Sabtu, 13 Desember 2025
Pekan Adven II – O PEKAN II
Pw. S.Lusia, PrwMrt (M)
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hamba-Mu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus,
seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin
Alleluya
MADAH
Sabda yang dari semula
Lahir di pangkuan Bapa
Datanglah menebus kami
Sesudah lama dinanti
Terangilah hati kami
Dengan cahaya ilahi
Supaya siap selalu
Menyambut kedatanganMu
Janganlah kami binasa
Karna dibebani dosa
Semoga kami selamat
Berkat berlimpahnya rahmat
Dipuja dan dipujilah
Bapa dan Putera Allah
Bersama Roh mahamulya
Selalu senantiasa. Amin
PENDARASAN MAZMUR
Ant. 1 Ingatlah akan daku, ya Tuhan, datanglah menyelamatkan daku.
Mazmur 105 (106) Kebaikan Tuhan dan ketidaksetiaan bangsa Israel
Semuanya ini dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu zaman akhir telah tiba (1 Korintus 10:11).
I
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik,*
kekal abadi kasih setia-Nya.*
Siapa sanggup mewartakan keperkasaan Tuhan*
dan memperdengarkan segala pujian-Nya?
Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum,*
yang melakukan keadilan setiap waktu!
Ingatlah akan daku, ya Tuhan,*
demi kemurahan-Mu yang berlimpah-limpah.
Datanglah menyelamatkan daku,*
supaya aku menikmati kebahagiaan orang pilihan-Mu.
Semoga aku bergembira bersama dengan umat-Mu*
dan berbangga atas milik pusaka-Mu.
Kami telah berdosa seperti leluhur kami,*
kami bersalah dan berbuat jahat.
Sesudah keluar dari Mesir,✝
leluhur kami lupa akan karya-Mu yang agung *
dan tidak ingat akan kasih setia-Mu yang berlimpah.
Sesudah menyeberangi Laut Merah,*
mereka memberontak melawan Allah yang Mahatinggi.
Padahal Allah telah menyelamatkan mereka demi nama-Nya *
untuk memperkenalkan keperkasaan-Nya.
Ia telah menghardik laut dan mengeringkannya,
Ia telah menghantar mereka melalui dasar laut*
seperti melalui padang gurun.
Ia telah menyelamatkan mereka dari tangan musuh *
dan membebaskan mereka dari pasukan Mesir.
Musuh mereka terpelanting oleh empasan ombak,*
tak seorang pun berhasil meloloskan diri.
Waktu itu mereka percaya akan sabda Allah*
dan menyanyikan lagu pujian bagi-Nya.
Tetapi mereka segera lupa akan karya Tuhan,*
bahkan tidak peduli akan nasihat-Nya.
Mereka bersungut-sungut di gurun pasir *
dan mencobai Allah di padang belantara.
Tetapi Allah memenuhi permintaan mereka *
dan mengenyahkan kelaparan mereka.
Mereka cemburu kepada Musa di perkemahan,*
dan kepada Harun yang disucikan Tuhan.
Maka terbukalah bumi dan menelan Datan,*
menimbuni Abiran dan kawan-kawannya.
Api menjolak memangsa golongannya,*
nyalanya menghanguskan kaum pemberontak.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus,
pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin.
Ant. 1 Ingatlah akan daku, ya Tuhan, datanglah menyelamatkan daku.
Ant. 2 Jagalah jangan sampai engkau lupa akan perjanjian Tuhan Allahmu.
II
Mereka membuat anak lembu di gunung Horeb *
dan bersembah sujud kepada patung tuangan.
Mereka menukar Tuhan mereka yang mulia *
dengan arca seekor sapi pemakan rumput.
Mereka lupa akan Allah, penyelamat mereka,*
yang telah melakukan perbuatan agung di Mesir,
karya yang mengagumkan di tanah Kham,*
perbuatan dahsyat di tepi Laut Merah.
Maka Allah memutuskan untuk memusnakan mereka,*
seandainya tidak dicegah Musa, hamba-Nya yang terpilih.
Sebab Musa mengantara di hadapan Tuhan,*
jangan sampai amarah-Nya membinasakan mereka.
Kemudian mereka menolak tanah yang dijanjikan *
dan tidak percaya akan firman-Nya.
Mereka menggerutu di perkemahan *
dan enggan mendengarkan suara Tuhan.
Maka Allah mengepalkan tangan terhadap mereka *
untuk menghancurkan mereka di padang gurun,
untuk menghamburkan benih mereka di antara bangsa-bangsa *
dan mencerai-beraikan mereka di berbagai negeri.
Mereka menundukkan diri kepada dewa Baal Peor *
dan mengikuti perjamuan untuk berhala yang mati.
Dengan demikian mereka membangkitkan amarah Tuhan,*
sehingga timbullah bencana di antara mereka.
Lalu tampillah Pinehas dan menjadi penengah,*
maka berhentilah malapetaka itu.
Karena itu ia dipandang sebagai orang berjasa,*
turun temurun, untuk selama-lamanya.
mereka menggusurkan Tuhan dekat air Meriba,*
sehingga Musa menanggung rugi karena kesalahan mereka.
Sebab mereka memahitkan hatinya,*
sehingga ia terlanjur dalam ucapannya.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus,
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin.
Ant. 2 Jagalah jangan sampai engkau lupa akan perjanjian Tuhan Allahmu.
Ant. 3 Selamatkanlah kami, ya Tuhan, dan himpunkanlah kami dari antara para bangsa,
III
Bangsa Israel tidak mau memusnahkan para bangsa,*
seperti yang diperintahkan Tuhan.
Mereka bercampur dengan para bangsa *
dan mengikuti adat-istiadat mereka.
Mereka beribadat kepada berhala bangsa kafir *
yang menjadi perangkap bagi mereka.
Mereka menyerahkan putera-puteri mereka *
menjadi kurban bagi roh-roh jahat.
Mereka menumpahkan darah yang tak bersalah,*
darah putera-puteri mereka,
Yang mereka kurbankan kepada berhala Kanaan,*
sehingga tanah pusaka mereka dinodai darah.
Mereka menajiskan diri dengan perbuatannya *
dan berzinah karena tingkah lakunya.
Maka berkobarlah amarah Tuhan terhadap umat-Nya,*
dan Ia muak terhadap milik pusaka-Nya.
Tuhan menyerahkan mereka ke dalam tangan para bangsa,*
sehingga musuh berkuasa atas mereka.
Para lawan menindas mereka,*
merendahkan mereka di bawah kekuasaannya.
Berulang kali Tuhan melepaskan umat-Nya,✝
tetapi mereka sudah mencandu kejahatan *
dan runtuh karena kedurhakaannya.
Namun Tuhan memperhatikan kesusahan mereka *
dan mendengarkan jeritan umat-Nya.
Ia ingat akan perjanjian-Nya dengan mereka*
dan membimbing mereka dalam kasih setia-Nya yang berlimpah.
Ia menganugerahi mereka rahmat yang tiada taranya*
di hadapan segala lawan mereka.
Selamatkanlah kami, ya Tuhan, Allah kami,*
dan himpunkanlah kami dari antara para bangsa,
supaya kami bersyukur kepada-Mu, ya Allah yang kudus,*
dan berbangga atas keagungan-Mu yang terpuji.
Terpujilah Tuhan, Allah Israel,*
sekarang dan selama-lamanya. Amin.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus,
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin.
Ant. 3 Selamatkanlah kami, ya Tuhan, dan himpunkanlah kami dari antara para bangsa,
BACAAN
Dikutip dari http://www.imankatolik.or.id
Yesaya 29:1-8
Yes 29:1 Celakalah Ariel, Ariel, kota tempat Daud berkemah! Biarlah tahun demi tahun perayaan-perayaan silih berganti!
Yes 29:2 Aku akan menyesakkan Ariel, sehingga orang mengerang dan mengaduh, dan kota itu akan seperti perapian bagi-Ku.
Yes 29:3 Aku akan berkemah di segala penjuru mengepung engkau, dan akan membuat tempat-tempat pengintaian untuk mengimpit engkau, dan akan mendirikan pagar-pagar pengepungan terhadap engkau.
Yes 29:4 Maka engkau akan merendahkan diri dan engkau bersuara dari dalam tanah, perkataanmu kedengaran samar-samar dari dalam debu; suaramu akan berbunyi seperti suara arwah dari dalam tanah, dan perkataanmu akan kedengaran seperti bisikan dari dalam debu.
Yes 29:5 Akan tetapi segala pasukan lawanmu akan hilang lenyap seperti abu halus, dan semua orang yang gagah sombong akan menjadi seperti sekam yang melintas terbang. Sebab dengan tiba-tiba, dalam sekejap mata,
Yes 29:6 engkau akan melihat kedatangan TUHAN semesta alam dalam guntur, gempa dan suara hebat, dalam puting beliung dan badai dan dalam nyala api yang memakan habis.
Yes 29:7 Maka segala pasukan bangsa-bangsa yang berperang melawan Ariel, dan semua orang yang memerangi dia dan kubu pertahanannya dan orang-orang yang menyesakkan dia akan seperti mimpi dan seperti penglihatan malam-malam:
Yes 29:8 seumpama seorang yang lapar bermimpi ia sedang makan, pada waktu terjaga, perutnya masih kosong, atau seumpama seorang yang haus bermimpi ia sedang minum, pada waktu terjaga, sesungguhnya ia masih lelah, kerongkongannya masih dahaga, demikianlah halnya dengan segala pasukan bangsa-bangsa yang berperang melawan gunung Sion.
BACAAN LAIN
Sumber Iman Katolik
Kata cerita kuno: Lusia lahir di Sirakusa, di pulau Sisilia, Italia pada abad ke-4. Orangtuanya adalah bangsawan Italia yang beragama Kristen. Ayahnya meninggal dunia ketika ia masih kecil, sehingga perkembangan dirinya sebagian besar ada dalam tanggung jawab ibunya, Eutychia. Semenjak usia remaja, Lusia sudah berikrar untuk hidup suci murni. Ia berjanji tidak menikah. Namun ketika sudah besar, ibunya mendesak dia agar mau menikah dengan seorang pemuda kafir. Hal ini ditolaknya dengan tegas. Pada suatu ketika ibunya jatuh sakit. Lusia mengusulkan agar ibunya berziarah ke makam Santa Agatha di Kathania untuk memohon kesembuhan. Usulannya ditanggapi baik oleh ibunya. Segera mereka ke Kathania. Apa yang dikatakan Lusia ternyata benar-benar dialami ibunya. Doa permohonan mereka dikabulkan: sang ibu sembuh. Bahkan Santa Agatha sendiri menampakkan diri kepada mereka berdua. Sebagai tanda syukur, Lusia diizinkan ibunya tetap teguh dan setia pada kaul kemurnian hidup yang sudah diikrarkannya kepada Kristus.
Kekaisaran Romawi pada waktu itu diperintahi oleh Diokletianus, seorang kaisar kafir yang bengis. Ia menganggap diri keturunan dewa; oleh sebab itu seluruh rakyat harus menyembahnya atau menyembah patung dewa-dewa Romawi. Umat Kristen yang gigih membela dan mempertahankan imannya menjadi korban kebengisan Diokletianus. Mereka ditangkap, disiksa, dan dibunuh. Situasi ini menjadi kesempatan emas bagi pemuda-pemuda yang menaruh hati pada Lusia namun ditolak lamarannya: mereka benci dan bertekad membalas dendamnya dengan melaporkan identitas keluarga Lusia sebagai keluarga Kristen kepada kaisar. Kaisar termakan laporan ini sehingga Lusia pun ditangkap; mereka merayu dan membujuknya dengan berbagai cara agar bisa memperoleh kemurniannya. Tetapi Lusia tak terkalahkan. Ia bertahan dengan gagah berani. Para musuhnya tidak mampu menggerakkan dia karena Tuhan memihaknya. Usahanya untuk membakar Lusia tampak tak bisa dilaksanakan. Akhirnya, seorang algojo memenggal kepalanya sehingga Lusia tewas sebagai martir Kristus oleh pedang seorang algojo kafir.
Lusia dihormati di Roma, terutama di Sisilia sebagai perawan dan martir yang sangat terkenal sejak abad ke-6. Untuk menghormatinya, dibangunlah sebuah gereja di Roma. Namanya dimasukkan dalam Doa Syukur Agung Misa. Mungkin karena namanya berarti 'cahaya' maka pada Abad Pertengahan orang berdoa dengan perantaraannya memohon kesembuhan dari penyakit mata. Konon, pada waktu ia disiksa, mata Lusia dicungkil oleh algojo-algojo yang menderanya; ada pula cerita yang mengatakan bahwa Lusia sendirilah yang mencungkil matanya dan menunjukkan kepada pemuda-pemuda yang mengejarnya. Ia wafat sebagai martir pada tanggal 13 Desember 304. Semoga kisah suci hidup Santa Lusia memberi peringatan kepada kita, lebih-lebih para putri kita yang manis-manis, supaya bertekun dalam doa dan mohon perlindungannya.
DOA PENUTUP
Tuhan, kemuliaan para martir, dengarkanlah kami kiranya berkat bantuan Santa Lusia, perawan dan martir-Mu. Semoga kemuliaannya yang kami peringati di dunia, kelak kami saksikan di surga. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar