Selasa, 13 Desember 2022
PEKAN III ADVEN – O PEKAN III
Pw. S.Lusia, PrwMrt (M)
IBADAT BACAAN
PEMBUKAAN
P: Ya Allah, bersegeralah menolong aku
U: Ya Tuhan, perhatikanlah hambaMu
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Alleluya.
MADAH
Sabda yang dari semula
Lahir di pangkuan Bapa
Datanglah menebus kami
Sesudah lama dinanti
Terangilah hati kami
Dengan cahaya ilahi
Supaya siap selalu
Menyambut kedatanganMu
Janganlah kami binasa
Karna dibebani dosa
Semoga kami selamat
Berkat berlimpahnya rahmat
Dipuja dan dipujilah
Bapa dan Putera Allah
Bersama Roh mahamulya
Selalu senantiasa. Amin
PENDARASAN MAZMUR
Antifon 1
Bila Allah bangkit, para lawanNya melarikan diri dari hadapanNya
Mazmur 67 (68) Tuhan masuk dengan jaya
Kristus naik ke surga sambil membawa tawanan; Ia memberikan ganjaran kepada manusia (Ef 4,8)
Bila Allah bangkit, tercerai berailah musuhNya, *
para lawanNya melarikan diri dari hadapanNya.
Seperti asap menghilang, mereka terusir, +
seperti lilin meleleh di depan api, *
orang jahat binasa di hadapan Allah.
Tetapi orang jujur akan bersukacita, +
mereka meria-ria di hadapan Allah *
dan bersorak-sorai dengan gembira.
Bernyanyilah, hai para dewa, bermazmurlah, hai langit, *
siapkanlah jalan bagi Allah yang mengendarai awan.
Bersukacitalah dalam Tuhan *
dan bergembiralah di hadapanNya.
Bapa bagi anak yatim dan pelindung para janda, *
itulah Allah di kediamanNya yang kudus;
Allah memberikan tempat tinggal kepada bangsaNya yang merantau, +
Ia membebaskan para tawanan dengan iringan bunyi-bunyian, *
tetapi para pembangkang dikubur di alam maut.
Ya Allah, tatkala Engkau maju di depan umatMu, *
tatkala Engkau melintasi padang belantara,
Bergoncanglah bumi dan langit mencurahkan hujan +
di hadapan wajah Tuhan, Allah Sinai; *
di hadapan wajah Tuhan, Allah Israel.
Curahkanlah hujanMu yang melimpah, ya Allah, *
suburkanlah tanah pusakaMu yang kersang.
Uruslah keluargaMu yang diam di sana, *
peliharalah para penduduknya dengan hujanMu, ya Allah.
Ya Tuhanku, utuslah firmanMu dalam deru guntur, *
supaya gugusan bintang membuka pintu hujan dengan gembira.
Hendaknya para panglima gugusan bintang membungkukkan diri, +
membungkukkan diri untuk menurunkan hujan, *
sehingga padang rumput di negeri menikmati berkatnya.
Hendaknya mereka mengosongkan waduk hujan, *
menyirami padang di antara kawanan domba.
Matahari berkilau-kilauan bagaikan merpati *
yang bersayapkan perak dan emas.
Ketika Allah yang mahakuasa menyelubungi
panglima bintang dengan awan, *
turunlah salju di atas gunung Zalmon
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 1
Bila Allah bangkit, para lawanNya melarikan diri dari hadapanNya
Antifon 2
Allah sendiri yang menyelamatkan kita, sebab berkat Tuhanlah kita lolos dari maut.
II
O gunung agung, gunung Basan, *
o gunung yang berpuncak banyak, gunung Basan!
Hai gunung yang berpuncak banyak,*
mengapa engkau cemburu?
Mengapa cemburu kepada gunung yang dipilih Allah sebagai istanaNya,*
gunung Sinai yang didiami Tuhan untuk selama-lamanya?
Pawai kereta Allah puluhan ribu jumlahnya, +
ditumpangi beribu-ribu pemanah, *
ketika Tuhan datang menjadikan Sinai tempatNya yang kudus.
Ya Tuhan, Engkau mendaki puncak gunung sambil membawa tawanan, *
Engkau menerima persembahan dari mereka.
Tetapi bala tentara Firaun yang membangkang *
dicampakkan ke alam maut oleh Tuhan Allah.
Terpujilah Tuhan, hari demi hari, *
Allah sendiri, penyelamat kita, telah mengambil beban perbudakan kita.
Allah sendiri yang menyelamatkan kita, *
sebab berkat Tuhanlah kita lolos dari maut.
Sesungguhnya, Allah telah meremukkan kepala musuhNya, *
memecah tengkorak mereka, tatkala Ia tampil dari surgaNya.
Tuhan berfirman: “Aku telah melumpuhkan naga *
dan membungkam Laut Merah.”
Dengan demikian kakiMu melangkah dalam lautan darah, *
dan mayat-mayat musuhMu dijilat anjing.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
Seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 2
Allah sendiri yang menyelamatkan kita, sebab berkat Tuhanlah kita lolos dari maut.
Antifon 3
Hai raja-raja bumi, bernyanyilah; hai segala dewata, pujilah Allah.
III
Saksikanlah perarakan Allahku, *
perarakan rajaku dari tempatNya yang kudus.
Para penyanyi di muka, para pemetik kecapi paling belakang, *
di tengah gadis-gadis yang memukul rebana.
Pujilah Allah dalam himpunan umat, *
pujilah Tuhan dalam pertemuan bangsa Israel.
Lihatlah Benyamin, yang bungsu, berjalan di depan, +
pemuka-pemuka suku Yehuda berarak dalam dua baris, *
demikian pula para pemuka suku Zebulon dan Naftali. –
Kerahkanlah kekuatanMu, ya Allah, *
kukuhkanlah kota yang telah Kaubangun bagi kami.
Ya Allah yang mahatinggi, Engkau bersemayam di Yerusalem, *
raja-raja menyampaikan persembahan kepadaMu.
Hardiklah binatang-binatang itu, musuh dari Mesir, *
binatang buas seperti kawanan banteng.
Mereka menginjak-injak bangsa-bangsa karena rakus akan perak, *
mereka suka berperang dan memecah belah rakyat.
Suruhlah saudagar-saudagar Mesir membawa beludru, *
suruhlah Etiopia segera membawa kekayaannya kepada Allah.
Hai raja-raja bumi, bernyanyilah, *
hai segala dewata, pujilah Allah.
Lihatlah Dia, Ia mengendarai langit dari sediakala, *
dengarlah Dia, Ia memperdengarkan suaraNya yang dahsyat!
Pujilah Allah Israel, Allah yang mahatinggi, +
kekuasaanNya agung, mengatasi surga, *
Ia luhur, melampaui kediamanNya yang kudus.
Sungguh, Dialah Allah Israel, +
Ia memberikan kemenangan dan kuasa, *
hai umat, pujilah Allah.
Kemuliaan kepada Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
seperti pada permulaan sekarang selalu dan sepanjang segala abad. Amin
Antifon 3
Hai raja-raja bumi, bernyanyilah; hai segala dewata, pujilah Allah.
BACAAN
Dikutip dari http://www.imankatolik.or.id
Mi 4:1-7
Mi 4:1 Akan terjadi pada hari-hari yang
terakhir: gunung rumah TUHAN akan berdiri tegak mengatasi gunung-gunung dan
menjulang tinggi di atas bukit-bukit; bangsa-bangsa akan berduyun-duyun ke
sana,
Mi 4:2 dan banyak suku bangsa akan pergi serta
berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia
mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya dan supaya kita berjalan menempuhnya;
sebab dari Sion akan keluar pengajaran, dan firman TUHAN dari Yerusalem."
Mi 4:3 Ia akan menjadi hakim antara banyak
bangsa, dan akan menjadi wasit bagi suku-suku bangsa yang besar sampai ke
tempat yang jauh; mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak, dan
tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat
pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.
Mi 4:4 Tetapi mereka masing-masing akan duduk
di bawah pohon anggurnya dan di bawah pohon aranya dengan tidak ada yang
mengejutkan, sebab mulut TUHAN semesta alam yang mengatakannya.
Mi 4:5 Biarpun segala bangsa berjalan
masing-masing demi nama allahnya, tetapi kita akan berjalan demi nama TUHAN
Allah kita untuk selamanya dan seterusnya.
Mi 4:6 Pada hari itu, demikianlah firman
TUHAN, Aku akan mengumpulkan mereka yang pincang, dan akan menghimpunkan mereka
yang terpencar-pencar dan mereka yang telah Kucelakakan.
Mi 4:7 Mereka yang pincang akan Kujadikan
pangkal suatu keturunan, dan yang diusir suatu bangsa yang kuat, dan TUHAN akan
menjadi raja atas mereka di gunung Sion, dari sekarang sampai selama-lamanya.
BACAAN LAIN
Sumber Iman Katolik
Kata cerita kuno: Lusia lahir di Sirakusa, di pulau Sisilia, Italia pada abad ke-4. Orangtuanya adalah bangsawan Italia yang beragama Kristen. Ayahnya meninggal dunia ketika ia masih kecil, sehingga perkembangan dirinya sebagian besar ada dalam tanggungjawab ibunya Eutychia. Semenjak usia remaja, Lusia sudah berikrar untuk hidup suci murni. Ia berjanji tidak menikah. Namun ketika sudah besar, ibunya mendesak dia agar mau menikah dengan seorang pemuda kafir. Hal ini ditolaknya dengan tegas. Pada suatu ketika ibunya jatuh sakit. Lusia mengusulkan agar ibunya berziarah ke makam Santa Agatha di Kathania untuk memohon kesembuhan. Usulannya ditanggapi baik oleh ibunya. Segera mereka ke Kathania. Apa yang dikatakan Lusia ternyata benar-benar dialami ibunya. Doa permohonan mereka dikabulkan: sang ibu sembuh. Bahkan Santa Agatha sendiri menampakkan diri kepada mereka berdua. Sebagai tanda syukur, Lusia diizinkan ibunya tetap teguh dan setia pada kaul kemurnian hidup yang sudah diikrarkannya kepada Kristus.
Kekaisaran Romawi pada waktu itu diperintahi oleh Diokletianus, seorang kaisar kafir yang bengis. Ia menganggap diri keturunan dewa; oleh sebab itu seluruh rakyat harus menyembahnya atau menyembah patung dewa-dewa Romawi. Umat Kristen yang gigih membela dan mempertahankan imannya menjadi korban kebengisan Diokletianus. Mereka ditangkap, disiksa dan dibunuh. Situasi ini menjadi kesempatan emas bagi pemuda-pemuda yang menaruh hati pada Lusia namun ditolak lamarannya: mereka benci dan bertekad membalas dendamnya dengan melaporkan identitas keluarga Lusia sebagai keluarga Kristen kepada kaisar. Kaisar termakan laporan ini sehingga Lusia pun ditangkap; mereka merayu dan membujuknya dengan berbagai cara agar bisa memperoleh kemurniannya. Tetapi Lusia tak terkalahkan. Ia bertahan dengan gagah berani. Para musuhnya tidak mampu menggerakkan dia karena Tuhan memihaknya. Usahanya untuk membakar Lusia tampak tak bisa dilaksanakan. Akhirnya seorang algojo memenggal kepalanya sehingga Lusia tewas sebagai martir Kristus oleh pedang seorang algojo kafir.
Lusia dihormati di Roma, terutama di Sisilia sebagai perawan dan martir yang sangat terkenal sejak abad ke-6. Untuk menghormatinya, dibangunlah sebuah gereja di Roma. Namanya dimasukkan dalam Doa Syukur Agung Misa. Mungkin karena namanya berarti 'cahaya' maka pada Abad Pertengahan orang berdoa dengan perantaraannya memohon kesembuhan dari penyakit mata. Konon, pada waktu ia disiksa, mata Lusia dicungkil oleh algojo-algojo yang menderanya; ada pula cerita yang mengatakan bahwa Lusia sendirilah yang mencungkil matanya dan menunjukkan kepada pemuda-pemuda yang mengejarnya. Ia wafat sebagai martir pada tanggal 13 Desember 304. Semoga kisah suci hidup Santa Lusia memberi peringatan kepada kita, lebih-lebih para putri kita yang manis-manis, supaya bertekun dalam doa dan mohon perlindungannya.
DOA PENUTUP
Tuhan, kemuliaan para martir, dengarkanlah kami kiranya berkat bantuan santa Lusia, perawan dan martirMu. Semoga kemuliaannya yang kami peringati di dunia, kelak kami saksikan di surga. Demi Yesus Kristus, PuteraMu dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dalam persekutuan Roh kudus, sepanjang segala masa. Amin
PENUTUP
P: Marilah memuji Tuhan
U: Syukur kepada Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar