Kamis, 07 Oktober 2021
Pekan Biasa XXVII – O PEKAN III
Pw. SP Maria, Ratu Rosario (P)
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Alleluya
MADAH
Kristus yang dimuliakan
Bumi langit dan lautan
Dikandung bunda Maria
Dan menjadi manusia.
Yang menguasai surya
Bulan bintang semuanya
Berkenan menjadi putra
Perawan yang hina dina.
Sungguh bahagya Maria
Yang meskipun tetap dara
Dinaungi Roh ilahi
Menjadi bunda tersuci.
Mulyalah Engkau ya Tuhan
Yang lahir dari perawan
Bersama Bapa dan RohNya
Sepanjang segala masa. Amin
PENDARASAN MAZMUR
Antifon 1
Pandanglah, ya Tuhan, dan perhatikanlah penghinaan yang menimpa kami.
Mazmur 88 (89), 39-53 Ratap tangis keruntuhan wangsa Daud
Allah mengangkat seorang penyelamat yang gagah perkasa, putera Daud hambaNya (Luk 1,69)
IV
Ya Tuhan, Engkau menolak wangsa Daud dalam murkaMu,*
Engkau memarahi raja yang Kauurapi.
Engkau membatalkan perjanjian dengan hambaMu,*
menajiskan mahkotanya seperti kotoran.
Engkau menggempur temboknya,*
meruntuhkan bentengnya menjadi puing.
Semua orang yang lewat merampoknya,*
dan ia menjadi tertawaan tetangganya.
Engkau menguatkan tangan para lawannya,*
membuat semua musuhnya bersukacita.
Dalam murkaMu Engkau membalikkan mata pedangnya,*
melumpuhkan kesaktian senjatanya.
Engkau memudarkan kegemilangannya di antara pasukannya,*
mencampakkan takhtanya ke tanah.
Engkau mempersingkat masa mudanya,*
mempermalukan kejantanannya dengan kemandulan.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 1
Pandanglah, ya Tuhan, dan perhatikanlah penghinaan yang menimpa kami.
Antifon 2
Akulah tunas dan keturunan Daud, bintang timur yang gilang gemilang
V
Masih berapa lamakah, ya Tuhan, Engkau memalingkan diri?*
Masih berapa lamakah, ya Allah, murkaMu berkobar-kobar laksana api?
Ingatlah akan kesusahanku, akan kerapuhan hidupku!*
Betapa sia-sialah Kauciptakan semua manusia!
Adakah orang hidup yang tidak mengalami kematian? *
Adakah orang yang dapat meloloskan diri dari alam maut?
Dimanakah kasih setiaMu yang dahulu, ya Tuhan,*
yang telah Kausumpahkan kepada Daud demi kesetiaanMu?
Ya Tuhan, perhatikanlah penghinaan yang menimpa hambaMu,*
segala tombak bangsa kafir menusuk dadaku
Perhatikanlah, ya Tuhan, bahwa musuhMu menghina aku, *
mereka mendurhaka melawan raja yang Kauurapi
Terpujilah Tuhan *
selama-lamanya. Amin
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 2
Akulah tunas dan keturunan Daud, bintang timur yang gilang gemilang
Antifon 3
Tahun-tahun kami lenyap bagaikan rumput, dari kekal sampai kekal Engkaulah Allah
Mazmur 89 (90) Limpahkanlah kemurahanMu kepada kami
Di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun, dan seribu tahun sama seperti satu hari (2 Ptr 3,8)
Tuhan, Engkaulah pelindung kami *
turun temurun
Sebelum gunung gemunung dijadikan,†
sebelum bumi dan jagat dilahirkan,*
dari kekal sampai kekal Engkaulah Allah.
Engkau mengembalikan manusia kepada debu *
dengan bersabda: “Kembalilah, hai anak Adam!”
Sebab bagiMu seribu tahun sama dengan hari kemarin,*
sama dengan satu giliran ronda malam.
Manusia hilang lenyap seperti mimpi,*
seperti rumput yang disabit.
Pagi-pagi berkembang dan berbunga,*
waktu sore layu dan kering.
Hati kami hancur luluh karena amarahMu,*
karena geram murkaMu kami remuk redam
Kesalahan kami Kaubeberkan di hadapanMu,*
dan dosa kami yang tersembunyi terbongkar dalam pandanganMu.
Segala hari kami lenyap dalam murkaMu,*
segenap tahun kami hilang bagaikan nafas
Batas umur kami tujuh puluh tahun,*
atau delapan puluh jika kuat
Dan hampir seluruhnya susah dan derita,*
dalam sekejap mata kami lenyap.
Mengapa gerangan Engkau murka begitu hebat? *
Mengapa orang takwa Kaumarahi?
Ajarlah kami menghitung-hitung hidup kami,*
supaya kami beroleh budi yang arif.
Kembalilah kepada kami, ya Tuhan! Mengapa Engkau terlambat? *
Kasihanilah kami, para hambaMu!
Penuhilah kami dengan kasih setiaMu waktu pagi,*
supaya kami bernyanyi gembira seumur hidup
Berilah kami kegembiraan seimbang dengan hari-hari penderitaan kami,*
seimbang dengan tahun-tahun kemalangan kami
Perlihatkanlah karyaMu kepada para hambaMu,*
dan keagunganMu kepada anak-anak mereka
Ya Tuhan, limpahkanlah kemurahanMu kepada kami *
dan teguhkanlah pekerjaan tangan kami.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 3
Tahun-tahun kami lenyap bagaikan rumput, dari kekal sampai kekal Engkaulah Allah
BACAAN
Yes 37:21-35
Yes 37:21 Lalu Yesaya bin Amos menyuruh orang kepada
Hizkia mengatakan: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tentang yang
telah kaudoakan kepada-Ku mengenai Sanherib, raja Asyur,
Yes 37:22 inilah firman yang telah diucapkan TUHAN
mengenai dia: Anak dara, yaitu puteri Sion, telah menghina engkau, telah
mengolok-olokkan engkau; dan puteri Yerusalem telah geleng-geleng kepala di
belakangmu.
Yes 37:23 Siapakah yang engkau cela dan engkau hujat?
terhadap siapakah engkau menyaringkan suaramu, dan memandang dengan
sombong-sombong? Terhadap Yang Mahakudus, Allah Israel!
Yes 37:24 Dengan perantaraan hamba-hambamu engkau telah
mencela Tuhan, dan engkau telah berkata: Dengan banyaknya keretaku aku naik ke
tempat-tempat tinggi di pegunungan, ke tempat yang paling jauh di gunung
Libanon; aku telah menebang pohon-pohon arasnya yang tinggi besar, pohon-pohon
sanobarnya yang terpilih; aku telah masuk ke tempat tinggi yang paling ujung,
ke hutan pohon-pohonannya yang lebat.
Yes 37:25 Aku ini telah menggali air dan telah minum
air; aku telah mengeringkan dengan telapak kakiku segala sungai di Mesir!
Yes 37:26 Bukankah telah kaudengar, bahwa Aku telah
menentukannya dari jauh hari dan telah merancangnya dari zaman purbakala?
Sekarang Aku mewujudkannya, bahwa engkau membuat sunyi senyap kota-kota yang
berkubu menjadi timbunan batu,
Yes 37:27 sedang penduduknya yang tak berdaya menjadi
terkejut dan malu; mereka menjadi seperti tumbuh-tumbuhan di padang dan seperti
rumput hijau, seperti rumput di atas sotoh, atau gandum yang layu sebelum ia
masak.
Yes 37:28 Aku tahu, jika engkau bangun atau duduk, jika
keluar atau masuk, atau jika engkau mengamuk terhadap Aku.
Yes 37:29 Oleh karena engkau telah mengamuk terhadap
Aku, dan kata-kata keangkuhanmu telah naik sampai ke telinga-Ku, maka Aku akan
menaruh kelikir-Ku pada hidungmu dan kekang-Ku pada bibirmu, dan Aku akan
memulangkan engkau melalui jalan, dari mana engkau datang.
Yes 37:30 Dan inilah yang akan menjadi tanda bagimu,
hai Hizkia: Dalam tahun ini orang makan apa yang tumbuh sendiri, dan dalam
tahun yang kedua, apa yang tumbuh dari tanaman yang pertama, tetapi dalam tahun
yang ketiga, menaburlah kamu, menuai, membuat kebun anggur dan memakan buahnya.
Yes 37:31 Dan orang-orang yang terluput di antara kaum
Yehuda, yaitu orang-orang yang masih tertinggal, akan berakar pula ke bawah dan
menghasilkan buah ke atas.
Yes 37:32 Sebab dari Yerusalem akan keluar orang-orang
yang tertinggal dan dari gunung Sion orang-orang yang terluput; giat cemburu
TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.
Yes 37:33 Sebab itu beginilah firman TUHAN mengenai
raja Asyur: Ia tidak akan masuk ke kota ini dan tidak akan menembakkan panah ke
sana; juga ia tidak akan mendatanginya dengan perisai dan tidak akan menimbun
tanah menjadi tembok untuk mengepungnya.
Yes 37:34 Melalui jalan, dari mana ia datang, ia akan
pulang, tetapi ke kota ini ia tidak akan masuk, demikianlah firman TUHAN.
Yes 37:35 Dan Aku akan memagari kota ini untuk
menyelamatkannya, oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku."
BACAAN LAIN
Sumber Iman
Katolik
Perihal doa
Rosario ini terdapat anggapan umum berikut: bahwasanya di masa lampau doa
Rosario seperti yang kita kenal dewasa ini di dalam Gereja dianggap sebagai
pemberian Santa Maria sendiri kepada salah seorang pencintanya, yaitu Santo
Dominikus, pendiri Ordo Pengkotbah. Tetapi legenda indah ini tidak dapat
diperdamaikan dengan data sejarah yang berhubungan dengan adanya kebiasaan
berdoa Rosario itu. Oleh karena itu untuk memahami sedikit lebih dalam perihal
doa Rosario itu, kiranya baik kalau dikemukakan di sini sedikit sejarah
perkembangan doa Rosario itu.
Catatan sejarah
tentang awal mula praktek doa Rosario diambil dari kebiasaan doa di kalangan
para rahib di dalam kehidupan monastik zaman dulu. Pada masa itu para rahib
biasanya setiap hari mendaraskan 150 buah Mazmur (Doa Ofisi) sebagaimana
terdapat di dalam Kitab Suci. Para rahib awam yang tidak tahu membaca atau yang
buta huruf mengganti pendarasan Mazmur itu dengan 150 buah doa yang lain.
Biasanya doa pengganti itu ialah doa 'Pater Noster' (Bapa Kami). Doa "Bapa
Kami" memang sudah semenjak Gereja perdana dianggap sebagai doa Gereja
yang paling penting. Para calon baptis yang sedang dalam masa katekumenat,
harus menghafal doa Bapa Kami itu di samping Kredo/Syahadat Para Rasul. Untuk
mempermudah mereka mengetahui berapa sudah doa Bapa Kami yang didaraskan,
mereka menggunakan seutas tali bersimpul atau bermanik-manik. Oleh karena tali
itu dipakai untuk menghitung doa "Pater Noster" maka tali itu lazim
disebut juga "Pater Noster".
Dari sejarah
perkembangan devosi diketahui bahwa sejak zaman dahulu umat Kristen telah
menaruh devosi yang tinggi kepada Santa Perawan Maria. Devosi-devosi ini
dilestarikan oleh para rahib di dalam biara-biara. Pada masa abad, ke-11
berkembanglah kebiasaan memberi salam kepada Bunda Maria bila seseorang
melewati patung atau arca Maria. Pada masa itu belum dikenal bentuk doa 'Salam
Maria' seperti dewasa ini. Dahulu doa itu masih singkat, hanya terdiri dari
bagian pertama yang berakhir dengan kata-kata: "dan terpujilah buah
tubuhmu". Jumlah doa Salam Maria yang sempat didaraskan dihitung pada tali
'Pater Noster' itu. Lama kelamaan berkembanglah kebiasaan untuk menggantikan
doa Bapa Kami dengan doa Salam Maria. Jumlahnya tetap 150 sesuai jumlah Mazmur
yang didaraskan para rahib. Karena pada masa itu 150 buah Mazmur yang
didaraskan itu sudah dibagi ke dalam tiga bagian, masing-masingnya terdiri dari
50 buah, maka doa Salam Maria yang didaraskan oleh para rahib buta huruf itu
pun dibagi dalam tiga bagian dengan masing-masing bagian terdiri dari 50.
Rangkaian Salam Maria yang terdiri dari 50 buah itu disebut 'Korona'
(=mahkota). Kata ini mengingatkan kita akan hiasan-hiasan kembang menyerupai
mahkota yang biasanya dibuat pada arca-arca Bunda Maria. Bagian kedua doa
'Salam Maria', yaitu "Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa
ini, sekarang dan pada waktu kami mati. Amin", menjadi doa resmi semenjak
Paus Pius V (1566-1572) meresmikan terbitan 'Breviarium' (=doa harian Gereja)
pada tahun 1568. Namun bagian kedua itu baru diterima umum pada abad XVII.
Bagian pertama
doa "Salam Maria" yang melukiskan tentang peristiwa kunjungan
malaekat Gabriel kepada Maria dan kesediaan Maria menerima Al Masih dalam
rahimnya, diambil dari Kitab Suci. Itulah peristiwa awal 'Penjelmaan Juru
Selamat'. Sukacita itu kemudian diungkapkan Maria sendiri kepada Elisabeth,
sanaknya yang pada waktu itu sudah hamil juga. Sejak abad ke-12, doa 'Salam
Maria' mulai diulang-ulang selama berlangsungnya doa untuk mengenang 'Lima
Sukacita Santa Maria' (Kabar Sukacita, Kelahiran Yesus, Kebangkitan Yesus,
Kenaikan Yesus, dan Pengangkatan Maria ke Surga). Lama kelamaan 'Lima Peristiwa
Sukacita' itu, ditambah antara lain dengan peristiwa: Penampakan Tuhan (epifani),
Pentakosta atau Kunjungan kepada Elisabeth, sehingga menjadi 'Tujuh Sukacita
Maria'. Pada abad XIII, Korona Ketujuh Sukacita Maria ini mulai dipropagandakan
oleh Ordo Fransiskan; dan pada abad XIII mantaplah sudah kebiasaan merenungkan
Limabelas Sukacita Maria.
Pada Abad
Pertengahan, umat Kristen mempunyai devosi istimewa kepada 'Lima Luka Yesus',
yaitu di tangan, kaki dan lambung. (bdk. Yoh 20:20). Sementara itu ada pula
devosi kepada 'Lima Penumpahan Darah Yesus', yaitu pada saat sakratul mautnya,
saat didera, saat dimahkotai duri, saat disalibkan dan ditikam lambungNya.
Karena semenjak dulu Bunda Maria dipandang sebagai peserta ulung dalam sengsara
Yesus, maka tidak mengherankan, bahwa sejalan dengan devosi kepada Yesus yang
bersengsara, berkembang pula devosi serupa kepada Maria yang berdukacita.
Devosi itu dikembangkan oleh Ordo Fransiskan dan Serikat Hamba Maria. Maka
sejak abad XIV berkembanglah devosi kepada 'Lima Dukacita Maria', ataupun
'Tujuh Dukacita Maria', yang dialaminya selama Yesus bersengsara dan wafat.
Devosi kepada 'Tujuh Dukacita Maria' itu berkembang pesat di kalangan umat
Kristen Eropa sehubungan dengan menjangkitnya wabah sampar yang mengerikan di
sana.
Kebiasaan untuk
menghubungkan doa "Salam Maria" dengan renungan tentang sejumlah
peristiwa Yesus, sudah ada sejak abad XIV. Ada pula kebiasaan untuk menambah
kata-kata ". . . buah tubuhmu", dengan nama Yesus dan dengan sebuah
kalimat pelengkap, misalnya, "Yang didera dengan kejam", "Yang
dimahkotai duri", dsb. Dalam abad XV berkaryalah seorang biarawan bernama
Dominikus yang diberi julukan "dari Prusia". Ia seorang novis, yang
sesuai dengan anjuran pemimpin biaranya, berusaha menggabungkan doa Rosario
(yang terdiri dari 50 Salam Maria) dengan renungan mengenai kehidupan Yesus dan
ibuNya. Pada tahun 1410, ia menyusun 50 seruan penutup doa "Salam
Maria". Seruan-seruan penutup itu diterima dengan antusias sekali dan
segera menjadi populer, baik dalam bahasa Latin maupun dalam bahasa Jerman.
Seruan-seruan tambahan itu biasanya dibacakan oleh orang-orang yang melek
huruf.
Mulai tahun
1475, muncullah di dalam Gereja tarekat-tarekat religius yang mempopulerkan doa
Rosario. Dengan munculnya teknik cetak, daftar lima belas peristiwa yang
ditetapkan sebagai landasan renungan selama doa rosario, mulai dikenal di
mana-mana. Sebuah buku kecil yang dicetak di Ulm pada tahun 1483 menganjurkan
tiga rangkaian gambar, masing-masing memuat lima lukisan tersendiri, yaitu:
Lima Sukacita Maria, Lima Penumpahan Darah Kristus, dan Lima Sukacita Maria
sesudah bangkitnya Yesus. Inilah kelima belas peristiwa Rosario yang dikenal
sekarang, kecuali dua yang terakhir, yaitu tertidurnya Maria dan Penghakiman
Terakhir. Dalam buku kecil itu ada nasihat berikut: ''Daraskanlah doa Salam
Maria sambil memandang lukisan-lukisan ini!" Daftar tetap dari 15 peristiwa
Rosario disusun di Spanyol sekitar tahun 1488. Daftar itulah yang disahkan oleh
Paus Pius V, seorang biarawan Dominikan, ketika beliau menetapkan Rosario
sebagai doa Gereja yang sah. Setahun sebelumnya, Pius mengesahkan teks doa
Salam Maria yang sampai sekarang tidak diubah.
Ada sekian
banyak peristiwa ajaib yang mendorong pimpinan tertinggi Gereja menghimbau
bahkan mendesak umat berdoa Rosario untuk memohon perlindungan Bunda Maria atas
Gereja dari segala rongrongan. Peristiwa terbesar yang melatarbelakangi
penetapan tanggal 7 Oktober sebagai tanggal Pesta Santa Maria Ratu Rosario
ialah peristiwa kemenangan pasukan Kristen dalam pertempuran melawan pasukan
Islam Turki. Menghadapi pertempuran ini Paus Pius V menyerukan agar seluruh
umat berdoa Rosario untuk memohon perlindungan Maria atas Gereja. Doa umat itu
ternyata dikabulkan Tuhan. Pasukan Kristen dibawah pimpinan Don Johanes dari
Austria berhasil memukul mundur pasukan Turki di Lepanto pada tanggal 7 Oktober
1571 (Minggu pertama bulan Oktober 1571). Sebagai tanda syukur Paus Pius V
(1566-1572) menetapkan tanggal 7 Oktober sebagai hari pesta Santa Maria Ratu
Rosario. Kemudian Paus Klemens IX (1667-1669) mengukuhkan pesta ini bagi
seluruh Gereja di dunia. Dan Paus Leo XIII (1878-1903) lebih meningkatkan nilai
pesta ini dengan menetapkan seluruh bulan Oktober sebagai Bulan Rosario untuk
menghormati Maria. Kemudian berdoa Rosario itu langsung diminta Bunda Maria
sendiri agar didoakan umat pada peristiwa-peristiwa penampakannya di Lourdes,
Prancis (1858), Fatima, Portugal (1917), di Beauraing, Belgia (1932-1933) dan
di berbagai tempat lainnya akhir-akhir ini.
DOA PENUTUP
Tuhan yang mahamurah, kami mengetahui dari kabar malaikat, bahwa Yesus Kristus PuteraMu menjadi manusia. Kami mohon curahkanlah rahmatMu ke dalam hati kami, supaya karena sengsara dan salibNya kami dihantar kepada kebangkitan yang mulia. Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar