Senin, 13 Desember 2021
PEKAN ADVEN III – O PEKAN III
Pw. S. Lusia, PrwMrt (M)
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus
Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad . Amin
Alleluya.
MADAH
Sabda yang dari semula
Lahir di pangkuan Bapa
Datanglah menebus kami
Sesudah lama dinanti
Terangilah hati kami
Dengan cahaya ilahi
Supaya siap selalu
Menyambut kedatanganMu
Janganlah kami binasa
Karna dibebani dosa
Semoga kami selamat
Berkat berlimpahnya rahmat
Dipuja dan dipujilah
Bapa dan Putera Allah
Bersama Roh mahamulya
Selalu senantiasa. Amin
PENDARASAN MAZMUR
Antifon 1
Allah kita datang dan tidak akan diam.
Mazmur 49 (50) Kebaktian sejati kepada Tuhan
Aku datang bukannya untuk membatalkan hukum Taurat, melainkan untuk menyempurnakannya (Mat 5,17)
Tuhanlah Allah segala dewata,*
firmanNya memanggil bumi, dari timur sampai ke barat.
Allah bersinar dari Sion, kota yang terindah,*
Allah kita datang dan tidak akan diam
Api menjilat dihadapanNya.*
badai yang dahsyat melingkungiNya.
Ia memanggil langit dan bumi *
untuk mengadili umatNya:
“Himpunkanlah di hadapanKu semua kekasihKu,
yang mengikat perjanjian dengan Daku dalam darah kurban sembelihan!”
Semoga langit mewartakan tuntutan Allah yang tepat,*
sebab Dialah Allah yang adil
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 1
Allah kita datang dan tidak akan diam.
Antifon 2
Persembahkanlah pujian kepada Allah sebagai kurban.
II
“Dengarlah, hai umatKu, Aku hendak berfirman, +
hai Israel, Aku hendak bersaksi melawan dikau:
Akulah Tuhan, Allahmu!
Bukan karena kurban sembelihanmu Aku menyalahkan dikau,*
bukan pula karena kurban bakaranmu yang tetap ada di hadapanKu!
Bukan kurban sapi yang Kutuntut dari kandangmu,*
bukan pula kurban kambing dari kawananmu.
Sebab milikKulah segala margasatwa di hutan *
dan segala hewan di gunung gemunung.
Aku mengenal segala burung di udara,*
dan semua binatang di padang kepunyaanKu
Seandainya Aku lapar, tidak usah Kukatakan kepadamu,*
sebab milikKulah dunia dan segala isinya.
Adakah Aku makan daging sapi,*
ataukah Aku minum darah kambing?
Persembahkanlah pujian kepada Allah sebagai kurban *
dan penuhilah nazarmu kepada Allah yang mahatinggi!
Lalu berserulah kepadaKu pada waktu kesesakan,*
niscaya Aku akan menyelamatkan dikau, dan engkau akan memuliakan Daku.”
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 2
Persembahkanlah pujian kepada Allah sebagai kurban.
Antifon 3
Bukanlah kurban yang Kusukai, melainkan hati yang mengasihi Aku dan orang yang sungguh mengenal Allah
III
Tetapi kepada orang berdosa Allah berfirman: +
“Bagaimana mungkin engkau mendaras hukumKu *
dan berani berbicara tentang perjanjianKu?
Padahal engkau membenci amanatKu *
dan mengesampingkan firmanKu!
Jika melihat pencuri, engkau berkawan dengannya,*
engkau bergaul dengan orang berzinah
Mulutmu mengeram kejahatan,*
dan lidahmu menetaskan tipu muslihat.
Engkau duduk-duduk mengumpat saudaramu,*
engkau mendesas-desuskan fitnah melawan buah kandung ibumu
Itulah yang kulakukan:*
masakan Aku diam saja
Engkau memupuk keinginan jahat,*
masakan Aku seperti engkau!
Camkanlah ini, hai kamu yang lupa akan Daku,*
jangan sampai Aku menerkam, dan tiada yang dapat melepaskan.
Barang siapa mempersembahkan kurban pujian,*
dia akan Kumuliakan.
Barang siapa mengikuti bimbinganKu,*
dia Kupuaskan dengan keselamatanKu.”
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 3
Bukanlah kurban yang Kusukai, melainkan hati yang mengasihi Aku dan orang yang sungguh mengenal Allah
BACAAN
Yes 30:18-26
Yes 30:18 Sebab
itu TUHAN menanti-nantikan saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya kepada kamu;
sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang
adil; berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!
Yes 30:19 Sungguh,
hai bangsa di Sion yang diam di Yerusalem, engkau tidak akan terus menangis.
Tentulah Tuhan akan mengasihani engkau, apabila engkau berseru-seru; pada saat
Ia mendengar teriakmu, Ia akan menjawab.
Yes 30:20 Dan
walaupun Tuhan memberi kamu roti dan air serba sedikit, namun Pengajarmu tidak
akan menyembunyikan diri lagi, tetapi matamu akan terus melihat Dia,
Yes 30:21 dan
telingamu akan mendengar perkataan ini dari belakangmu: "Inilah jalan,
berjalanlah mengikutinya," entah kamu menganan atau mengiri.
Yes 30:22 Engkau
akan menganggap najis patung-patungmu yang disalut dengan perak atau yang
dilapis dengan emas; engkau akan membuangnya seperti kain cemar sambil berkata
kepadanya: "Keluar!"
Yes 30:23 Lalu
TUHAN akan memberi hujan bagi benih yang baru kamu taburkan di ladangmu, dan
dari hasil tanah itu kamu akan makan roti yang lezat dan berlimpah-limpah. Pada
waktu itu ternakmu akan makan rumput di padang rumput yang luas;
Yes 30:24 sapi-sapi
dan keledai-keledai yang mengerjakan tanah akan memakan makanan campuran yang
sedap, yang sudah ditampi dan diayak.
Yes 30:25 Dari
setiap gunung yang tinggi dan dari setiap bukit yang menjulang akan memancar
sungai-sungai pada hari pembunuhan yang besar, apabila menara-menara runtuh.
Yes 30:26 Maka
terang bulan purnama akan seperti terang matahari terik dan terang matahari
terik akan tujuh kali ganda, yaitu seperti terangnya tujuh hari, pada waktu
TUHAN membalut luka umat-Nya dan menyembuhkan bekas pukulan.
BACAAN LAIN
Sumber Iman
Katolik
Kata cerita
kuno: Lusia lahir di Sirakusa, di pulau Sisilia, Italia pada abad ke-4.
Orangtuanya adalah bangsawan Italia yang beragama Kristen. Ayahnya meninggal
dunia ketika ia masih kecil, sehingga perkembangan dirinya sebagian besar ada
dalam tanggungjawab ibunya Eutychia. Semenjak usia remaja, Lusia sudah berikrar
untuk hidup suci murni. Ia berjanji tidak menikah. Namun ketika sudah besar,
ibunya mendesak dia agar mau menikah dengan seorang pemuda kafir. Hal ini
ditolaknya dengan tegas. Pada suatu ketika ibunya jatuh sakit. Lusia
mengusulkan agar ibunya berziarah ke makam Santa Agatha di Kathania untuk
memohon kesembuhan. Usulannya ditanggapi baik oleh ibunya. Segera mereka ke
Kathania. Apa yang dikatakan Lusia ternyata benar-benar dialami ibunya. Doa
permohonan mereka dikabulkan: sang ibu sembuh. Bahkan Santa Agatha sendiri
menampakkan diri kepada mereka berdua. Sebagai tanda syukur, Lusia diizinkan
ibunya tetap teguh dan setia pada kaul kemurnian hidup yang sudah diikrarkannya
kepada Kristus.
Kekaisaran Romawi
pada waktu itu diperintahi oleh Diokletianus, seorang kaisar kafir yang bengis.
Ia menganggap diri keturunan dewa; oleh sebab itu seluruh rakyat harus
menyembahnya atau menyembah patung dewa-dewa Romawi. Umat Kristen yang gigih
membela dan mempertahankan imannya menjadi korban kebengisan Diokletianus.
Mereka ditangkap, disiksa dan dibunuh. Situasi ini menjadi kesempatan emas bagi
pemuda-pemuda yang menaruh hati pada Lusia namun ditolak lamarannya: mereka
benci dan bertekad membalas dendamnya dengan melaporkan identitas keluarga
Lusia sebagai keluarga Kristen kepada kaisar. Kaisar termakan laporan ini
sehingga Lusia pun ditangkap; mereka merayu dan membujuknya dengan berbagai
cara agar bisa memperoleh kemurniannya. Tetapi Lusia tak terkalahkan. Ia bertahan
dengan gagah berani. Para musuhnya tidak mampu menggerakkan dia karena Tuhan
memihaknya. Usahanya untuk membakar Lusia tampak tak bisa dilaksanakan.
Akhirnya seorang algojo memenggal kepalanya sehingga Lusia tewas sebagai martir
Kristus oleh pedang seorang algojo kafir.
Lusia dihormati
di Roma, terutama di Sisilia sebagai perawan dan martir yang sangat terkenal
sejak abad ke-6. Untuk menghormatinya, dibangunlah sebuah gereja di Roma.
Namanya dimasukkan dalam Doa Syukur Agung Misa. Mungkin karena namanya berarti
'cahaya' maka pada Abad Pertengahan orang berdoa dengan perantaraannya memohon
kesembuhan dari penyakit mata. Konon, pada waktu ia disiksa, mata Lusia
dicungkil oleh algojo-algojo yang menderanya; ada pula cerita yang mengatakan
bahwa Lusia sendirilah yang mencungkil matanya dan menunjukkan kepada
pemuda-pemuda yang mengejarnya. Ia wafat sebagai martir pada tanggal 13
Desember 304. Semoga kisah suci hidup Santa Lusia memberi peringatan kepada
kita, lebih-lebih para putri kita yang manis-manis, supaya bertekun dalam doa
dan mohon perlindungannya.
DOA PENUTUP
Tuhan, kemuliaan para martir, dengarkanlah kami kiranya berkat bantuan santa Lusia, perawan dan martirMu. Semoga kemuliaannya yang kami peringati di dunia, kelak kami saksikan di surga. Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh kudus, sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar