Jumat, 01 Agustus 2025
Pekan Biasa XVII – O Pekan I
Pw.S.Alfonsus Maria de Ligouri, UskPujG (P)
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Alleluya
MADAH
Ya gembala yang terhormat
Trimalah pujian umat
Tuhan sendiri terharu
Bila kami memujimu.
Kristuslah imam abadi
Yang menghidupkan kembali
Umat baru bagi Allah
Bagaikan mempelai indah.
Iapun sudah berkenan
Memilih dan mentahbiskan
Engkau menjadi pelayan
Gembala umat beriman.
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra dan RohNya
Yang melimpahkan kurnia
Kepada kita semua. Amin
PENDARASAN MAZMUR
Antifon 1
Ya Tuhan, bangkitlah menolong aku
Mazmur 34 (35), 1-2,3c,9-19,22-23,27-28 Tuhan penyelamat dalam penganiayaan
Mereka berkumpul..... dan berunding untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia (Mat 26,3-4)
I
Ya Tuhan, seranglah mereka yang menyerbu aku,*
berperanglah melawan mereka yang memerangi aku.
Ambillah perisai dan jebang,†
bangkitlah menolong aku,*
berkatalah kepada hatiku: “Akulah penyelamatmu.”
Maka hatiku akan bersorak dalam Tuhan,*
bersukacitalah atas penyelamatanNya.
Dengan segenap hati aku akan berkata: *
“Ya Tuhan, siapakah seperti Engkau?
Engkau melepaskan yang lemah dari orang yang lebih kuat,*
yang miskin dari orang yang memerasnya.”
Orang pendusta tampil bersaksi melawan daku,*
yang tidak mengenal aku mengusut perkaraku.
Mereka membalas kebaikanku dengan kejahatan,*
mematahkan semangat hatiku.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Ant. 1
Ya Tuhan, bangkitlah menolong aku
Ant. 2
Adililah perkaraku; belalah aku, ya Tuhan, sebab Engkau berkuasa
II
Sedang musuhku berpesta pora aku bertapa,*
aku menyiksa diri dengan puasa.
Aku mengungsi kepada doa *
yang kupeluk bagaikan sahabat karib.
Seperti seorang yang berkabung atas kematian ibunya,*
hatiku hancur luluh karena sedih.
Ketika aku tersandung, mereka berkerumun mengejek-ejek,*
mereka berkerumun melawan daku.
Orang yang tak kukenal menyayat hatiku,*
mereka tidak malu memfitnah aku.
Mereka mengepung aku sambil mengolok-olok *
dan menggertakkan gigi terhadapku.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Ant. 2
Adililah perkaraku; belalah aku, ya Tuhan, sebab Engkau berkuasa
Ant. 3
Aku akan mewartakan keadilanMu dan memuji Engkau sepanjang hari
III
Ya Tuhan, masih berapa lamakah Engkau berpangku tangan? *
selamatkanlah aku dari tipu daya dan kebuasan mereka.
Aku akan bersyukur kepadaMu dalam himpunan umat, *
di tengah-tengah rakyat banyak aku akan memuliakan Dikau.
Jangan biarkan para pengkhianat mempermainkan daku, *
para musuhku yang mengerlingkan mata untuk mengganyang aku.
Perhatikanlah aku, ya Tuhan, jangan membisu,*
Tuhan, janganlah jauh dari padaku.
Tolong, tolong, majulah membela aku,*
ya Tuhan Allahku, berjuanglah bagiku.
Semoga teman-temanku bersorak gembira,*
semua yang mengharapkan keselamatanku.
Semoga mereka mengakui: “Agunglah Tuhan, *
Ia memperjuangkan kesejahteraan hambaNya.”
Maka aku akan mewartakan keadilanMu *
dan memuji Engkau sepanjang hari.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Ant. 3
Aku akan mewartakan keadilanMu dan memuji Engkau sepanjang hari
BACAAN
Dikutip dari http://www.imankatolik.or.id
1 Raj 16:29-17:16
1raj 16:29 Ahab, anak Omri, menjadi raja atas Israel dalam tahun ketiga puluh delapan zaman Asa, raja Yehuda. Dan Ahab bin Omri memerintah dua puluh dua tahun lamanya atas Israel di Samaria.
1raj 16:30 Ahab bin Omri melakukan apa yang jahat di mata TUHAN lebih dari pada semua orang yang mendahuluinya.
1raj 16:31 Seakan-akan belum cukup ia hidup dalam dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, maka ia mengambil pula Izebel, anak Etbaal, raja orang Sidon, menjadi isterinya, sehingga ia pergi beribadah kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya.
1raj 16:32 Kemudian ia membuat mezbah untuk Baal itu di kuil Baal yang didirikannya di Samaria.
1raj 16:33 Sesudah itu Ahab membuat patung Asyera, dan Ahab melanjutkan bertindak demikian, sehingga ia menimbulkan sakit hati TUHAN, Allah Israel, lebih dari semua raja-raja Israel yang mendahuluinya.
1raj 16:34 Pada zamannya itu Hiel, orang Betel, membangun kembali Yerikho. Dengan membayarkan nyawa Abiram, anaknya yang sulung, ia meletakkan dasar kota itu, dan dengan membayarkan nyawa Segub, anaknya yang bungsu, ia memasang pintu gerbangnya, sesuai dengan firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Yosua bin Nun.
1raj 17:1 Lalu berkatalah Elia, orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead, kepada Ahab: "Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan."
1raj 17:2 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadanya:
1raj 17:3 "Pergilah dari sini, berjalanlah ke timur dan bersembunyilah di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan.
1raj 17:4 Engkau dapat minum dari sungai itu, dan burung-burung gagak telah Kuperintahkan untuk memberi makan engkau di sana."
1raj 17:5 Lalu ia pergi dan ia melakukan seperti firman TUHAN; ia pergi dan diam di tepi sungai Kerit di sebelah timur sungai Yordan.
1raj 17:6 Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu.
1raj 17:7 Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab hujan tiada turun di negeri itu.
1raj 17:8 Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia:
1raj 17:9 "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan."
1raj 17:10 Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum."
1raj 17:11 Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti."
1raj 17:12 Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."
1raj 17:13 Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
1raj 17:14 Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi."
1raj 17:15 Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.
1raj 17:16 Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.
BACAAN LAIN
Sumber Iman Katolik
Alfonsus Maria de Ligouri lahir di sebuah kota dekat Napoli, Italia pada tanggal 27 September 1696. Ia meninggal dunia di Nocera pada tanggal 1 Agustus 1787. Alfonsus berasal dari sebuah keluarga bangsawan Kristen yang saleh. Orangtuanya, Joseph de Ligouri dan Ama Cavalieri mendidik dia dengan baik dalam hal iman dan cara hidup Kristiani. Ayahnya berpangkat Laksamana dalam jajaran militer kerajaan Napoli. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila Alfonsus memperoleh pendidikan ala militer dengan disiplin yang tegas. Maksudnya ialah agar ia terbiasa dengan pola hidup yang keras dan tidak manja.
Sejak kecil Alfonsus sudah menunjukkan bakat-bakat yang luar biasa. Tak terbayangkan bahwa ia dalam usianya yang begitu muda, 16 tahun, sudah memperoleh gelar Doktor Hukum di Universitas Napoli, dengan predikat "Magna cum Laude". Karyanya sebagai seorang Sarjana Hukum dimulainya dengan menjadi advokat/pengacara. Ia selalu menang dalam setiap perkara yang dibelanya. Karena itu ia banyak mendapat tanda penghargaan dari orang-orang yang ditolongnya.
Pada tahun 1723 ia diminta membela satu perkara besar. Untuk itu ia berusaha keras mengumpulkan dan meniliti berbagai data tentang perkara itu. Namun keberuntungan ternyata tidak memihak dia. Karena suatu kesalahan kecil ia akhirnya dikalahkan oleh pengacara lawannya. Dengan muka pucat pasi ia beranjak meninggalkan gedung pengadilan. Ia mengalami shock berat dan selama tiga hari ia mengurung diri dalam biliknya merenungi kekalahannya.
Di satu pihak kekalahannya itu sungguh menekan batinnya tetapi di pihak lain kekalahan itu justru menjadi pintu masuk baginya untuk menjalani kehidupan bakti kepada Tuhan dan sesama. Setelah banyak berdoa dan merenung di depan Tarbenakel, ia menemukan kembali ketenangan batin. Ketenangan batin itu menumbuhkan dalam hatinya suatu hasrat besar untuk menjadi seorang rohaniwan. Ketika sedang melayani orang di rumah sakit sebagaimana biasanya, ia mendengar suatu suara ajaib berkata: "Alfonsus, serahkanlah dirimu kepadaKu". Alfonsus terhentak sejenak karena suara ajaib itu terdengar begitu jelas. Lama kelamaan, ia sadar suara itu adalah panggilan Tuhan. Kesadaran ini mendesak dia untuk menentukan sikap tegas terhadap suara panggilan itu. Ia mengambil keputusan untuk menjadi seorang rohaniwan yang mengabdikan diri seutuhnya kepada Tuhan. Keputusan itu disampaikan kepada orangtuanya. Ayahnya sangat kecewa dan tidak mau lagi bertemu dengan dia. Biara pun berkeberatan menerimanya karena alasan kesehatan. Syukurlah uskup setempat meluluskan niat bekas advokat itu. Semenjak itu ia dengan tekun mempelajari teologi dan mempersiapkan diri sebaik-baiknya agar bisa menjadi seorang imam praja yang baik. Kesungguhan persiapannya itu terutama dilatarbelakangi oleh cara hidup imam-imam masa itu yang kurang mencerminkan keluhuran martabat imamat, dan karenanya umat sering memandang rendah mereka.
Alfonsus kemudian ditabhiskan menjadi imam pada tahun 1726. Imam muda ini begitu cepat terkenal di kalangan umat karena khotbahnya yang menarik dan mendalam. Selain menjadi seorang pengkhotbah ulung, ia pun menjadi bapa pengakuan yang disenangi umatnya. Karyanya sejak awal kehidupannya sebagai imam diabdikannya kepada orang-orang miskin dan pemuda-pemuda gelandangan di kota Napoli. Ia berusaha mengumpulkan mereka untuk memberi pelajaran agama dan bimbingan rohani.
Pada tahun 1729, ia menjadi imam kapelan di sebuah kolose yang khusus mendidik para calon imam misionaris. Di sana ia berkenalan dengan Pater Thomas Falciola, seorang imam yang memberi inspirasi dan dorongan kepadanya untuk mendirikan sebuah institut baru. Kepadanya Pater Thomas Falciola menceritakan tentang para suster binaannya di Scala yang menghayati cara hidup yang keras dalam doa dan matiraga. Terdorong oleh inspirasi dan semangat yang diberikan Pater Thomas Falciola, ia kemudian mendirikan sebuah tarekat religius baru di Scala pada tanggal 9 November 1723. Tarekat ini diberinya nama 'Sanctissimi Redemptoris', dan mengabdikan diri di bidang pewartaan Injil kepada orang-orang desa di pedusunan. Tanpa kenal lelah anggota-anggota tarekat ini berkhotbah di alun-alun, mendengarkan pengakuan dosa dan memberikan bimbingan khusus kepada muda-mudi, pasangan suami-istri dan anak-anak.
Pada umurnya yang sudah tua (66 tahun), ia diangkat menjadi Uskup Agata, kendatipun ia sangat ingin agar orang lain saja yang dipilih. Sebagai uskup, ia berusaha membaharui cara hidup para imamnya dan seluruh umat di keuskupannya. Selain itu, ia menulis banyak buku, diantaranya buku Teologi Moral yang terus dicetak ulang sampai abad ini. Tulisan-tulisannya sangat membantu imam-imam teristimewa dalam bidang perlayanan sakramen Tobat. Dengannya mereka bukan saja mengemban tugas itu dengan penuh kasih sayang, melainkan juga memberikan bimbingan yang tepat kepada umat.
Karena sering jatuh sakit, ia beberapa kali minta boleh mengundurkan diri sebagai uskup, namun permohonannya baru dikabulkan ketika ia berumur 80 tahun. Ia diperbolehkan kembali ke biara. Masa-masa terakhir hidupnya sangatlah berat karena penyakit yang dideritanya dan serangan para musuh terhadap kongregasinya. Akhirnya pada tahun 1787, ketika berusia 91 tahun, ia meninggal dunia dengan tenang di Pagani, dekat Napoli, Italia.
DOA PENUTUP
Allah, penyelamat manusia, Engkau selalu membangkitkan tokoh-tokoh agung untuk menyegarkan semangat GerejaMu. Semoga kami mengikuti jejak santo Alfonsus Maria dan giat mengusahakan keselamatan manusia, supaya kami memperoleh juga ganjaran yang indah di surga. Demi Yesus Kristus pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar