Senin, 01 Agustus 2022
Pekan Biasa XVIII – O Pekan II
Pw. S.Alfonsus Maria de Liguori, UskPujG (P)
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Alleluya
MADAH
Ya gembala yang terhormat
Trimalah pujian umat
Tuhan sendiri terharu
Bila kami memujimu.
Kristuslah imam abadi
Yang menghidupkan kembali
Umat baru bagi Allah
Bagaikan mempelai indah.
Iapun sudah berkenan
Memilih dan mentahbiskan
Engkau menjadi pelayan
Gembala umat beriman.
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra dan RohNya
Yang melimpahkan kurnia
Kepada kita semua. Amin
PENDARASAN MAZMUR
Ant. 1
Ya Tuhan, condongkanlah telingaMu kepadaku dan bebaskanlah aku.
Mazmur 30 (31), 1-17.20-25 Doa orang menderita yang penuh kepercayaan
Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu (Luk 23, 46).
I
KepadaMu, ya Tuhan, aku berlindung,*
jangan sampai aku dikecewakan!
Demi kesetiaanMu selamatkanlah aku, †
condongkanlah telingaMu kepadaku*
dan bebaskanlah aku segera!
Sudilah Engkau menjadi gunung pengungsianku*
dan benteng pertahananku yang kuat.
Sebab Engkaulah pelindung dan penyelamatku,+
dan demi namaMu Engkau akan membimbing*
dan menuntun daku.
Engkau akan melepaskan daku dari jaring †
yang dipasang untuk menjerat aku,*
sebab Engkaulah pelindungku.
Ke dalam tanganMu kuserahkan hidupku,*
Tebuslah aku, ya Tuhan Allah.
Sungguh, aku benci akan para pemuja berhala, †
dan aku menaruh kepercayaanku pada Tuhan;*
aku bersorak-sorai dengan gembira atas kasih setiaMu.
Ketika melihat penderitaanku,*
Engkau membela aku terhadap serangan musuh.
Engkau tidak menyerahkan daku ke tangannya*
dan tidak menjerumuskan daku ke alam maut.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Ant. 1
Ya Tuhan, condongkanlah telingaMu kepadaku dan bebaskanlah aku.
Ant. 2
Pandanglah hambaMu dengan wajah berseri, ya Tuhan
II
Kasihanilah aku, ya Tuhan,*
sebab sungguh sesaklah hatiku.
Mataku pudar karena sedih,
meranalah jiwa dan ragaku.
Hidupku dihabiskan oleh derita,*
Sepanjang umur aku berkeluh kesah.
Kekuatanku surut terisap sengsara.
tulang-tulangku retak dan rapuhlah tenagaku*
Aku menjadi bahan hinaan bagi tetanggaku*
dan alamat naas bagi handai taulanku.
Semua orang yang melihat aku di jalan*
lari terbirit-birit menghindari aku.
Lisutlah aku tak ubahnya dengan mayat,
tiada berarti bagaikan jambangan yang pecah.
Kudengar desas-desus dibisikkan dari mulut ke mulut,*
suasana ketakutan menghantui aku.
Mereka bersekongkol mencelakakan daku,*
bersepakat mencabut nyawaku.
Tetapi aku, aku percaya kepadaMu, ya Tuhan, †
aku berkata: “Engkaulah Allahku,*
hidupku ada dalam tanganMu.”
Renggutlah aku dari cengkeraman musuh*
dan bebaskan daku dari para pengejarku.
Pandanglah hambaMu dengan wajah berseri,*
selamatkanlah aku demi kasih setiaMu.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Ant. 2
Pandanglah hambaMu dengan wajah berseri, ya Tuhan
Ant. 3
Terpujilah Tuhan, yang menyatakan kasih-Nya yang mengagumkan kepadaku
III
Betapa berlimpahlah kebaikanMu
yang Kausediakan bagi orang takwa,
yang Kaukerjakan di hadapan seluruh umat manusia*
bagi orang yang berharap padaMu.
Engkau menyembunyikan mereka dalam kehadiranMu*
Terhadap fitnahan musuh.
Engkau melindungi mereka dalam rumahMu*
terhadap lidah yang mengumpat.
Terpujilah Tuhan †
yang menyatakan kasihNya yang mengagumkan*
dari dalam bentengNya yang kuat.
Pernah aku berkata dalam kegelisahanku:*
“Aku telah terpisah dari kehadiranMu.”
Tetapi Engkau mendengarkan permohonanku,*
Ketika aku berseru kepadaMu.
Cintailah Tuhan, hai semua orang beriman, †
sebab Tuhan memelihara umatNya yang setia,*
tetapi orang sombong menerima hukuman yang setimpal.
Besarlah hatimu dan tabahlah,*
hai kamu semua yang berlindung kepada Tuhan.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Ant. 3
Terpujilah Tuhan, yang menyatakan kasih-Nya yang mengagumkan kepadaku
BACAAN
Dikutip dari http://www.imankatolik.or.id
Yl 1:13-2:11
Yl 1:13 Lilitkanlah kain kabung dan mengeluhlah,
hai para imam; merataplah, hai para pelayan mezbah; masuklah, bermalamlah
dengan memakai kain kabung, hai para pelayan Allahku, sebab sudah ditahan dari
rumah Allahmu, korban sajian dan korban curahan.
Yl 1:14 Adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah
perkumpulan raya; kumpulkanlah para tua-tua dan seluruh penduduk negeri ke
rumah TUHAN, Allahmu, dan berteriaklah kepada TUHAN.
Yl 1:15 Wahai, hari itu! Sungguh, hari TUHAN
sudah dekat, datangnya sebagai pemusnahan dari Yang Mahakuasa.
Yl 1:16 Bukankah di depan mata kita sudah lenyap
makanan, sukaria dan sorak-sorai dari rumah Allah kita?
Yl 1:17 Biji-bijian menjadi kering di dalam
tanah, lumbung-lumbung sudah licin tandas, rengkiang-rengkiang sudah runtuh,
sebab gandum sudah habis.
Yl 1:18 Betapa mengeluhnya hewan dan gempar
kawanan-kawanan lembu, sebab tidak ada lagi padang rumput baginya; juga kawanan
kambing domba terkejut.
Yl 1:19 Kepada-Mu, ya TUHAN, aku berseru, sebab
api telah memakan habis tanah gembalaan di padang gurun, dan nyala api telah menghanguskan
segala pohon di padang.
Yl 1:20 Juga binatang-binatang di padang menjerit
karena rindu kepada-Mu, sebab wadi telah kering, dan apipun telah memakan habis
tanah gembalaan di padang gurun.
Yl 2:1 Tiuplah sangkakala di Sion dan
berteriaklah di gunung-Ku yang kudus! Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri,
sebab hari TUHAN datang, sebab hari itu sudah dekat;
Yl 2:2 suatu hari gelap gulita dan kelam
kabut, suatu hari berawan dan kelam pekat; seperti fajar di atas gunung-gunung
terbentang suatu bangsa yang banyak dan kuat, yang serupa itu tidak pernah ada
sejak purbakala, dan tidak akan ada lagi sesudah itu turun-temurun, pada masa
yang akan datang.
Yl 2:3 Di depannya api memakan habis, di
belakangnya nyala api berkobar. Tanah di depannya seperti Taman Eden, tetapi di
belakangnya padang gurun tandus, dan sama sekali tidak ada yang dapat luput.
Yl 2:4 Rupanya seperti kuda, dan seperti kuda
balapan mereka berlari.
Yl 2:5 Seperti gemertaknya kereta-kereta,
mereka melompat-lompat di atas puncak gunung-gunung; seperti geletiknya nyala
api yang memakan habis jerami; seperti suatu bangsa yang kuat, teratur
barisannya untuk berperang.
Yl 2:6 Terhadapnya bangsa-bangsa gemetar,
segala muka bertambah menjadi pucat pasi.
Yl 2:7 Seperti pahlawan mereka berlari,
seperti prajurit mereka naik tembok; dan mereka masing-masing berjalan terus
dengan tidak membelok dari jalannya;
Yl 2:8 mereka tidak berdesak-desakan, mereka
berjalan terus masing-masing di jalannya; mereka menerobos pertahanan dengan
tombak, mereka tidak membiarkan barisannya terputus.
Yl 2:9 Mereka menyerbu ke dalam kota, mereka
berlari ke atas tembok, mereka memanjat ke dalam rumah-rumah, mereka masuk
melalui jendela-jendela seperti pencuri.
Yl 2:10 Di depannya bumi gemetar, langit
bergoncang; matahari dan bulan menjadi gelap, dan bintang-bintang menghilangkan
cahayanya.
Yl 2:11 Dan TUHAN memperdengarkan suara-Nya di
depan tentara-Nya. Pasukan-Nya sangat banyak dan pelaksana firman-Nya kuat.
Betapa hebat dan sangat dahsyat hari TUHAN! Siapakah yang dapat menahannya?
BACAAN LAIN
Sumber Iman
Katolik
Alfonsus Maria
de Ligouri lahir di sebuah kota dekat Napoli, Italia pada tanggal 27 September
1696. Ia meninggal dunia di Nocera pada tanggal 1 Agustus 1787. Alfonsus
berasal dari sebuah keluarga bangsawan Kristen yang saleh. Orangtuanya, Joseph
de Ligouri dan Ama Cavalieri mendidik dia dengan baik dalam hal iman dan cara
hidup Kristiani. Ayahnya berpangkat Laksamana dalam jajaran militer kerajaan
Napoli. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila Alfonsus memperoleh
pendidikan ala militer dengan disiplin yang tegas. Maksudnya ialah agar ia
terbiasa dengan pola hidup yang keras dan tidak manja.
Sejak kecil
Alfonsus sudah menunjukkan bakat-bakat yang luar biasa. Tak terbayangkan bahwa
ia dalam usianya yang begitu muda, 16 tahun, sudah memperoleh gelar Doktor
Hukum di Universitas Napoli, dengan predikat "Magna cum Laude".
Karyanya sebagai seorang Sarjana Hukum dimulainya dengan menjadi advokat/pengacara.
Ia selalu menang dalam setiap perkara yang dibelanya. Karena itu ia banyak
mendapat tanda penghargaan dari orang-orang yang ditolongnya.
Pada tahun 1723
ia diminta membela satu perkara besar. Untuk itu ia berusaha keras mengumpulkan
dan meniliti berbagai data tentang perkara itu. Namun keberuntungan ternyata
tidak memihak dia. Karena suatu kesalahan kecil ia akhirnya dikalahkan oleh
pengacara lawannya. Dengan muka pucat pasi ia beranjak meninggalkan gedung
pengadilan. Ia mengalami shock berat dan selama tiga hari ia mengurung diri
dalam biliknya merenungi kekalahannya.
Di satu pihak
kekalahannya itu sungguh menekan batinnya tetapi di pihak lain kekalahan itu
justru menjadi pintu masuk baginya untuk menjalani kehidupan bakti kepada Tuhan
dan sesama. Setelah banyak berdoa dan merenung di depan Tarbenakel, ia
menemukan kembali ketenangan batin. Ketenangan batin itu menumbuhkan dalam
hatinya suatu hasrat besar untuk menjadi seorang rohaniwan. Ketika sedang
melayani orang di rumah sakit sebagaimana biasanya, ia mendengar suatu suara
ajaib berkata: "Alfonsus, serahkanlah dirimu kepadaKu". Alfonsus
terhentak sejenak karena suara ajaib itu terdengar begitu jelas. Lama kelamaan,
ia sadar suara itu adalah panggilan Tuhan. Kesadaran ini mendesak dia untuk menentukan
sikap tegas terhadap suara panggilan itu. Ia mengambil keputusan untuk menjadi
seorang rohaniwan yang mengabdikan diri seutuhnya kepada Tuhan. Keputusan itu
disampaikan kepada orangtuanya. Ayahnya sangat kecewa dan tidak mau lagi
bertemu dengan dia. Biara pun berkeberatan menerimanya karena alasan kesehatan.
Syukurlah uskup setempat meluluskan niat bekas advokat itu. Semenjak itu ia
dengan tekun mempelajari teologi dan mempersiapkan diri sebaik-baiknya agar
bisa menjadi seorang imam praja yang baik. Kesungguhan persiapannya itu
terutama dilatarbelakangi oleh cara hidup imam-imam masa itu yang kurang
mencerminkan keluhuran martabat imamat, dan karenanya umat sering memandang
rendah mereka.
Alfonsus
kemudian ditabhiskan menjadi imam pada tahun 1726. Imam muda ini begitu cepat
terkenal di kalangan umat karena khotbahnya yang menarik dan mendalam. Selain
menjadi seorang pengkhotbah ulung, ia pun menjadi bapa pengakuan yang disenangi
umatnya. Karyanya sejak awal kehidupannya sebagai imam diabdikannya kepada
orang-orang miskin dan pemuda-pemuda gelandangan di kota Napoli. Ia berusaha
mengumpulkan mereka untuk memberi pelajaran agama dan bimbingan rohani.
Pada tahun 1729,
ia menjadi imam kapelan di sebuah kolose yang khusus mendidik para calon imam
misionaris. Di sana ia berkenalan dengan Pater Thomas Falciola, seorang imam
yang memberi inspirasi dan dorongan kepadanya untuk mendirikan sebuah institut
baru. Kepadanya Pater Thomas Falciola menceritakan tentang para suster
binaannya di Scala yang menghayati cara hidup yang keras dalam doa dan
matiraga. Terdorong oleh inspirasi dan semangat yang diberikan Pater Thomas
Falciola, ia kemudian mendirikan sebuah tarekat religius baru di Scala pada
tanggal 9 November 1723. Tarekat ini diberinya nama 'Sanctissimi Redemptoris',
dan mengabdikan diri di bidang pewartaan Injil kepada orang-orang desa di
pedusunan. Tanpa kenal lelah anggota-anggota tarekat ini berkhotbah di
alun-alun, mendengarkan pengakuan dosa dan memberikan bimbingan khusus kepada
muda-mudi, pasangan suami-istri dan anak-anak.
Pada umurnya
yang sudah tua (66 tahun), ia diangkat menjadi Uskup Agata, kendatipun ia
sangat ingin agar orang lain saja yang dipilih. Sebagai uskup, ia berusaha
membaharui cara hidup para imamnya dan seluruh umat di keuskupannya. Selain
itu, ia menulis banyak buku, diantaranya buku Teologi Moral yang terus dicetak
ulang sampai abad ini. Tulisan-tulisannya sangat membantu imam-imam teristimewa
dalam bidang perlayanan sakramen Tobat. Dengannya mereka bukan saja mengemban
tugas itu dengan penuh kasih sayang, melainkan juga memberikan bimbingan yang
tepat kepada umat.
Karena sering jatuh sakit, ia beberapa kali minta boleh mengundurkan diri sebagai uskup, namun permohonannya baru dikabulkan ketika ia berumur 80 tahun. Ia diperbolehkan kembali ke biara. Masa-masa terakhir hidupnya sangatlah berat karena penyakit yang dideritanya dan serangan para musuh terhadap kongregasinya. Akhirnya pada tahun 1787, ketika berusia 91 tahun, ia meninggal dunia dengan tenang di Pagani, dekat Napoli, Italia.
DOA PENUTUP
Allah, penyelamat manusia, Engkau selalu membangkitkan tokoh-tokoh agung untuk menyegarkan semangat GerejaMu. Semoga kami mengikuti jejak santo Alfonsus Maria dan giat mengusahakan keselamatan manusia, supaya kami memperoleh juga ganjaran yang indah di surga. Demi Yesus Kristus pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar