pesannya sampai ke perbatasan bumi.
Di sanalah Tuhan memasang kemah bagi sang surya,*
Yang meninggalkan peraduannya bagaikan pengantin.
Dengan girang sang surya menempuh jalan peredarannya,*
Laksana seorang pahlawan.
Dari ujung langit yang satu ia beredar ke ujung yang lain,*
Dan tidak ada yang luput dari panas teriknya.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan sekarang dan sepanjang segala abad. Amin
Ant. 1
Terberkatilah engkau, santa Teresia, sebab Tuhan diagungkan oleh segala bangsa yang mendengar namamu.
Ant. 2
Tuhan memilih engkau sebagai milikNya, sebagai kebanggaan dan kemuliaanNya.
Mazmur 44 (45)
I
Hatiku meluapkan kata-kata indah,†
aku mempersembahkan laguku kepada raja,*
lidahku bagaikan gerak pena juru tulis.
Tereloklah baginda di antara manusia,†
tampanlah wajah baginda,*
terberkati oleh Allah selama-lamanya.
Ikatkanlah pedang pada pinggang, hai pahlawan,*
itulah kebanggaan dan kemuliaan baginda.
Demi kebenaran dan keadilan majulah dengan megah,*
dan lakukanlah perbuatan yang gagah
Anak panah yang tajam menembus jantung musuh baginda,*
bangsa-bangsa rebah dan takluk.
Tahkta baginda bertahan selama-lamanya,*
tampuk pemerintahan baginda adil dan jujur.
Baginda cinta akan keadilan dan benci akan kelaliman,*
sebab itu baginda diurapi oleh Allah.
Baginda menjadi yang termulia di antara semua raja,*
pakaian kebesaran baginda harum mewangi.
Bunyi kecapi terdengar dari istana permaisuri,*
menggembirakan hati baginda.
Para putri raja-raja berarak-arak menghadap baginda,*
permaisuri berdiri di samping baginda, berhiaskan emas
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Ant. 2
Tuhan memilih engkau sebagai milikNya, sebagai kebanggaan dan kemuliaanNya.
Ant. 3
Engkau menjadi mahkota gemilang di tangan Tuhan, sebab Tuhan berkenan padamu.
II
Dengarkanlah, hai putri, perhatikanlah dengan baik,*
lupakanlah bangsa dan seisi rumah ayahmu
Seri baginda tertarik oleh kecantikkanmu,*
sujudlah kepadanya, sebab dialah tuanmu.
Putri kota Tirus datang dengan persembahan,*
para bangsawan mengharapkan kerelaanmu.
Permaisuri diarak masuk, semaraklah semata-mata,*
pakaiannya bersulamkan emas.
Berdandanan aneka warna ia diantar mengharap raja,*
para putri raja-raja mengiringinya
Dengan gembira dan sorak sorai mereka diantar masuk,*
masuklah mereka ke dalam istana raja.
Para putera baginda akan melanjutkan kerajaan,*
baginda mengangkat mereka menjadi penguasa di seluruh bumi
Semoga aku memasyhurkan nama baginda turun temurun,*
maka para bangsa akan memuji baginda selama-lamanya.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Ant. 3
Engkau menjadi mahkota gemilang di tangan Tuhan, sebab Tuhan berkenan padamu.
BACAAN
dikutip dari http://www.imankatolik.or.id
Ydt 6:1-21; 7:1,4-5
Ydt 6:1 Ketika gempar dari orang-orang yang di keliling dewan penasehat itu sudah padam, berkatalah Holofernes, panglima besar Asyur, di hadapan segenap rakyat kaum asing itu kepada Akhior serta bani Amon sebagai berikut:
Ydt 6:2 "Siapakah gerangan engkau, hai Akhior, dan kamu orang-orang upahan dari Amon, maka engkau berlagak nabi di tengah-tengah kita, seperti sekarang ini, dengan berkata bahwa kita tidak boleh maju untuk memerangi umat Israel itu, seolah-olah Allah akan menjadi perisai bagi mereka? Siapakah allah adanya kecuali Nebukadnezar? Baginda akan mengirimkan kekuatannya, lalu membasmi orang Israel dari muka bumi. Dan Allah mereka tidak akan dapat melepaskan mereka.
Ydt 6:3 Sebaliknya, kita, hamba-hamba Nebukadnezar, akan serempak memukul mereka. Niscaya mereka tidak akan dapat bertahan terhadap kekuatan kuda-kuda kita.
Ydt 6:4 Mereka akan kita bakar bersama-sama. Gunung-gunung mereka akan menjadi mabuk karena darah mereka dan semua datarannya akan penuh dengan mayat mereka. Telapak kaki mereka tidak akan dapat bertahan di hadapan kita. Sebaliknya, mereka akan dibinasakan sama sekali. Demikianlah titah raja Nebukadnezar yang dipertuan seluruh bumi. Sebab baginda sudah bertitah dan titahnya itupun tidak akan sia-sia adanya.
Ydt 6:5 Adapun engkau sendiri, hai Akhior orang upahan dari Amon, engkau yang telah mengucapkan perkataan tadi pada hari sialmu ini, mulai sekarang engkau tidak akan melihat wajahku lagi hingga aku membalas dendam kepada keturunan kaum pelari dari Mesir itu.
Ydt 6:6 Lalu lambungmu akan ditembusi dengan senjata tentaraku dan dengan senjata para pelayanku. Jatuhlah engkau nanti di tengah-tengah orang-orang mereka yang kena luka, apabila aku kembali kelak.
Ydt 6:7 Hamba-hambaku akan membawa engkau ke pegunungan lalu engkau akan mereka tinggalkan di salah satu kota di lereng gunung.
Ydt 6:8 Engkau tidak akan binasa, hingga dibasmi bersama dengan mereka.
Ydt 6:9 Jika dalam hati engkau masih berharap juga bahwa mereka tidak jadi ditangkap, maka tak perlu mukamu menjadi murung. Aku sudah berkata dan tiada satupun dari perkataanku itu yang akan gagal."
Ydt 6:10 Kemudian Holofernes memerintahkan kepada hamba-hambanya yang sedang bertugas di kemahnya, supaya Akhior ditangkapnya, lalu dibawanya ke kota Betulia serta diserahkannya kepada orang Israel.
Ydt 6:11 Maka Akhior ditangkap hamba-hamba itu, lalu diantar ke luar dari perkemahan ke dataran dan dari situ ke pegunungan. Mereka sampai ke sumber-sumber yang terletak di bawah Betulia.
Ydt 6:12 Melihat mereka orang-orang kota yang terletak di atas puncak gunung itu mengambil senjata dan keluar dari kota di atas puncak gunung itu. Segala pengumban melempari lasykar Holofernes itu dengan batu untuk menghalangi mereka naik ke atas.
Ydt 6:13 Dari sebab itu lasykar Holofernes bersembunyi di bagian bawah gunung itu. Diikatnya Akhior, lalu ditinggalkannya terletak pada kaki gunung itu. Kemudian pulanglah mereka kepada tuannya.
Ydt 6:14 Orang Israel turun dari kotanya lalu menghampiri Akhior. Ia dilepaskannya dan diantarnya ke kota Betulia. Lalu diiringkannya ke hadapan para pemimpin kota mereka.
Ydt 6:15 Pada masa itu para pemimpin itu ialah Uzia bin Mikha dari suku Simeon dan Habris bin Gotoniel dan Harmis bin Melkhiel.
Ydt 6:16 Mereka itu mengumpulkan para tua-tua kota. Juga para pemuda dan perempuan membanjir ke himpunan rakyat itu. Akhior ditempatkan di tengah-tengah seluruh rakyat, lalu Uzia menanyakan kepadanya apa yang sudah terjadi.
Ydt 6:17 Akhior menyahut dengan menceritakan kepada mereka semua apa yang telah dibicarakan dalam sidang dewan penasehat Holofernes dan segala sesuatunya yang telah dikatakannya sendiri di hadapan para perwira orang Asyur. Pun pula diceritakannya apa yang telah dibualkan Holofernes terhadap kaum Israel.
Ydt 6:18 Maka seluruh rakyat Israel merebahkan diri dan sujud menyembah di hadapan Allah seraya berseru, katanya:
Ydt 6:19 "Tuhan, Yang Berkuasa di sorga, pandanglah kecongkakan mereka dan kasihanilah bangsa kami yang direndahkan dan lihatlah pada hari ini dengan rela muka orang-orang yang telah dikuduskan kepada-Mu."
Ydt 6:20 Merekapun lalu menghibur Akhior dan ia sangat dipuji mereka.
Ydt 6:21 Uzia mengambil dia dari tengah himpunan rakyat itu ke rumahnya. Diadakanlah suatu perjamuan makan untuk para tua-tua. Semalam-malaman mereka minta tolong kepada Allah Israel.
Ydt 7:1 Keesokan harinya Holofernes memerintahkan kepada seluruh bala tentaranya dan kepada kaum yang menyertainya sebagai bala bantuan, supaya berangkat menuju Betulia, lalu menduduki jalan-jalan yang naik ke pegunungan dan bertempur dengan orang Israel.
Ydt 7:4 Melihat jumlah orang itu orang Israel sangat terperanjat, lalu berkatalah mereka satu sama lain: "Kini mereka akan menjilat seluruh permukaan negeri ini dan baik gunung-gunung yang tinggi maupun jurang-jurang dan bukit-bukit tidak akan dapat menanggung beban mereka."
Ydt 7:5 Lalu masing-masing mengambil perlengkapan perangnya dan dipasanglah api unggun di atas menara-menara kotanya dan malam itu mereka berjaga.
BACAAN LAIN
Sumber Iman Katolik
Maria Francoise Therese Martin lahir di Alencon, Prancis pada tanggal 2 Januari 1873. Theresia adalah puteri bungsu dari keluarga saleh Louis Martin dan Azelie Guerin. Ayahnya seorang pembuat arloji di kota Alencon. Sepeninggal isterinya, ia bersama anak-anaknya pindah ke Lisieux. Kematian ibunya menimbulkan shock besar pada Theresia sebagai puteri bungsu. Terpaksa kakaknya, Pauline, menggantikan kedudukan ibunya untuk merawat dan memperhatikan perkembangannya.
Theresia sangat dikasihi ayahnya. Ia diberi macam-macam julukan: 'Theresia Kecil', 'Bungsu Kecil' dan 'Ratu Kecil'. Pada tahun 1881 sampai 1885, ia belajar di sekolah Suster-suster Benediktin. Ia sangat perasa dan cepat menangis sehingga teman-temannya tidak akrab dengannya. Ia semakin menjadi perasa sewaktu kakaknya Pauline masuk biara Karmelit di Lisieux pada bulan Oktober 1882. Theresia jatuh sakit karena keberangkatan Pauline itu. Theresia disembuhkan secara ajaib. Sementara kakak-kakaknya berlutut disamping tempat tidurnya untuk berdoa bagi kesembuhannya, patung Bunda Maria yang berada di depannya tiba-tiba tersenyum padanya. Penyakit itu hilang seketika meskipun sifat perasa masih tetap ada. Sifat itu baru mulai hilang karena nasehat ayahnya ketika mereka menghadiri upacara malam Natal tahun 1886. Semenjak itu, ia mulai semakin sadar akan keburukan dari sifatnya yang manja dan lekas tersinggung itu. Ia sadar bahwa ia sudah mulai remaja dan lebih dari itu bahwa sifat kekanak-kanakan itu tidak cocok bagi seorang wanita yang bercita-cita menjadi suster. Saat kesadarannya ini - kemudian dalam autobiografinya - disebutnya sebagai saat ber-rahmat yang mengawali kehidupannya yang baru. Katanya dalam buku itu: "Yesuslah yang merubah diriku."
Semenjak itu ia mulai sadar bahwa dirinya dipenuhi karunia Roh Kudus. Ia sadar pula bahwa dia harus mengabdikan seluruh-hidupnya kepada Tuhan. Kerinduannya untuk bersatu dengan Kanak-kanak Yesus sangatlah besar, dan karena itu di kemudian hari setelah ia digelari 'kudus', ia dinamai 'Theresia dari Kanak-kanak Yesus' dan Theresia dari Lisieux'. Kepada Yesus ia berjanji tidak akan pernah segan melakukan apa saja yang dikehendaki Tuhan dari padanya.
Kerinduannya itu terungkap dalam salah satu doanya berikut ini: "Yesus, tentu Engkau senang mempunyai mainan. Biarlah saya menjadi mainanMu! Anggap saja saya ini mainanMu. Bila akan Kauangkat, betapa senang hatiku. Jika hendak Kausepak kian kemari, silakan!' Dan kalau hendak Kautinggalkan di pojok kamar lantaran bosan, boleh saja. Saya akan menunggu dengan sabar dan setia. Tetapi kalau hendak Kautusuk bolaMu. . .O, Yesus, tentu itu sakit sekali, namun terjadilah kehendakMu!" Inilah doa Theresia Martin kepada Kanak-kanak Yesus yang sangat dirindukannya tetapi belum bisa disambutnya karena umurnya baru 7 tahun.
Orangtua Theresia baik sekali terhadapnya bersama saudara-saudaranya yang lain. Mereka semua - ada lima orang - menjadi suster. Betapa bahagia hati Theresia, ketika pada umur 12 tahun boleh menyambut Tubuh Yesus untuk pertama kalinya. Di hadapan sebuah salib, ia berjanji: "Yesus di kayu salib yang haus, saya akan 'memberikan air kepadaMu. Saya bersedia menderita sedapat mungkin, agar banyak orang berdosa bertobat." Pendosa pertama yang bertobat berkat doa Theresia ialah seorang penjahat kakap yang dijatuhi hukuman mati tanpa menyesal, namun akhirnya ia bertobat juga di hadapan sebuah salib sesaat sebelum menjalani hukuman.
Kerinduan Theresia yang begitu besar pada Yesus mendesak dia untuk menjalani kehidupan khusus sebagai seorang biarawati, mengikuti teladan 4 orang saudaranya yang sudah lebih dahulu menjadi suster. Tetapi ia belum bisa diterima karena umurnya baru 14 tahun. Ia tidak putus asa. Ia. berziarah ke Roma bersama orangtuanya. Dalam audiensi umum dengan Bapa Suci, ia dengan berani meminta izin khusus dari Bapa Suci untuk menjadi suster. Permintaannya itu dikabulkan dan dia boleh masuk biara pada umur 15 tahun. Ia diterima dalam biara Suster-suster Karmelit di Lisieux, Prancis. Kedua kakaknya sudah lebih dahulu di biara itu. Sembilan tahun lamanya, ia hidup sebagai suster biasa. Sebagaimana suster muda lainnya, ia melaksanakan tugas dan doa harian, harus mengatasi perasaan tersinggung, marah, rasa iri hati dan memerangi kebosanan serta bermacam ragam godaan lahir maupun batin. Untuk mencapai kesempurnaan hidup, ia memilih 'jalan sederhana' berdasarkan ajaran Kitab Suci: hidup selaku seorang anak kecil, penuh cinta dan iman kepercayaan akan Allah dan penyerahan diri yang total dengan perasaan gembira. Demi cita-cita itu, ia melakukan hal-hal kecil dan kewajiban-kewajiban sehari-hari dengan penuh tanggungjawab karena cinta kasihnya yang besar kepada Allah Bapa di surga.
Ia sedih sekali melihat banyak orang menyakiti hati Yesus dengan berbuat dosa dan tidak mau bertobat. Untuk mempertobatkan orang-orang berdosa itu, ia mempersembahkan dirinya sebagai korban penyilih dosa-dosa. Ia rajin berdoa dan melakukan tapa bagi semua orang berdosa. Ia juga berdoa bagi para misionaris dan kemajuan Kerajaan Allah di seluruh dunia.
Theresia akhirnya menderita sakit paru-paru yang parah. Selama dua tahun lamanya ia menanggung beban penderitaan itu dengan gembira. Penyakit ini kemudian merengut nyawanya pada tanggal 30 September 1897 di biara Lisieux. Sebelum menghembuskan nafasnya, ia berjanji untuk menurunkan hujan mawar ke dunia. Janji ini benar terpenuhi karena banyak karunia Allah diberikan kepada semua orang yang berdoa dengan perantaraannya.
Theresia meninggal dunia dalam usia yang sangat muda, 24 tahun. Ia mewariskan catatan riwayat pribadinya yang ditulis atas permintaan ibu biara: "Kisah suatu Jiwa." Di dalamnya ia menunjukkan bahwa kesucian hidup dapat dicapai oleh siapa saja, betapa pun rendah, hina dan biasa orang itu. Caranya ialah melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kecil dan tugas sehari-hari dengan penuh cintakasih yang murni kepada Tuhan. Theresia adalah seorang Suster Karmelit yang terkenal di Prancis pada abad 20. Pada tahun 1925, ia digelari sebagai 'santa' oleh Paus Pius XI (1922-1939) dan diangkat sebagai 'Pelindung Karya Misi Gereja'. Kemudian oleh Paus Pius XII (1939-1958), Theresia diangkat sebagai 'Pelindung Prancis'.
MADAH ALLAH TUHAN KAMI
Allah Tuhan kami,*
Engkau kami puji dan kami muliakan.
Bapa yang kekal,*
seluruh bumi bersembah sujud padaMu.
BagiMu semua malaikat bermadah,*
seluruh isi surga bernyanyi.
BagiMu kerubim dan serafim*
tak kunjung putus melambungkan pujian.
Kudus, kudus, kuduslah Tuhan,*
Allah segala kuasa.
Surga dan bumi*
penuh kemuliaanMu.
KepadaMu paduan para rasul bersyukur,*
rombongan para nabi berbakti.
KepadaMu barisan para martir berkurban*
dengan mempertaruhkan nyawa.
KepadaMu Gereja kudus beriman,*
tersebar di seluruh dunia.
Ya Bapa yang mahakuasa,*
pencipta semesta alam.
Putera sejati yang terpuji,*
Putera Bapa yang tunggal.
Roh kudus, cahaya mulia,*
penghibur umat beriman.
Engkaulah raja agung, ya Kristus,*
Engkaulah Putera Allah yang hidup.
Engkau sudi dikandung santa perawan,*
menjadi manusia demi keselamatan kami.
Engkau mematahkan belenggu maut,*
membuka pintu kerajaan surga bagi kami.
Engkau bertakhta mulia di sisi Bapa,*
mengadili umat manusia.
Kami mohon, lindungilah hamba-hambaMu,*
yang Kautebus dengan darahMu sendiri.
Sambutlah kami bersama para kudus*
dalam kemuliaan abadi. –
Selamatkanlah umatMu, ya Tuhan,*
dan berkatilah milik pusakaMu.
Bimbinglah kami semua*
dan muliakanlah untuk selamanya.
Setiap hari kami meluhurkan Dikau,*
kami memuji namaMu sepanjang masa.
Ya Tuhan, sudilah menjaga kami,*
agar senantiasa luput dari dosa.
Kasihanilah kami, ya Tuhan,*
kasihanilah kami.
Limpahkanlah kasih setiaMu kepada kami,*
sebab kami berharap kepadaMu.
KepadaMu kami percaya, ya Tuhan.*
kami takkan kecewa selama-lamanya.
DOA PENUTUP
Allah, Bapa kami, Engkau membuka kerajaanMu bagi orang kecil dan rendah hati. Semoga kami dengan tabah menempuh jalan kecil santa Teresia, supaya kemuliaanMu Kaunyatakan kepada kami.
Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar