Jumat, 03 September 2021
Pekan Biasa XXII – O PEKAN II
Pw. S. Gregorius Agung, PausPujG (P)
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Alleluya
MADAH
Ya gembala yang terhormat
Trimalah pujian umat
Tuhan sendiri terharu
Bila kami memujimu.
Kristuslah imam abadi
Yang menghidupkan kembali
Umat baru bagi Allah
Bagaikan mempelai indah.
Iapun sudah berkenan
Memilih dan mentahbiskan
Engkau menjadi pelayan
Gembala umat beriman.
Terpujilah Allah Bapa
Bersama Putra dan RohNya
Yang melimpahkan kurnia
Kepada kita semua. Amin.
PENDARASAN MAZMUR
Antifon 1
Janganlah menghajar aku dalam amarahMu, ya Tuhan.
Mazmur 37 (38) Doa orang berdosa dalam bahaya
Semua orang yang mengenal Yesus dari dekat berdiri jauh-jauh ( Luk 23,49 )
I
Ya Tuhan, janganlah menyiksa aku dalam murkaMu,
janganlah menghajar aku dalam amarahMu.
PanahMu tertancap dalam tubuhku,*
tanganMu berat menekan daku.
Karena amarahMu rusaklah tubuhku terkoyak-koyak,*
karena dosaku remuklah tulang belulangku.
Aku tenggelam dalam lautan kesalahanku,*
tersesak oleh timbunan dosa yang tak tertahan.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 1
Janganlah menghajar aku dalam amarahMu, ya Tuhan.
Antifon 2
Ya Tuhanku, jeritan tangisku menggema dihadapanMu.
II
Lukaku membusuk dan bernanah *
karena kebodohan tingkah lakuku.
Aku tertunduk dan tersungkur,*
sepanjang hari aku berkeliaran kebingungan.
Hatiku panas, tersengat radang, *
tiada yang sehat dalam diriku.
Aku hancur luluh kehabisan tenaga,*
hatiku mengaduh dan meronta-ronta kesakitan.
Ya Tuhanku, jeritan tangisku menggema di hadapanMu,*
dan rintihanku tidak tersembunyi bagiMu.
Jantungku berdebar-debar dimakan demam, kekuatanku menghilang, *
bahkan cahaya mataku pudar melenyap.
Handai taulanku menyingkiri aku karena penyakitku,*
dan kaum kerabatku menjauhi aku.
Orang yang ingin mencabut nyawaku memasang jerat, *
orang yang mengikhtiarkan celakaku, mengejar aku.
Pembunuhan dan pengkhianatan *
itulah yang mereka pikir-pikirkan sepanjang hari.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 2
Ya Tuhanku, jeritan tangisku menggema di hadapanMu.
Antifon 3
Aku mengakui dosaku; jangan tinggalkan daku, ya Tuhan, penyelamatku.
III
Namun aku seperti orang tuli yang tidak mendengar, *
seperti orang bisu yang tidak membuka mulut
Aku seperti orang yang tidak mendengar,*
yang tidak mengucapkan bantahan.
Sebab kepadaMulah aku berharap, ya Tuhan, *
Engkaulah yang akan menjawab, ya Allahku.
Kataku: “Janganlah biarkan mereka mempermainkan daku,*
jangan mereka menjadi sombong bila aku goyah.”
Sebab tak mungkin aku lepas dari kesalahanku,*
terus menerus aku dirundung kesusahan.
Sungguh, aku mengakui dosaku,*
aku cemas karena kejahatanku.-
Aku menghadapi lawan yang sangat kuat,*
amat banyaklah musuh yang mengkhianati aku.
Mereka membalas kebaikan dengan kejahatan,*
mereka mengumpat aku, padahal aku bermaksud baik.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus, seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 3
Aku mengakui dosaku; jangan tinggalkan daku, ya Tuhan, penyelamatku.
BACAAN
Ams 5: 1-17
Ams 5:1 Hai anakku, perhatikanlah hikmatku, arahkanlah
telingamu kepada kepandaian yang kuajarkan,
Ams 5:2 supaya engkau berpegang pada kebijaksanaan
dan bibirmu memelihara pengetahuan.
Ams 5:3 Karena bibir perempuan jalang menitikkan
tetesan madu dan langit-langit mulutnya lebih licin dari pada minyak,
Ams 5:4 tetapi kemudian ia pahit seperti empedu,
dan tajam seperti pedang bermata dua.
Ams 5:5 Kakinya turun menuju maut, langkahnya
menuju dunia orang mati.
Ams 5:6 Ia tidak menempuh jalan kehidupan,
jalannya sesat, tanpa diketahuinya.
Ams 5:7 Sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah
aku, janganlah kamu menyimpang dari pada perkataan mulutku.
Ams 5:8 Jauhkanlah jalanmu dari pada dia, dan
janganlah menghampiri pintu rumahnya,
Ams 5:9 supaya engkau jangan menyerahkan
keremajaanmu kepada orang lain, dan tahun-tahun umurmu kepada orang kejam;
Ams 5:10 supaya orang lain jangan mengenyangkan diri
dengan kekayaanmu, dan hasil susah payahmu jangan masuk ke rumah orang yang
tidak dikenal
Ams 5:11 dan pada akhirnya engkau akan mengeluh,
kalau daging dan tubuhmu habis binasa,
Ams 5:12 lalu engkau akan berkata: "Ah, mengapa
aku benci kepada didikan, dan hatiku menolak teguran;
Ams 5:13 mengapa aku tidak mendengarkan suara
guru-guruku, dan tidak mengarahkan telingaku kepada pengajar-pengajarku?
Ams 5:14 Aku nyaris terjerumus ke dalam tiap
malapetaka di tengah-tengah jemaah dan perkumpulan."
Ams 5:15 Minumlah air dari kulahmu sendiri, minumlah
air dari sumurmu yang membual.
Ams 5:16 Patutkah mata airmu meluap ke luar seperti
batang-batang air ke lapangan-lapangan?
Ams 5:17 Biarlah itu menjadi kepunyaanmu sendiri,
jangan juga menjadi kepunyaan orang lain.
BACAAN LAIN
Sumber Iman
Katolik
Gregorius lahir
di Roma pada tahun 540. Ibunya Silvia dan dua orang tantenya, Tarsilla dan
Aemeliana, dihormati pula oleh Gereja sebagai orang kudus. Ayahnya Geordianus,
tergolong kaya raya; memiliki banyak tanah di Sicilia, dan sebuah rumah indah
di lembah bukit Ceolian, Roma. Selama masa kanak – kanaknya, Gregorius
mengalami suasana pendudukan suku bangsa Goth, Jerman atas kota Roma; mengalami
berkurangnya penduduk kota Roma dan kacaunya kehidupan kota. Meskipun demikian,
Gregorius menerima suatu pendidikan yang memadai. Ia pandai sekali dalam
pelajaran tata bahasa, retorik dan dialetika.
Karena posisinya
di antara keluarga – keluarga aristokrat (bangsawan) sangat menonjol, Gregorius
dengan mudah terlibat dalam kehidupan umum kemasyarakatan, dan memimpin
sejumlah kecil kantor. Pada usia 33 tahun ia menjadi Prefek kota Roma, suatu
kedudukan tinggi dan terhormat dalam dunia politik Roma saat itu. Namun Tuhan
menghendaki Gregorius berkarya di ladang anggurNya. Gregorius meletakkan
jabatan politiknya dan mengumumkan niatnya untuk menjalani kehidupan membiara.
Ia menjual sebagian besar kekayaannya dan uang yang diperolehnya dimanfaatkan
untuk mendirikan biara – biara. Ada enam biara yang didirikan di Sicilia dan
satu di Roma. Di dalam biara – biara itu, ia menjalani kehidupannya sebagai
seorang rahib. Namun ia tidak saja hidup di dalam biara untuk berdoa dan
bersemadi, ia juga giat di luar; membantu orang – orang miskin dan tertindas,
menjadi diakon di Roma, menjadi Duta Besar di istana Konstantinopel. Pada tahun
586 ia dipilih menjadi Abbas di biara Santo Andreas di Roma. Di sana ia
berjuang membebaskan para budak belian yang dijual di pasar – pasar kota Roma.
Pada tahun 590,
dia diangkat menjadi Paus. Dengan ini dia dapat dengan penuh wibawa
melaksanakan cita – citanya membebaskan kaum miskin dan lemah, terutama budak –
budak dari Inggris. Ia mengutus Santo Agustinus ke Inggris bersama 40 biarawan
lain untuk mewartakan Injil disana. Gregorius adalah Paus pertama yang secara
resmi mengumumkan dirinya sebagai Kepala Gereja Katolik sedunia. Ia memimpin
Gereja selama 14 tahun, dan dikenal sebagai seorang Paus yang mashyur,
negarawan dan administrator ulung pada awal abad pertengahan serta Bapa Gereja
Latin yang terakhir. Karena tulisan – tulisannya yang berbobot, dia digelari
sebagai Pujangga Gereja Latin. Meskipun begitu ia tetap rendah hati dan
menyebut dirinya sebagai ‘Abdi para abdi Allah’ (servus servorum Dei). Julukan
ini tetap dipakai sampai sekarang untuk jabatan Paus di Roma. Setelah memimpin
Gereja Kristus selama 14 tahun, Gregorius meninggal dunia pada tahun 604.
DOA PENUTUP
Allah yang maharahim, penuh belaskasihan Kaujaga umatMu dan Kaubimbing dalam kasih sayangMu. Buatlah para pemimpin umatMu bersemangat dan bijaksana berkat doa bapa suci Gregorius agung. Semoga kemajuan umatMu selalu menggembirakan para gembalanya. Demi Yesus Kristus, pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
Aamiiinn...
BalasHapusPuji Tuhan...
BalasHapusAlleluya...